Tuesday 23 August 2016

LOGO IPRM MAN 1 KOTA CIREBON

nih logo IPRM MAN 1 KOTA CIREBON/MAN 3 KOTA CIREBON. q bkinin yg rapihnya. monggo di di ambil

Friday 27 May 2016

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PAI SISWA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 GUNUNGJATI KABUPATEN CIREBON PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM.



DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
A. Judul Penelitian......................................................................................... 1
B. Latar Belakang Masalah........................................................................... 1
C. Permusuan Masalah.................................................................................. 6      
D. Tujuan Penelitian...................................................................................... 6
E. Kegunaan Penelitian.................................................................................. 7
F. Kerangka Pemikiran.................................................................................. 8
G. Hipotesis...................................................................................................... 9
H. Deskripsi Teori........................................................................................... 9
I. Metodologi Penelitian.................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 16
Judul Penelitian :
EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PAI SISWA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 GUNUNGJATI KABUPATEN CIREBON PADA MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM.

A.       Latar Belakang Masalah
Agama memiliki peran yang amat penting dalam peranan umat manusia. Agama  menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna. Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia maka interalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi suatu keniscayaan. Yang ditempuh melalui pendidikan dalam keluarga. Pendidikan agama Islam sebagai usaha yang diperlukan untuk menanamkan ajaran agama Islam yang tujuannya adalah untuk mengembangkan moral dan kepribadian manusia (Majid, 2012).  Pendidikan Agama berstatus mata pelajaran pokok di sekolah-sekolah umum mulai dari SD sampai dengan Perguruan Tinggi berdasarkan TAP MPRS Nomor XXVII/MPRS/1996 Bab 1 pasal 1 salah satunya yakni Pendidikan Agama Islam.
Adanya pendidikan agama Islam bagi anak anak dan keluarga menjadi sangat penting. Salah satu upaya pemberian pendidikan agama Islam bagi umat muslim adalah melalui lembaga pendidikan yang ada di sekolah. Ada tiga variabel utama yang saling berkaitan dalam strategi pelaksanaan pendidikan di sekolah. Ketiga variabel tersebut adalah kurikulum, guru, dan pengajaran atau proses belajar mengajar (Arifin, 1990).  Guru menempati kedudukan sentral, sebab guru harus mampu menerjemahkan dan menjabarkan nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum, kemudian mentransformasikan nilai-nilai tersebut kepada siswa melalui proses pengajaran di sekolah.
Perkembangan global saat ini menuntut dunia pendidikan selalu mengubah  konsep  berfikir. itulah, Perubahan selalu dilakukan sesuai dengan  perkembangan jaman. Belajar adalah proses penambahan pengetahuan konsep ini maka  pada  pengertian awal dan sesuai dengan kalimah thoyibah berikut yang berbunyi:
AN-NAHL 125
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (Al-Qur’an dan Terjemahan Depag RI,2006:9).
Salah satu ciri pengajaran yang berhasil dapat dilihat dari kadar kegiatan siswa belajar. Makin tinggi kegiatan belajar siswa dituntut untuk dapat aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Siswa tidak hanya mengandalkan guru sebagai sumber belajar yang utama. Pada saat melakukan kegiatan belajar aktif, siswa melakukan sebagian besar pekerjaan yang harus dilakukan. Belajar aktif merupakan langkah cepat yang menyenangkan, mendukung, dan secara pribadi menarik hati. Sering kali, siswa tidak hanya terpaku di tempat duduk mereka saja, tetapi berpindah-pindah dan berpikir keras. Belajar aktif merupakan sebuah kesatuan sumber kumpulan strategi-strategi pembelajaran yang komprehensif. Belajar aktif meliputi berbagai cara untuk membuat peserta didik aktif lebih awal melalui aktivitas-aktivitas yang membangun kerja kelompok dan dalam waktu singkat membuat mereka berpikir tentang materi pelajaran. Sebagai lembaga pendidikan, sekolah dituntut untuk melaksanakan pembelajaran yang kreatif dan memudahkan siswa dalam menerima pelajaran. Selain itu, sekolah juga harus bisa mengembangkan metode pembelajaran yang mampu membuat para siswa lebih aktif. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan pembelajaran aktif. Ketika belajar secara aktif, peserta didik mencari sesuatu. Mereka ingin menjawab pertanyaan, memerlukan informasi untuk menyelesaikan masalah, atau menyelidiki cara untuk melakukan pekerjaan.
     efektif dan efisien dalam proses pembelajaran seorang guru hendaknya dapat mengetahui apa yang menjadi kebutuhan anak didiknya dan tidak terlalu memonopoli proses pembelajaran yang dapat menjadikan siswa jenuh dan bosan belajar. proses pembelajaran (interaksi belajar-mengajar) diperlukan adanya komunikasi yang jelas antar guru dan siswa agar dapat mencapai tujuan pembelajaran. Namun, sering dijumpai adanya kegagalan dalam pembelajaran yang disebabkan lemahnya sistem komunikasi antara guru dan siswa. Pola komunikasi yang efektif dapat dikembangkan dengan menggunakan strategi pembelajaran. Akan tetapi, seringkali strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru kurang sesuai dengan kondisi siswa. Berbagai permasalahan sering dialami oleh para guru saat menggunakan strategi pembelajaran. Pertama, guru kurang menguasai beberapa strategi penyajian materi yang menarik dan efektif. Kedua, pemilihan metode kurang relevan dengan tujuan pelajaran dan materi pelajaran. Ketiga, guru kurang terampil dalam menggunakan metode dan terikat pada satu metode saja. Keempat, guru tidak memberikan umpan balik pada tugas yang dikerjakan siswa. (Wiryawan dkk:1999)
Beberapa permasalahan di atas terjadi mungkin dikarenakan seorang guru kesulitan dalam mencari strategi pembelajaran aktif yang tepat untuk diterapkan. Padahal, dalam melakukan pemilihan strategi pembelajaran aktif memerlukan pertimbangan yang matang. Hal ini sangat penting untuk dipahami, sebab masalah dalam proses belajar mengajar yang harus dicapai akan menentukan bagaimana cara menyampaikannya.
Tidak tepatnya strategi yang diterapkan dapat membuat pembelajaran terhambat dan tidak mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. SMP Negeri 1 GunungJati merupakan salah satu sekolah unggulan di Kabupaten Cirebon. Sekolah ini mempunyai guru-guru yang cukup berkompeten dalam mengajar. Selain itu, sarana dan media pembelajaran yang tersedia cukup lengkap. Tambahan pula, sekolah selalu berusaha untuk mengadakan pembelajaran yang dapat membuat siswa belajar dengan nyaman. Salah satu sasaran sekolah adalah menerapkan pembelajaran aktif guna mencapai tujuan sekolah yang diharapkan.
Peneliti telah melakukan wawancara pra penelitian kepada salah seorang
siswa SMP Negeri 1 GunungJati. Dia mengatakan bahwa guru PAI dalam mengajar tidak hanya ceramah terus-menerus tetapi juga menyuruh siswa untuk berdiskusi dan presentasi. Meskipun demikian, berdasarkan wawancara peneliti dengan salah satu guru PAI, beliau mengatakan bahwa dalam proses pembelajaranya tidak menggunakan media IT (powerpoint
maupun LCD). Padahal di SMP Negeri 1 GunungJati telah tersedia perangkat IT yang lengkap. Namun, tersedianya media pembelajaran tersebut belum dapat dimanfaatkan dengan baik. Strategi pembelajaran aktif yang diterapkan dalam pembelajaran PAI kurang bervariasi dan terkesan konvensional.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana penerapan strategi pembelajaran yang digunakan di sekolah ini, khususnya untuk mata pelajaran pendidikan agama Islam. Lebih lanjut, peneliti juga ingin mengetahui keefektifan strategi pembelajaran aktif tersebut. Oleh karena itu, peneliti mengangkat judul Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Active Learning dalam Meningkatkan Hasil Belajar PAI Siswa di Kelas VII SMP Negeri 1 GunungJati Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam.


B.       Perumusan masalah
1.      Pembatasan masalah
Untuk memperoleh hasil penelitian yang valid dan terarah, serta menghindari kesalahpahaman dan mencegah meluasnya batasan, maka penelitian dibatasi, yaitu:
a.       Objek penelitian adalah siswa VII SMP Negeri 1 GunungJati
b.      Model Pembelajaran Active Learning
2.      Pertanyaan penelitian
a.       Bagaimana hasil belajar PAI pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 GunungJati Kabupaten Cirebon dengan menggunakan model pembelajaran Active Learning?
b.      Bagaimana hasil belajar PAI pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 GunungJati Kabupaten Cirebon dengan tidak menggunakan model pembelajaran Active Learning?
c.       Seberapa besar perbedaan hasil belajar PAI pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 GunungJati Kabupaten Cirebon antara yang menggunakan model pembelajaran  Active Learning dan tidak menggunakan model pembelajaran Active Learning?

C.     Tujuan Penelitian
a.       Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 GunungJati menggunakan model pembelajaran Active Learning.
b.      Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 GunungJati dengan tidak menggunakan model pembelajaran Active Learning.
c.       Untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran Active Learning dan tidak menggunakan model pembelajaran Active Learning?

D.            Kegunaan Penelitian 
a.        Kegunaan Teoritik 
1.         Untuk memperoleh data tentang seberapa besar model pembelajaran  Active  learning pada siswa kelas VII pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 GunungJati Kabupaten Cirebon
2.         Untuk memperoleh data tentang seberapa besar pengaruh model pembelajaran  Active  learning  pada  mata  pelajaran  PAI  pada  siswa kelas VII pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 GunungJati Kabupaten Cirebon
b.        Kegunaan Praktis
1.    Bagi peneliti 
Memberikan gambaran mengenai hasil belajar model pembelajaran Active Learning terhadap peningkatan hasil belajar siswa.
2.    Bagi  Siswa
Penelitian ini dapat membantu cara belajar siswa dengan model pembelajaran yang berbeda.
3.    Bagi Guru
Penelitian ini dapat memberikan variasi dalam pembelajaran pendidikan Agama  Islam.

E.            Kerangka Pemikiran
Penddikan agama islam sangat penting diajarkan di sekolah guna memperkuat keimanan, akhlak yang baik. Serta tidak menjadi siswa-siswi yang tidak memahami isi dari ajaran agama yang dianutnya. Mata pelajaran pendidikan agama Islam dibagi dalam sub-sub  pembelajaran diantarannya, tentang  Alquran dan hadits, fiqih, tarqih Islam, akidah akhlak beserta bahasa arab. Penggunaan metode atau model  yang menyenangkan dan aktif sangat banyak, tetapi seorang guru harus menyesuaikan keadaan kelas atau siswa yang akan diajarkan dalam penggunaan metode atau model  juga harus sesuai dengan tingkatan siswa atau kelas yang akan diajarkan. Untuk itu penulis mengambil model pembelajaran active learning dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas VII.
Penguna metode atau model pembelajaran adalah salah satu yang dapat mempengaruhi  prestasi belajar siswa, karena dapat melibatkan siswa secara aktif dan juga menarik minat dan  perhatian siswa terhadap materi yang akan disampaikan. Dengan demikian aktifitas siswa dalam belajar muncul dan sangat  diperlukan dalam proses pembelajaran, sehingga siswa sendiri yang melaksanakan belajar.  Minat dan belajar siswa ini besar sekali pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa, sebab dengan  minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatnya.
Berdasarkan deskripsi di atas. Penulis mengambil model pembelajaran Active Learning sebagai suatu model pembelajaran yang sesuai untuk dilakukan  penelitian  siswa kelas VII pada mata pelajaran PAI di SMPN 1 Gunung Jati Kabupaten Cirebon.

F.             Hipotesis
Mengacu pendapat diatas maka hipotesis pada penelitian ini adalah jika:
1.      Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar PAI pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 GunungJati Kabupaten Cirebon antara yang menggunakan model pembelajaran Active Learning dan tidak menggunakan model pembelajaran Active Learning.
2.      Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar PAI pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 GunungJati Kabupaten Cirebon antara yang menggunakan model pembelajaran Active Learning dan tidak menggunakan model pembelajaran Active Learning.

G.           Deskripsi Teori
1.      Pengertian model pembelajaran active learning dan hasil belajar
a.      Pengertian belajar
Belajar adalah perubahan kemampuan yang terjadi pada diri manusia akibat melakukan kegiatan secara terus-menerus (dari waktu ke waktu ), dan belajar bukan hanya dipengaruhi oleh proses pertumbuhan.
( Supriadie, Darmawan, KomunikasiPembelajaran 2012)
   Belajar sebagai pengaruh yang relatif permanenatas perilaku, pengetahuanketerampilan berpikir yang dipikir melalui pengalaman.
(  Wibowo, B.S., 2007: 266)
b.      Teori-teori Belajar
1.      Teori Thorndike (Koneksionisme Bond Psycologi) adalah seorang tokoh dalam psikologi pendidikan yang besar pengaruhnya. Yang menjadi dasar belajar ialah asosiasi antara panca indra dengan simpul untuk bertindak. Belajar adalah bersifat trial and error artinya usaha dan kegagalan.
2.      Avlovionisme adalah Classical Conditioning teori ini bisa disebut refleks bersyarat.
3.      Behaviorisme, pelopornya Watson. Teorinya Sarbon (Stimulus and Response Bond Theory) secara refleks kalau ada stimulus lalu timbul respons. (Soegeng Santoso. Dasar-dasar Pendidikan TK, 2006: 3.3).
c.       Hasil belajar peserta didik bersifat
1.      Permanen, artinya perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar harus tahan lama menjadi milik individu dan dapat digunakan setiap saat.
2.      Fungsional, artinya perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar harus memiliki manfaat atau berguna, baik untuk kepentingan individu itu sendiri dalam menjalankan kehidupannya atau bermanfaat untuk kepentingan individu lainnya serta masyarakat.
3.      Normatif, artinya perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar harus lurus dengan norma dan sistem nilai yang dijunjung tinggi oleh individu dan masyarakat di mana individu tersebut hidup dan menjalankan kehidupannya.(Supriadie, Darmawan . KomunikasiPembelajaran 2012)
2.      Pengertian model pembelajaran active learning
Pembelajaran active learning adalah suatu proses pembelajaran untuk peserta didik agar belajar dengan menggunakan berbagai cara secara aktif.
Pembelajaran active learning dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh peserta didik, sehingga semua peserta didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki.

H.           Metodologi Penelitian
1.      Metode Penelitian
Banyak faktor yang mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran dan salahsatu faktornya ialah “metode”. Pengguanaan metode yang tepat dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran. Secara etimologi kata metode berasal dari dua suku kata yakni meta yang berarti “melalui” dan hodos yang berarti“jalan”. Jadi metode diartikan sebagai cara yang dilakukan dalam proses penelitian. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode Experimen yakni penulis terjun langsung melakukan percobaan-percobaan guna memperoleh suatu data.
2.      Waktu dan tempat Penelitian
         Penyusunan  proposal penelitian ini sudah dimulai pada bulan September 2015, dan diajukan di semester enam pada bulan November tahun 2015. Tempat penelitiannya yaitu di SMPN 1 Gunung Jati Kabupaten cirebon.
3.      Definisi Operasional Variabel
         Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian. Sering pula dinyatakan variabel penelitian sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti (Suryabrata, 1995:72).
         Dilihat dari sifatnya variabel dibagi kedalam dua, yakni variabel Devenden dan Variabel Indevenden. Variabel Devenden disebut juga variabel X atau variabel bebas artinya variabel yang tidak dipengaruhi variabel lain bahkan mempengaruhi variabel lain. Variabel Indevenden disebut juga vaiabel Y atau variabel terikat artinya variabel yang tidak mempengaruhi variabel lain bahkan dipengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yakni model pembelajaran active learning sebagai variabel bebas (X) dan hasil belajar sebagai variabel terikat (Y).
4.      Populasi dan Sampel
         Menurut Kountur (2007:145) Populasi adalah semua hal atau objek yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan. Maka dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 GunungJati  Kabupaten Cirebon yang berjumlah 325 orang. Menurut Sugiyono (2010) Sampel merupakan sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Maka sampel pada penelitian ini adalah sebagian siswa yang diambil dari kelas VII SMP Negeri 1 GunungJati Kabupaten Cirebon.
         Adapun teknik pengambilan sampel menurut pendapat Arikunto (2006:120) yakni: untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih menurut kemampuan peneliti.
Dilihat dari pendapat diatas, peneliti mengambil 12,5% dari  populasi yang akan dijadikan sampel. Maka pengambilan sampel dari jumlah populasi sebanyak 325 orang adalah sebagai berikut:
S=325x12,5% = 40,625
            Untuk memperlancar proses penelitian, maka sampel dibulatkan jumlahnya menjadi 41 orang. Adapun kelas yang dijadikan sampel penelitian yaitu kelas VII B.
5.      Teknik Pengumpulan Data
a.       Observasi ialah dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Observasi merupakan proses yang kompleks, yang tersusun dari proses biologis dan psikologis (Prof. Dr. Husaini dan purnomo, 2011 : 52)
b.      Angket ialah daftar pernyataan atau pertanyaan yang dikirimkan kepada respoden, baik secara langsung atau tidak langsung (melalui pos atau perantara). (Prof. Dr. Husaini dan purnomo, 2011 : 57).
c.       Daftar cocok atau cheek list ialah alat pengumpul data yang berupa data tentang aspek-aspek yang diambil datanya.
6.      Teknik Analisis Data
a.      Analisis Pendahuluan
Pada tahapan ini peneliti akan menjawab pertanyaan penelitian  no. 1 dan no. 2 yakni membuat kriteria gambaran-gambaran variabel XI dan variabel X2 melalui pengelompokkan skor masing-masing variabel menggunakan perhitungan Kriteria Skor Ideal menurut Dahlia (dalam Ridwuan, 2005 : 215) yaitu :
Data penelitian variabel XI dan variabel X2 dibagi menjadi tiga kategori yang didasarkan pada kriteria ideal dengan ketentuan sebagai berikut :
a.       Kategori I   : berada pada luas daerah kurva sebesar 27 % atau sebesar 0,73 kurva normal dengan Z = 0,61
b.      Kategori II  : berada pada luas daerah kurva sebesar 46 % atau letaknya terentang antara 0,72 kurva normal dengan Z = -0.61 sampai dengan Z = +0,61
c.       Kategori III            : berada pada luas daerah kurva sebesar 27 % atau 0,23 kurva normal dengan Z = -0,61
Jika dikonversikan dengan rumus di atas, maka didapat kriteria sebagai berikut :
X ≥ Xid + 0,61sd                                            adalah tinggi / baik
Xid - 0,61sd < X < Xid + 0,61sd                   adalah sedang
X ≤ Xid - 0,61sd                                             adalah kurang
Dengan ketentuan :
Xid                  : ½ skor maksimal
Sdid                 : 1/3 Xid
b.      Analisis Uji Hipotesis
Pada tahapan ini peneliti akan menjawab pertanyaan peneliti no. 3 yaitu dengan  analisis komparatif t-test yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat statistik yang meliputi :
a)      Uji Normalitas  
b)      Uji Homogenitas



DAFTAR PUSTAKA


Arifin, Zaenal, Evaluasi Instruksional Prinsip, Teknik, Prosedur, Bandung, Remaja Rosda Karya, 1990
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Bukhori, M. Teknik – Teknik Evaluasi dalam Pendidikan, Bandung, Jemmars, 1983
Depag RI. 2006. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: Depag RI.
Fathurrohman Oman . 2013. Micro Teaching. Cirebon: STAI BBC
Harto, K. 2012. Model Pengembangan Pendidikan Agama Islam .Jakarta: CV PustakaSetia
Kountur, Ronny.2007. Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta: PPM
Majid, Abdul. 2012. Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya
Sugiyono. 2012. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sumarna, C. 2008. FilsafatIlmu. Bandung: Mulia Press
Supriadi dan Darmawan . 2012. KomunikasiPembelajaran, Bandung: RemajaRosdaKarya
Tim Penyusun. 2015. Panduan Penulisan Skripsi. Cirebon: IAI BBC
Wiryawan, Sri Anitah dan Noorhadi, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: 1999