Monday 2 March 2015

Karya Ilmiah - Hutan



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Hutan merupakan suatu yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Karena di dalamnya terdapat berbagai macam tumbuhan maupun hutan yang dapat mencukupi kebutuhan manusia. Namun, dari waktu kewaktu luas hutan semakin berkurang. Makin munculnya “selimut hijau ini” bukannya tanpa dampak banjir, tanah longsor dan erosi merupakan dampak nyata yang kita saksikan di depan mata.
Maka dari itu kita harus melestarikan hutan kita. Agar kita terhindar dari becana alam yang selalu mengancam kita. Karena hutan menyimpan banyak kehidupan di dalamnya. Secara global hutan adalah paru – paru dunia krena akan menyerap karbon dioksida di udara dan melepaskan oksigen yang lebih banyak yang sangat bermanfaat bagi makhluk hidup di dunia.

1.2  Tujuan dan Manfaan Penulisan
Untuk mengetahui beberapa pentingnya hutan bagi kehidupan manusia dan meningkatkan kesaran manusia untuk menjaga hutan. Manfaat pelestarian hutan adalah untuk meningkatkan kesadaran manusia untuk menjaga hutan dan agar lebih tau berapa pentingnya hutan bagi makhluk hidup.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Hutan
Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan dan tumbuhan lainnya. Kawasan-kawasan semacam ini terdapat di wilayah-wilayah yang luas di dunia dan berfungsi sebagai penampung karbon dioksida (carbon dioxide sink), habitat hewan, modulator arus hidrologika, serta pelestari tanah, dan merupakan salah satu aspek biosfer Bumi yang paling penting. Hutan adalah bentuk kehidupan yang tersebar di seluruh dunia. Kita dapat menemukan hutan baik di daerah tropis maupun daerah beriklim dingin, di dataran rendah maupun di pegunungan, di pulau kecil maupun di benua besar. Hutan merupakan suatu kumpulan tumbuhan dan juga tanaman, terutama pepohonan atau tumbuhan berkayu lain, yang menempati daerah yang cukup luas. Pohon sendiri adalah tumbuhan cukup tinggi dengan masa hidup bertahun-tahun. Jadi, tentu berbeda dengan sayur-sayuran atau padi-padian yang hidup semusim saja. Pohon juga berbeda karena secara mencolok memiliki sebatang pokok tegak berkayu yang cukup panjang dan bentuk tajuk (mahkota daun) yang jelas. Suatu kumpulan pepohonan dianggap hutan jika mampu menciptakan iklim dan kondisi lingkungan yang khas setempat, yang berbeda daripada daerah di luarnya. Jika kita berada di hutan hujan tropis, rasanya seperti masuk ke dalam ruang sauna yang hangat dan lembap, yang berbeda daripada daerah perladangan sekitarnya. Pemandangannya pun berlainan. Ini berarti segala tumbuhan lain dan hewan (hingga yang sekecil-kecilnya), serta beraneka unsur tak hidup lain termasuk bagian-bagian penyusun yang tidak terpisahkan dari hutan.
Hutan sebagai suatu ekosistem tidak hanya menyimpan sumberdaya alam berupa kayu, tetapi masih banyak potensi non kayu yang dapat diambil manfaatnya oleh masyarakat melalui budidaya tanaman pertanian pada lahan hutan. Sebagai fungsi ekosistem hutan sangat berperan dalam berbagai hal seperti penyedia sumber air, penghasil oksigen, tempat hidup berjuta flora dan fauna, dan peran penyeimbang lingkungan, serta mencegah timbulnya pemanasan global. Sebagai fungsi penyedia air bagi kehidupan hutan merupakan salah satu kawasan yang sangat penting, hal ini dikarenakan hutan adalah tempat bertumbuhnya berjuta tanaman.
2.2 Macam-Macam Hutan
Rimbawan berusaha menggolong-golongkan hutan sesuai dengan ketampakan khas masing-masing. Tujuannya untuk memudahkan manusia dalam mengenali sifat khas hutan. Dengan mengenali betul-betul sifat sebuah hutan, kita akan memperlakukan hutan secara lebih tepat sehingga hutan dapat lestari, bahkan terus berkembang.
Ada berbagai jenis hutan. Pembedaan jenis-jenis hutan ini pun bermacam-macam pula. Misalnya:
1)      Menurut asal
Kita mengenal hutan yang berasal dari biji, tunas, serta campuran antara biji dan tunas. :
-          Hutan yang berasal dari biji disebut juga ‘hutan tinggi’ karena pepohonan yang tumbuh dari biji cenderung menjadi lebih tinggi dan dapat mencapai umur lebih lanjut.
-          Hutan yang berasal dari tunas disebut ‘hutan rendah’ dengan alasan sebaliknya.
-          Hutan campuran, oleh karenanya, disebut ‘hutan sedang’.

Penggolongan lain menurut asal adalah :

-          Hutan perawan (primer) merupakan hutan yang masih asli dan belum pernah dibuka oleh manusia.
-          Hutan sekunder adalah hutan yang tumbuh kembali secara alami setelah ditebang atau kerusakan yang cukup luas. Akibatnya, pepohonan di hutan sekunder sering terlihat lebih pendek dan kecil. Namun jika dibiarkan tanpa gangguan untuk waktu yang panjang, kita akan sulit membedakan hutan sekunder dari hutan primer. Di bawah kondisi yang sesuai, hutan sekunder akan dapat pulih menjadi hutan primer setelah berusia ratusan tahun.

2)      Menurut cara permudaan (tumbuh kembali)
Hutan dapat dibedakan sebagai hutan dengan permudaan alami, permudaan buatan, dan permudaan campuran. Hutan dengan permudaan alami berarti bunga pohon diserbuk dan biji pohon tersebar bukan oleh manusia, melainkan oleh angin, air, atau hewan. Hutan dengan permudaan buatan berarti manusia sengaja menyerbukkan bunga serta menyebar biji untuk menumbuhkan kembali hutan. Hutan dengan permudaan campuran berarti campuran kedua jenis sebelumnya.
Di daerah beriklim sedang, perbungaan terjadi dalam waktu singkat, sering tidak berlangsung setiap tahun, dan penyerbukannya lebih banyak melalui angin. Di daerah tropis, perbungaan terjadi hampir sepanjang tahun dan hampir setiap tahun. Sebagai pengecualian, perbungaan pohon-pohon dipterocarp (meranti) di Kalimantan dan Sumatera terjadi secara berkala. Pada tahun tertentu, hutan meranti berbunga secara berbarengan, tetapi pada tahun-tahun berikutnya meranti sama sekali tidak berbunga. Musim bunga hutan meranti merupakan kesempatan emas untuk melihat biji-biji meranti yang memiliki sepasang sayap melayang-layang terbawa angin.
3)      Menurut susunan jenis

Berdasarkan susunan jenisnya, kita mengenal hutan sejenis dan hutan campuran. Hutan sejenis, atau hutan murni, memiliki pepohonan yang sebagian besar berasal dari satu jenis, walaupun ini tidak berarti hanya ada satu jenis itu. Hutan sejenis dapat tumbuh secara alami baik karena sifat iklim dan tanah yang sulit maupun karena jenis pohon tertentu lebih agresif. Misalnya, hutan tusam (pinus) di Aceh dan Kerinci terbentuk karena kebakaran hutan yang luas pernah terjadi dan hanya tusam jenis pohon yang bertahan hidup. Hutan sejenis dapat juga merupakan hutan buatan, yaitu hanya satu atau sedikit jenis pohon utama yang sengaja ditanam seperti itu oleh manusia, seperti dilakukan di lahan-lahan HTI (hutan tanaman industri).
Penggolongan lain berdasarkan pada susunan jenis adalah hutan daun jarum (konifer) dan hutan daun lebar. Hutan daun jarum (seperti hutan cemara) umumnya terdapat di daerah beriklim dingin, sedangkan hutan daun lebar (seperti hutan meranti) biasa ditemui di daerah tropis.

4)      Menurut Umur

Kita dapat membedakan hutan sebagai hutan seumur (kira-kira berumur sama) dan hutan tidak seumur. Hutan alam atau hutan permudaan alam biasanya merupakan hutan tidak seumur. Hutan tanaman boleh jadi hutan seumur atau hutan tidak seumur.


2.3 Upaya Pelestarian Hutan
Keberadaaan hutan sangat penting. Hutan merupakan tempat hidup berbagai jenis tumbuhan dan hewan. hutan juga merupakan penyumbang alam dan paru – paru dunia. Saat ini jumlah hutan di dunia semakin berkurang. Manusia terus mengambil sumber daya yang ada di dalam hutan. Bumi akan semakin panas dan tidak akan seimbang lagi. Maka dari itu kita harus melestarikan hutan. Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan sebagai berikut :
a.       Melakukan Reboisasi
Sesuatu alternative untuk melestarikan hutan kita dapat menanam kembali hutan-hutan yang sudah rusak, sehingga hutan akan tetap terjaga keberadaannya.
b.      Menerapkan sistem tebang pilih
Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon dapat mengurangi penebangan hutan secara luas dan dalam jumlah besar – besaran. Selain itu agar tidak sembarang dalam melakukan penebangan hutan.
c.       Menerapkan sistem tebang tanam sistem ini sangat berguna bagi pelestarian hutan. Sistem penebangan hutan yang telah di tebang agar hutan tetap terjaga keberadaannya.
d.      Melakukan penebangan secara konsertatif
Penebangan dengan cara menebang pohon yang sudah tidak berproduktif lagi. Menerapkan larangan penebangan hutan secara sewenang – wenang dan memberikan sanksi yang berat bagi pelakunya.

2.4 Manfaat dan Fungsi Pelestarian Hutan
1.      Mencegah erosi dan tanah longsor. Akar-akar pohon berfungsi sebagai pengikat butiran – butiran tanah. Dengan ada hutan, air hujan tidak langsung jatuh ke permukaan daun atau terserap masuk kedalam tana
2.      Menyiapkan, mengatur, dan menjaga persediaan dan keseimbangan air di musim hujan dan musim kemarau
3.      Menyuburkan tanah, karena daun – daun gugur menjadi tanah humus.
4.      Sebagai sumber ekonomi hutan dapat dimanfaatkan hasilnya sebagai bahan mentah atau bahan baku untuk industry atau bahan bangunan sebagai contoh, rotan, karet, getah yang di manfaatkan untuk industry kerajinan dan bahan bangunan
5.      Sebagai sumber plasma dutfah keanekaragaman ekosistem di htan memungkinkan untuk berkembangnya keanekaragaman hayati genetika.
6.      Mengurangi polusi untuk pencemaran udara tumbuhan mampu menyerap karbon di oksida dan menghasilkan oksigen yang dibutuhkan oleh makhluk hidup.


BAB III
PENUTUP
3.1  KESIMPULAN
Pelestarian hutan dapat menjaga kesuburan tanah karena tanah tidak terkikis oleh air pada saat musim hujan, pelestarian hutan dapat menjaga alam dari bencana seperti tidak terkikis oleh air pada saat malam hujan, pelestarian hutan memberikan manfaat ekonomi dan ekologi pada kawasan hutan itu sendiri maupun daerah yang ada disekitar hutan, lestarian hutan memberi dampak luas pada peningkatan ekosistem lingkungan di dalam maupun diluar kawasan.

3.2  SARAN
Jagalah hutan kita agar hutan kita tidak rusak, jangan menebang pohon yang berlebihan agar terhindar dari bencana alam dan juga masyarakat hendaknya memanfaatkan potensi hutan dengan sebijak mungkin agar tidak merusak kelestarian hutan.

 DAFTAR PUSTAKA

1.      Arsyad,S,1980. Mengenai Lingkungan Sekitar Kita.Jakarta : Nobeledumedia
2.      Bennet, Elizabeth. 2002. Tetumbuhan.Yogyakarta : Grocier
3.      http://id.wikipedia.org/wiki/Hutan


No comments:

Post a Comment