DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
A. Judul Penelitian......................................................................................... 1
B. Latar Belakang Masalah........................................................................... 1
C. Permusuan Masalah.................................................................................. 6
D. Tujuan Penelitian...................................................................................... 6
E. Kegunaan Penelitian.................................................................................. 7
F. Kerangka Pemikiran.................................................................................. 8
G. Hipotesis...................................................................................................... 9
H. Deskripsi Teori........................................................................................... 9
I. Metodologi Penelitian.................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 16
Judul Penelitian :
Judul Penelitian :
EFEKTIVITAS PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PAI SISWA
DI KELAS VII SMP NEGERI 1 GUNUNGJATI KABUPATEN CIREBON PADA MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM.
A.
Latar Belakang Masalah
Agama memiliki peran yang amat penting
dalam peranan umat manusia. Agama
menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna. Menyadari
betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia maka interalisasi
nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi suatu keniscayaan.
Yang ditempuh melalui pendidikan dalam keluarga. Pendidikan agama Islam sebagai usaha
yang diperlukan untuk menanamkan ajaran agama Islam yang tujuannya adalah untuk
mengembangkan moral dan kepribadian manusia (Majid, 2012). Pendidikan Agama
berstatus mata pelajaran pokok di sekolah-sekolah umum mulai dari SD sampai
dengan Perguruan Tinggi berdasarkan TAP MPRS Nomor XXVII/MPRS/1996 Bab 1 pasal
1 salah satunya yakni Pendidikan Agama Islam.
Adanya
pendidikan agama Islam bagi anak anak dan keluarga menjadi sangat penting.
Salah satu upaya pemberian pendidikan agama Islam bagi umat muslim adalah
melalui lembaga pendidikan yang ada di sekolah. Ada tiga variabel utama yang
saling berkaitan dalam strategi pelaksanaan pendidikan di sekolah. Ketiga
variabel tersebut adalah kurikulum, guru, dan pengajaran atau proses belajar
mengajar (Arifin, 1990). Guru menempati kedudukan sentral, sebab guru harus mampu
menerjemahkan dan menjabarkan nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum,
kemudian mentransformasikan nilai-nilai tersebut kepada siswa melalui proses
pengajaran di sekolah.
Perkembangan global saat ini menuntut
dunia pendidikan selalu mengubah
konsep berfikir. itulah,
Perubahan selalu dilakukan sesuai dengan
perkembangan jaman. Belajar adalah proses penambahan pengetahuan konsep
ini maka pada pengertian awal dan sesuai dengan kalimah
thoyibah berikut yang berbunyi:
AN-NAHL 125
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu
dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk. (Al-Qur’an dan Terjemahan Depag RI,2006:9).
Salah
satu ciri pengajaran yang berhasil dapat dilihat dari kadar kegiatan
siswa belajar. Makin tinggi kegiatan
belajar siswa dituntut untuk dapat aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.
Siswa tidak hanya mengandalkan guru sebagai sumber belajar yang utama. Pada saat
melakukan kegiatan belajar aktif, siswa melakukan sebagian besar pekerjaan yang
harus dilakukan. Belajar aktif merupakan langkah cepat yang menyenangkan,
mendukung, dan secara pribadi menarik hati. Sering kali, siswa tidak hanya
terpaku di tempat duduk mereka saja, tetapi berpindah-pindah dan berpikir
keras. Belajar aktif merupakan sebuah kesatuan sumber kumpulan
strategi-strategi pembelajaran yang komprehensif. Belajar aktif meliputi berbagai
cara untuk membuat peserta didik aktif lebih awal melalui aktivitas-aktivitas
yang membangun kerja kelompok dan dalam waktu singkat membuat mereka berpikir
tentang materi pelajaran. Sebagai lembaga pendidikan, sekolah dituntut untuk
melaksanakan pembelajaran yang kreatif dan memudahkan siswa dalam menerima
pelajaran. Selain itu, sekolah juga harus bisa mengembangkan metode
pembelajaran yang mampu membuat para siswa lebih aktif. Salah satu cara yang
dapat dilakukan adalah dengan menerapkan pembelajaran aktif. Ketika belajar
secara aktif, peserta didik mencari sesuatu. Mereka ingin menjawab pertanyaan,
memerlukan informasi untuk menyelesaikan masalah, atau menyelidiki cara untuk
melakukan pekerjaan.
efektif
dan efisien dalam proses pembelajaran seorang guru hendaknya dapat mengetahui
apa yang menjadi kebutuhan anak didiknya dan tidak terlalu memonopoli proses
pembelajaran yang dapat menjadikan siswa jenuh dan bosan belajar. proses pembelajaran
(interaksi belajar-mengajar) diperlukan adanya komunikasi yang jelas antar guru
dan siswa agar dapat mencapai tujuan pembelajaran. Namun, sering dijumpai
adanya kegagalan dalam pembelajaran yang disebabkan lemahnya sistem komunikasi
antara guru dan siswa. Pola komunikasi yang efektif dapat dikembangkan dengan
menggunakan strategi pembelajaran. Akan tetapi, seringkali strategi pembelajaran
yang diterapkan oleh guru kurang sesuai dengan kondisi siswa. Berbagai
permasalahan sering dialami oleh para guru saat menggunakan strategi
pembelajaran. Pertama, guru kurang menguasai beberapa strategi penyajian materi
yang menarik dan efektif. Kedua, pemilihan metode kurang relevan dengan tujuan
pelajaran dan materi pelajaran. Ketiga, guru kurang terampil dalam menggunakan
metode dan terikat pada satu metode saja. Keempat, guru tidak memberikan umpan
balik pada tugas yang dikerjakan siswa. (Wiryawan dkk:1999)
Beberapa
permasalahan di atas terjadi mungkin dikarenakan seorang guru kesulitan dalam
mencari strategi pembelajaran aktif yang tepat untuk diterapkan. Padahal, dalam
melakukan pemilihan strategi pembelajaran aktif memerlukan pertimbangan yang matang.
Hal ini sangat penting untuk dipahami, sebab masalah dalam proses belajar
mengajar yang harus dicapai akan menentukan bagaimana cara menyampaikannya.
Tidak
tepatnya strategi yang diterapkan dapat membuat pembelajaran terhambat dan tidak
mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. SMP Negeri 1 GunungJati merupakan
salah satu sekolah unggulan di Kabupaten Cirebon. Sekolah ini mempunyai guru-guru
yang cukup berkompeten dalam mengajar. Selain itu, sarana dan media
pembelajaran yang tersedia cukup lengkap. Tambahan pula, sekolah selalu
berusaha untuk mengadakan pembelajaran yang dapat membuat siswa belajar dengan
nyaman. Salah satu sasaran sekolah adalah menerapkan pembelajaran aktif guna mencapai
tujuan sekolah yang diharapkan.
Peneliti telah melakukan wawancara pra penelitian kepada
salah seorang
siswa SMP Negeri 1 GunungJati. Dia
mengatakan bahwa guru PAI dalam mengajar tidak hanya ceramah terus-menerus tetapi
juga menyuruh siswa untuk berdiskusi dan presentasi. Meskipun demikian,
berdasarkan wawancara peneliti dengan salah satu guru PAI, beliau mengatakan
bahwa dalam proses pembelajaranya tidak menggunakan media IT (powerpoint
maupun LCD). Padahal di SMP Negeri 1
GunungJati telah tersedia perangkat IT yang lengkap. Namun, tersedianya media pembelajaran
tersebut belum dapat dimanfaatkan dengan baik. Strategi pembelajaran aktif yang
diterapkan dalam pembelajaran PAI kurang bervariasi dan terkesan konvensional.
Berdasarkan
latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana penerapan
strategi pembelajaran yang digunakan di sekolah ini, khususnya untuk mata pelajaran
pendidikan agama Islam. Lebih lanjut, peneliti juga ingin mengetahui
keefektifan strategi pembelajaran aktif tersebut. Oleh karena itu, peneliti
mengangkat judul Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Active Learning dalam
Meningkatkan Hasil Belajar PAI Siswa di Kelas VII SMP Negeri 1 GunungJati Pada
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam.
B.
Perumusan masalah
1.
Pembatasan masalah
Untuk
memperoleh hasil penelitian yang valid dan terarah, serta menghindari
kesalahpahaman dan mencegah meluasnya batasan, maka penelitian dibatasi, yaitu:
a. Objek
penelitian adalah siswa VII SMP Negeri 1 GunungJati
b. Model Pembelajaran Active Learning
2.
Pertanyaan
penelitian
a. Bagaimana hasil belajar PAI pada
mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 GunungJati Kabupaten Cirebon dengan
menggunakan model pembelajaran Active Learning?
b. Bagaimana hasil belajar PAI pada
mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 GunungJati Kabupaten Cirebon dengan tidak menggunakan
model pembelajaran Active Learning?
c. Seberapa besar perbedaan hasil
belajar PAI pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 GunungJati Kabupaten Cirebon
antara yang menggunakan model pembelajaran Active Learning dan tidak menggunakan model pembelajaran
Active Learning?
C.
Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui hasil belajar siswa
kelas VII SMP Negeri 1 GunungJati menggunakan model pembelajaran Active
Learning.
b. Untuk mengetahui hasil belajar siswa
kelas VII SMP Negeri 1 GunungJati dengan tidak menggunakan model pembelajaran
Active Learning.
c. Untuk mengetahui perbedaan
peningkatan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran Active Learning
dan tidak menggunakan model pembelajaran Active Learning?
D.
Kegunaan
Penelitian
a.
Kegunaan
Teoritik
1.
Untuk memperoleh data
tentang seberapa besar model pembelajaran
Active learning pada siswa kelas
VII pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 GunungJati Kabupaten Cirebon
2.
Untuk memperoleh data
tentang seberapa besar pengaruh model pembelajaran Active
learning pada mata
pelajaran PAI pada
siswa kelas VII pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 GunungJati
Kabupaten Cirebon
b.
Kegunaan
Praktis
1. Bagi
peneliti
Memberikan
gambaran mengenai hasil belajar model pembelajaran Active Learning terhadap
peningkatan hasil belajar siswa.
2. Bagi Siswa
Penelitian
ini dapat membantu cara belajar siswa dengan model pembelajaran yang berbeda.
3. Bagi
Guru
Penelitian
ini dapat memberikan variasi dalam pembelajaran pendidikan Agama Islam.
E.
Kerangka
Pemikiran
Penddikan agama islam sangat
penting diajarkan di sekolah guna memperkuat keimanan, akhlak yang baik. Serta
tidak menjadi siswa-siswi yang tidak memahami isi dari ajaran agama yang
dianutnya. Mata pelajaran pendidikan agama Islam dibagi dalam sub-sub pembelajaran diantarannya, tentang Alquran dan hadits, fiqih, tarqih Islam,
akidah akhlak beserta bahasa arab. Penggunaan metode atau model yang menyenangkan dan aktif sangat banyak,
tetapi seorang guru harus menyesuaikan keadaan kelas atau siswa yang akan
diajarkan dalam penggunaan metode atau model
juga harus sesuai dengan tingkatan siswa atau kelas yang akan diajarkan.
Untuk itu penulis mengambil model pembelajaran active learning dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas VII.
Penguna metode atau model
pembelajaran adalah salah satu yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, karena dapat
melibatkan siswa secara aktif dan juga menarik minat dan perhatian siswa terhadap materi yang akan
disampaikan. Dengan demikian aktifitas siswa dalam belajar muncul dan
sangat diperlukan dalam proses pembelajaran,
sehingga siswa sendiri yang melaksanakan belajar. Minat dan belajar siswa ini besar sekali
pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa, sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang
diminatnya.
Berdasarkan deskripsi di atas.
Penulis mengambil model pembelajaran Active Learning sebagai suatu model
pembelajaran yang sesuai untuk dilakukan
penelitian siswa kelas VII pada
mata pelajaran PAI di SMPN 1 Gunung Jati Kabupaten Cirebon.
F.
Hipotesis
Mengacu
pendapat diatas maka hipotesis pada penelitian ini adalah jika:
1. Ho
: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar PAI pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri
1 GunungJati Kabupaten Cirebon antara yang menggunakan model pembelajaran Active
Learning dan tidak menggunakan model pembelajaran Active Learning.
2. Ha
: Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar PAI pada mata
pelajaran PAI di SMP Negeri 1 GunungJati Kabupaten Cirebon antara yang
menggunakan model pembelajaran Active Learning dan tidak menggunakan model
pembelajaran Active Learning.
G.
Deskripsi
Teori
1.
Pengertian
model pembelajaran active learning dan hasil belajar
a.
Pengertian
belajar
Belajar adalah perubahan kemampuan
yang terjadi pada diri manusia akibat melakukan kegiatan secara terus-menerus
(dari waktu ke waktu ), dan belajar bukan hanya dipengaruhi oleh proses
pertumbuhan.
(
Supriadie, Darmawan, KomunikasiPembelajaran
2012)
Belajar sebagai pengaruh yang relatif
permanenatas perilaku, pengetahuanketerampilan berpikir yang dipikir melalui
pengalaman.
(
Wibowo, B.S., 2007: 266)
b. Teori-teori
Belajar
1. Teori
Thorndike (Koneksionisme Bond Psycologi) adalah seorang tokoh dalam psikologi
pendidikan yang besar pengaruhnya. Yang menjadi dasar belajar ialah asosiasi
antara panca indra dengan simpul untuk bertindak. Belajar adalah bersifat trial
and error artinya usaha dan kegagalan.
2. Avlovionisme
adalah Classical Conditioning teori ini bisa disebut refleks bersyarat.
3. Behaviorisme,
pelopornya Watson. Teorinya Sarbon (Stimulus and Response Bond Theory)
secara refleks kalau ada stimulus lalu timbul respons. (Soegeng Santoso. Dasar-dasar
Pendidikan TK, 2006: 3.3).
c.
Hasil
belajar peserta didik bersifat
1. Permanen,
artinya perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar harus tahan lama menjadi
milik individu dan dapat digunakan setiap saat.
2. Fungsional,
artinya perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar harus memiliki manfaat
atau berguna, baik untuk kepentingan individu itu sendiri dalam menjalankan
kehidupannya atau bermanfaat untuk kepentingan individu lainnya serta
masyarakat.
3. Normatif,
artinya perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar harus lurus dengan norma
dan sistem nilai yang dijunjung tinggi oleh individu dan masyarakat di mana
individu tersebut hidup dan menjalankan kehidupannya.(Supriadie, Darmawan . KomunikasiPembelajaran 2012)
2.
Pengertian
model pembelajaran active learning
Pembelajaran active learning adalah
suatu proses pembelajaran untuk peserta didik agar belajar dengan menggunakan
berbagai cara secara aktif.
Pembelajaran active learning
dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh
peserta didik, sehingga semua peserta didik dapat mencapai hasil belajar yang
memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki.
H.
Metodologi
Penelitian
1.
Metode
Penelitian
Banyak faktor yang
mempengaruhi tercapainya
tujuan pembelajaran dan
salahsatu faktornya ialah “metode”. Pengguanaan metode yang tepat dapat membantu tercapainya
tujuan pembelajaran. Secara etimologi kata metode
berasal dari dua suku kata yakni meta yang berarti “melalui” dan hodos
yang berarti“jalan”. Jadi metode diartikan sebagai cara yang dilakukan
dalam proses penelitian. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode
Experimen yakni penulis terjun langsung melakukan percobaan-percobaan guna
memperoleh suatu data.
2. Waktu dan
tempat Penelitian
Penyusunan proposal
penelitian ini
sudah dimulai pada
bulan September 2015, dan
diajukan di semester enam
pada bulan November tahun 2015. Tempat
penelitiannya yaitu di SMPN 1 Gunung Jati Kabupaten cirebon.
3. Definisi Operasional Variabel
Variabel
adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian. Sering
pula dinyatakan variabel penelitian sebagai faktor-faktor yang berperan dalam
peristiwa atau gejala yang akan diteliti (Suryabrata, 1995:72).
Dilihat
dari sifatnya variabel dibagi kedalam dua, yakni variabel Devenden dan Variabel
Indevenden. Variabel Devenden disebut juga variabel X atau variabel bebas
artinya variabel yang tidak dipengaruhi variabel lain bahkan mempengaruhi
variabel lain. Variabel Indevenden disebut juga vaiabel Y atau variabel terikat
artinya variabel yang tidak mempengaruhi variabel lain bahkan dipengaruhi
variabel lain. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yakni model
pembelajaran active learning sebagai variabel bebas (X) dan hasil belajar
sebagai variabel terikat (Y).
4. Populasi dan
Sampel
Menurut
Kountur (2007:145) Populasi adalah semua hal atau objek yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan. Maka dalam penelitian
ini populasinya adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 GunungJati Kabupaten Cirebon yang berjumlah 325 orang. Menurut
Sugiyono (2010) Sampel merupakan sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Maka sampel pada penelitian ini adalah
sebagian siswa yang diambil dari kelas VII SMP Negeri 1 GunungJati Kabupaten
Cirebon.
Adapun
teknik pengambilan sampel menurut pendapat Arikunto (2006:120) yakni: untuk
sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil
semua penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah
subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih menurut
kemampuan peneliti.
Dilihat
dari pendapat diatas, peneliti mengambil 12,5% dari populasi yang akan dijadikan sampel. Maka
pengambilan sampel dari jumlah populasi sebanyak 325 orang adalah sebagai
berikut:
S=325x12,5% = 40,625
Untuk
memperlancar proses penelitian, maka sampel dibulatkan jumlahnya menjadi 41
orang. Adapun kelas yang dijadikan sampel penelitian yaitu kelas VII B.
5.
Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
ialah dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.
Observasi merupakan proses yang kompleks, yang tersusun dari proses biologis
dan psikologis (Prof. Dr. Husaini dan purnomo, 2011 : 52)
b. Angket
ialah daftar pernyataan atau pertanyaan yang dikirimkan kepada respoden, baik
secara langsung atau tidak langsung (melalui pos atau perantara). (Prof. Dr.
Husaini dan purnomo, 2011 : 57).
c. Daftar
cocok atau cheek list ialah alat pengumpul data yang berupa data tentang
aspek-aspek yang diambil datanya.
6. Teknik
Analisis Data
a.
Analisis
Pendahuluan
Pada tahapan ini peneliti akan menjawab
pertanyaan penelitian no. 1 dan no. 2
yakni membuat kriteria gambaran-gambaran variabel XI dan variabel X2 melalui
pengelompokkan skor masing-masing variabel menggunakan perhitungan Kriteria
Skor Ideal menurut Dahlia (dalam Ridwuan, 2005 : 215) yaitu :
Data penelitian variabel XI dan variabel
X2 dibagi menjadi tiga kategori yang didasarkan pada kriteria ideal dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. Kategori
I : berada pada luas daerah kurva
sebesar 27 % atau sebesar 0,73 kurva normal dengan Z = 0,61
b. Kategori
II : berada pada luas daerah kurva
sebesar 46 % atau letaknya terentang antara 0,72 kurva normal dengan Z = -0.61
sampai dengan Z = +0,61
c. Kategori
III : berada pada luas daerah
kurva sebesar 27 % atau 0,23 kurva normal dengan Z = -0,61
Jika
dikonversikan dengan rumus di atas, maka didapat kriteria sebagai berikut :
X ≥ Xid + 0,61sd adalah
tinggi / baik
Xid - 0,61sd < X
< Xid + 0,61sd adalah
sedang
X ≤ Xid - 0,61sd adalah
kurang
Dengan ketentuan :
Xid : ½ skor maksimal
Sdid : 1/3 Xid
b.
Analisis Uji Hipotesis
Pada tahapan ini peneliti akan
menjawab pertanyaan peneliti no. 3 yaitu dengan
analisis komparatif t-test yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat statistik
yang meliputi :
a) Uji Normalitas
b) Uji Homogenitas
DAFTAR
PUSTAKA
Arifin, Zaenal, Evaluasi
Instruksional Prinsip, Teknik, Prosedur, Bandung, Remaja Rosda Karya, 1990
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Bukhori, M. Teknik – Teknik Evaluasi dalam Pendidikan,
Bandung, Jemmars, 1983
Depag RI. 2006. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: Depag RI.
Fathurrohman Oman . 2013. Micro Teaching. Cirebon: STAI BBC
Harto,
K. 2012. Model Pengembangan
Pendidikan Agama Islam .Jakarta: CV PustakaSetia
Kountur, Ronny.2007. Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta: PPM
Majid, Abdul. 2012. Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya
Sugiyono. 2012. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sumarna, C.
2008. FilsafatIlmu. Bandung: Mulia Press
Supriadi dan Darmawan . 2012. KomunikasiPembelajaran, Bandung: RemajaRosdaKarya
Tim Penyusun. 2015. Panduan
Penulisan
Skripsi. Cirebon: IAI BBC
Wiryawan, Sri Anitah dan Noorhadi, Strategi Belajar Mengajar,
Jakarta: 1999