UPAYA GURU
MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENGURAIKAN KONSEP SOAL CERITA MELALUI
KETERAMPILAN BERTANYA DASAR DAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
(PTK Di Kelas
III SD Negeri Kebon baru VII Kota Cirebon)
LAPORAN
PENELITIAN
TINDAKAN KELAS
Diajukan untuk memenuhi Persyaratan kenaikan Pangkat
dan Golongan dari Iva ke IVb
DISUSUN OLEH :
DEWI PRATIWI,
S.Pd
NIP. 19610105 198109 2 002
SD NEGERI KEBON
BARU VII
JL.VETERAN NO.25 TELP (0231) 209264
KOTA CIREBON
2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua serta
salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, para
sahabat dan seluruh umat selku pengikutnya.
Pendidikan pada masa kinin selalu
dihadapkan beberapa persoalan klasik bahkan kadang beberapa diantaranya
terkesan Klise, tidak saja presoalan fisik menyangkut sarana dan prasarana
pendidikan yang ditempuh, tetapi yang tidak kalah pentingnya adalah masalah
pelaksanaan proses pembelajaran siswa di kelas.
Untuk itu diperlukan usaha untuk
meningkatkan kemampuan guru dalam menghadapi setiap masalah dalam proses
pembelajaran siswa. Dalam hal ini guru harus berperan seabgai peneliti yang
meneliti kondisi dikelasnya untuk dipelajari dan dapat menemuklan masalah, lalu
dianalisis kemudian ditindaklanjuti dengan kegiatan Penelitian TIndakan Kelas
(PTK). Oleh sebab itu penulis berusaha untuk melaksanakan penelitian terhadap
KBM dengan menerapkan konsep dan kaidah yang berlaku dalam PTK demi
meningkatkan kemampuan diri dalam memecahkan persoalan di kelas.
Semoga laporan perbaikan pembelajaran
ini ada manfaatnya, khususnya untuk penulis.
Cirebon,
02 Agustus 2010
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR
PENGESAHAN
.......................................................................
KATA
PENGANTAR.................................................................................
DAFTAR
ISI................................................................................................
DAFTAR
TABEL.......................................................................................
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah.......................................................
B.
Rumusan
Masalah ...............................................................
C.
Tujuan
Penelitian..................................................................
D.
Manfaat
Penelitian...............................................................
BAB
II KAJIAN PUSTAKA
A.
Pembelajaran
Matematika di Sekolah Dasar.........................
B.
Pengertian
Keterampilan Bertanya Dasar.............................
C.
Pengertian
Keterampilan Memberi Penguatan......................
D.
Komponen
Keterampilan Bertanya Dasar dan Memberi Penguatan
1.
Komponen
Keterampilan Bertanya Dasar.......................
2.
Komponen
Keterampilan Memberi Penguatan...............
E.
Konsep
Soal Cerita Pada Matematika...................................
BAB
III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Metode
Penelitian.................................................................
B.
Lokasi,
Waktu dan Subjek Penelitian...................................
1.
Lokasi
Penelitian.............................................................
2.
Waktu
Penelitian.............................................................
3.
Subjek
Penelitian.............................................................
C.
Prosedur
Penelitian................................................................
1.
Siklus
I............................................................................
2.
Siklus
II...........................................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Penelitian
B.
Deskripsi
Temuan dan Refleksi
C.
Pembahasan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Simpulan...............................................................................
B.
Saran.....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Kegiatan
Perbaikan Pembelajaran Mata Pelajaran Matematika.................
4.1
Hasil Penelitian Mata Pelajaran Matematika.............................................
4.2
Nilai Rata – Rata Siklus I dan Siklus II....................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Proses
pembelajaran merupakan interaksi yang dilakukan oleh guru dengan siswa dalam
situasi pendidikan atau pengajaran untuk mewujudkan tujuan yang ditetapkan.
Wujud interaksi pengajaran dapat dilakukan melaluli berbagai keterampilan yang
menghendaki adanya pertimbangan, keunikan dan keragaman siswa. Pengajaran yang
dilakukan dengan berbagai keterampilan bertujuan untuk menciptakan situasi
dalam proses belajar mengajar yaitu dapat menyenangkan dan mendukung
terciptanya prestasi belajar siswa yang memuaskan. Keterampilan dasar dalam
mengajar meruapakn salah satu keterampilan yang menuntut latihan yang
terprogram untuk dapat menguasainya. Penguasaan terhadap keterampilan ini
memungkinkan seorang menguasai. Keterampilan dasar dalam mengajar merupakan
salah satu keterampilan yang menuntut latihan yang terprogram untuk dapat
menguasainya. Penguasaan terhadap keterampilan ini memungkinkan seorang guru
mampu mengelola kegiatan pembelajaran secara efektif. Keterampilan dasar
mengajar merupakan faktor yang sangat signifikan dalam menunjang proses
pembelajaran maupun interaksi guru dan murid didalam kelas agar pencapai mutu
pendidikan dapat terwujud.
Penguasaan
keterampilan dasar ini sangat perlu dikuasai oleh guru. Secara umum
keterampilan dasar dalam mengajar terdiri dari : Keterampilan bertanya,
keterampilan memberi penguatan, Keterampilan mengadakan variasi keterampilan
menjelaskan keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan membimbing
diskusi kelompok kecil dan perorangan. Dari delapan keterampilan diatas, maka
keterampilan bertanya merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh guru, hal
ini bukan berarti keterampilan lain itu tidak penting, akan tetapi keterampilan
selanjutnya, sebagai yang dikemukakan oleh Samwali (1998) Bahwa “Keterampilan
bertanya diperlukan dalam rangka mengumpulkan, menggali, menginformasikan, dan
menyimpulkan informasi bagi kepentingan tertentu yang biasanya sudah
direncanakan”. Untuk mengetahui keterampilan bertanya tersebut maka perlu
memahami esensi dari pertanyaan – pertanyaan melalui latihan membuat pertanyaan
baik dalam bentuk lisan ataupun tulisan.
Permasalahan
yang sering terjadi dikelas diantaranya adalah masalah kondisi kelas yang tidak
kondusif, tidak ada semangat dalam menerima pelajaran, tingkat kemampuan anak
yang tidak maksimal. Hal ini menjadi salah satu sebab tidak berhasilnya siswa
menerima pelajaran yang diberikan guru, dan guru harus mencari akar masalahnya.
Penelitian telah melaksanakan tes untuk mengumpulkan data dalam upaya perbaikan
pembelajaran pada mata pelajaran Matematika. Hasil yang diperoleh nilai 60 ke
atas ada26 siswa dari 26 siswa atau 100% nilai 50 ke bawahsiswa dari 26 siswa
atau 0% dengan nilai rata – rata : 71,53.
Berdasarkan
latar belakang diatas penelitian perlu melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) dalam mata pelajaran matematika, untuk memperbaiki dan meninggalkan
kemampuan siswa secara maksimal. Oleh karena itu, penelitian ini diberi judul
“Upaya Guru Meningkatkan Kemampuan Siswa Menguraikan Konsep Soal Cerita Melalui
Keterampilan.Bertanya Dasar dan Penguatan dalam Mata Pelajaran Matematika di
Kelas III Sekolah Dasar (SD)”.
1.
Identifikasi
Masalah
Setelah
menjalani proses kegiatan belajar mengajar dan menjalani tahapan – tahapan pembelajaran,
tampak siswa tidak menguasai materi pelajaran yang diberikan oleh guru. Hal ini
tampak dari proses belajar mengajar yang diselenggarakan pada jam sekolah dan
hasil ulangan siswa yang rata – rata tidak cukup menggembirakan pada mata
pelajaran matematika mengenai soal cerita.
Berdasarkan hal
tersebut, penulis meminta bantuan/saran kepala sekolah untuk mengidentifikasi kekurangan
atau kelemahan dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Dari hasil diskusi
terungkap beberapa masalah yang timbul dalam pembelajaran, antara lain :
1.)
Rendahnya
tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran dalam mata pelajaran
matematika
2.)
Siswa
tidak dapat menjawab pertanyaan guru
3.)
Siswa
tidak berani bertanya, walaupun belum memahami materi pelajaran yang
disampaikan
4.)
Siswa
tidak dapat memahami maksud dari soal yang diberikan guru
2.
Analisis
dan Perumusan Masalah
Setelah dapat
mengidentifikasi masalah seperti tersebut di atas, penulis berupaya merefleksi
kinerja selama ini. dan mendiskusikannya bersama teman sejawat dan kepala
sekolah. Lalu dapat diketahui ada beberapa faktor yang menyebabkan siswa kurang
menguasai materi yang disajikan oleh guru. Faktor – faktor yang dimaksud adalah
sebagai berikut :
1.
Materi
Pelajaran dijelaskan dengan tempo yang terlalu cepat, kurang jelas, dan
tersedianya sedikit kesempatan untuk berlatih bagi siswa
2.
Metode
pngajaran yang digunakan kurang bervariasi
3.
Kurang
adanya rangsangan atau motifasi yang diberikan guru kepada siswa
Berdadasarkan
hal diatas, kemudian penulis melakukan analisis kembali dengan mempertimbangkan
jumlah siswa di kelas, ketersediaan buku sumber pelajaran yang memadai bagi
siswa,m lokasi waktu, serta jumlah soal tes yang diberikan. Melalui diskusi
dengan teman sejawat. Maka yang menjadi focus perbaikan dalam hal ini adalah
bagaimana meningkatkan pengusaan siswa terhadap materi pelajaran melalui
keterampilan bertanya dasar dan penguasaan dalam pelajaran Matematika di kelas
III sehingga berhasil memuaskan.
B.
Rumusan Masalah
Permasalahan yang ingin dijawab melalui penelitian ini
adalah:”Bagaimana meningkatkan penguasaan siswa terhadapmateri pelajaran
melalui keterampilan bertanya dasar dan penguasaan dalam pelajaran Matematika
di kelas III SDN kebon baru VII?”.
Berdasarkan
masalah yang terjadi selama kegiatan pembelajaran di kelas, Peneliti melakukan
berbagai upaya perbaikan demi meningkatkan kemampuan penguasan siswa terhadap
materi pelajaran antara lain :
a.
Siklus
Perbaikan I
Langkah – langkah perbaikan :
1.
Guru
merangsang perhatian siswa untuk berkonsentrasi pada materi pelajaran yang akan
diberikan dengan memberi sedikit penjelasan pengantaar materi tentang soal
cerita yang mengandung perkalian
2.
Merangsang
anak untuk bertanya dan merespon pertanyaan – eprtanyaan yang mereka ajukan
secara luwes dan antusias untuk menciptakan perasaan nyaman bagi anak dalam
bertanya
3.
Memberi
pujian kepada anak yang bertanya atau menjawab pertanyaan
4.
Menggunakan
alat bantu pelajaran berupa table perkalian
5.
Menjelaskan
materi pelajaran tidak terlalu cepat namun lebih banyak memberi contoh dan
melibatkan siswa secara langsung dalam mengerjakan soal cerita \Memberikan
pertanyaan secara menyeluruh dan merespon pertanyaan yang diajukan siswa
6.
Memberi
lebih banyak perhatian dan motivasi pada siswa yang cenderung pasif agar lbih
aktif
7.
Mencoba
memberikan soal tes formatif dengan waktu yang cukup tersednia untuk siswa
mengerjakannya.
b.
SIklus
Perbaikan II
Langkah perbaikan :
1.
Memberikan
pre tes mengenai soal cerita yang mengandung perkalian
2.
Pengulangan
sebagai langkah perbaikan 1 agar lebih mantap
3.
]Guru
mempraktekkan cara menghitung hasil kali dua bilangan dalam soal cerita
4.
Guru
memberikan rangsangan atau motivasi agar siswa berani menghitung hasil kali da
bilangan dalam soal cerita.
C.
Tujuan
Penelitian
Keberhasilan proses pembelajaran siswa
dipengaruhi oleh kinerja guru dalam menyampaikan materi pelajaran pada siswa,
oleh karena itu diperlukan keaktifan, kreatifitas dari guru untukd apat
memberikan motifasi, inovasi, rangsangan kepada siswa agar mau untuk belajar
dengan menyenangkan tanpa ada beban.
Adapun tujuan penulisan laporan ini
adalah :
a.
Meningkatkan
pemahaman siswa terhadap materi pelajaran matematika tentang soal cerita
b.
Mengolah
perencanaan dalam KBM dengan cara penyajian materi pelajaran yang menyenangkan,
menggunakan metode yang variatif dan media pembelajaran yang efektif dan mampu
melihatkan siswa secara efektif dalam KBM.
D.
Manfaat
Penelitian
1.
Bagi
guru, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai model pembelajaran
matematika dalam pokok bahasan ayng sama dan pokok bahasan yang lainnya.
2.
Bagi
siswa, dapat menambah wawasan baru tentang model pembelajaran matematika dengan
soal cerita
3.
Bagi
sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi guru –
guru dalam melaksanakan pembelajaran sebagai guru bermutu.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Pembelajaran
Matematika di Sekolah Dasar
Pembelajaran
matematika yang diajarkan di Sekolah Dasar (SD) merupakan matematika sekolah
yang terdiri dari bagian – bagian matematika yang dipilih guna menumbuh kembangkan
kemampuan – kemampuan dan membentuk pribadi anak serta berpedoman kepada
perkembangan ilmu pengetahuan dan Teknologi. Hal ini menunjukkan bahwa
matematika SD tetap memiliki cirri – cirri yang dimiliki matematika, yaitu :
(1) Memiliki objek kajian yang abstrak (2) memiliki pola piker deduktif
konsisten Suherman (2006:55) . matematika sebagai studi tentang objek abstrak
tentang saja sangat sulit untuk dapat dipahami oleh siswa – siswi SD yang belum
mampu berpikir formal, sebab orientasinya masih terkait dengan benda – benda
konkret. Ini tidak berarti bahwa matematika tidak mungkin tidak diajarkan di
jenjang pendidikan dasar, bahkan pada hakekatnya matematika lebih baik
dianjurkan pada usia dini.
Matematika harus
bermanfaat dan relavan dengan kehidupan karena itu pembelajaran matematika di
jenjang pendidikan dasar harus dirtekankan pada penguasaan keterampilan dasar
dari matematika itu sendiri, keterampilan yang menonjol adalah keterampilan
terhadap penguasaan operasi – operasi hitung dasar (Penjumlahan, Pengurangan,
perkalian dan pembagian).
Dalam
pembelajaran matematika terdapat dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu (1)
matematika sebagai alat untuk menelesaikan masalah, dan (2) matematika merupakan
sekumpulan keterampilan yang harus dipelajari. Karena itu dua aspek matematika
yang dikemukakan diatas, perlu mendapat perhatian yang proporsional (Syamsuddin,
2003 : 11). Konsep yang sudah diterima dengan baik dalam benak siswa akan
memudahkan pemahaman konsep – konsep berikutnya.Untuk itu dalam penyajian topik
– topik baru hendaknya dimulai pada tahapan yang paling sederhana ketahapan
yang lebih kompleks, dari yang konkret menuju ke yang abstrak dari lingkungan
dekat anak ke lingkungan yang lebih luas.
B.
Pengertian
Keterampilan Bertanya dasar
Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Keterampilan merupakan “Kecakapan untuk menyelesaikan
tugas”. Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan suatu
keterampilan. Jadi soal keterampilan yang bersifat jasmaniah maupun rohaniah.
Keterampilan jasmanilah adalah keterampilan – keterampilan yang dapat dilihat,
diamati sehingga akan menitikberatkan pada keterampilan gerak/penampilan dari
anggota tubuh seseorang yang sedang belajar. Sedangkan keterampilan rohaniah
lebih rumit, karena tidak selalu berurusan dengan masalah keterampilan yang
dapat dilihat bagaimana ujung pangkalnya tetapi lebih abstrak, menyangkut
persoalan – persoalan penghayatan dan keterampilan berfikir serta kreativitas
untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau konsep.
Dalam Proses
Belajar Mengajar (PBM) tujuan pertanyaan yang diajukan guru ialah agar siswa
belajar yaitu memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berpikir, baik
berupa kalimat Tanya atau suruhan yang menuntut respon siswa. Dalam PBM umumnya
guru mengajarkan pertanyaan kepadasiswanya cara yang digunakan mempunyai
pengaruh dalam pencapaian hasil belajar sehingga keterampilan bertanya dibedakan
atas : keterampilan bertanya dasar, mempunyai beberapa komponen yang perlu
diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan, sedang keterampilan bertanya
lanjut : lanjutan dari bertanya dasar yang mengutamakan usaha pengembangan
kemampuan berfikir siswa.
Keterampilan
bertanya merupakan keterampilan yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan
belajar mengajar. Karena metode apapun, tujuan pengajaran apapun yang ingin
dicapai dan bagaimana keadaan siswa yang dihadapi, maka bertanya kepada siswa
merupakan hal yang tidak dapat ditinggalkan. karena pertanyaan yang diajukan
kepada siswa agar berpengaruh tidaklah mudah. Memberi pertanyaan perlu adanya
latihan dari guru – guru. Sehingga diharapkan guru dapat menguasai dan
melaksanakan keterampilan bertanya pada situasi yang tepat. Sebab memberi
pertanyaan secara efektif dan efisien akan dapat menimbulkan perubahantingkah
laku baik pada guru maupun dari siswa. Dari guru yang sebelumnya selalu aktif
memberi informasi akan berubah menjadi banyak mengandung interaksi siswa,
sedangkan dari siswa yang sebelumnya secara pasir mendengarkan keterangan guru
akan berubah menjadi banyak berpartisipasi dalam bertanya, menjawab pertanyaan
mengemukakan pendapat. Hal ini akan menimbulkan adanya cara belajar siswa aktif
yang berkadar tinggi. Untuk lebih memudahkan guru dalam menggunakan
keterampilan bertanya hendaknya seorang guru mengetahui kegunaan dari
penggunaan keterampilan bertanya. Hal yang perlud iperhatikan dalam
keterampilan bertanya dasar adalah :
1.
Kehangatan
dan keantusiasan
Baik pada waktu mengajukan pertanyaan
maupun menerima jawaban siswa, sikap dan gaya guru suara, Ekspresi wajah,
gerakan badan dan sebagainya. Menampilkan ada tidaknya kehangatan
2.
Kebiasaan
yang harus dihindari
1.
Mengulangi
pertanyaan sendiri
2.
Menglangi
jawaban siswa
3.
Menjawab
pertanyaan sendiri
4.
Pertanyaan
yang memancing jawaban serentak
5.
Pertanyaan
ganda
6.
Menentukan
siswa tertentu untuk menjawabnya. AKibatnya anak yang tidak ditunjukan tidak
memikirkan jawabannya.
C.
Pengertian
keterampilan memberi penguatan
Penguatan adalah
suatu respon terhadap suatu tingkahlakudan penampilan siswa. Penguatan adalah
suatu respons terhadap suatu tingkah laku siswa yang dapat menimbulkan
kemungkinan berulangnya kembali.Tingkah laku tersebut. Keterampilan memberi
penguatan adalah respon positif dari guru kepada anak didik yang telah
melakukan suatu perbuatan baik. Pemberian penguatan ini dilakukan oleh guru
dengan tujuan agar anak lebih giat berpartisipasi dalam interaksi belajar
mengajar dan siswa agar mengulangi lagi perbuatan yang baik walaupun pemberian
penguasan sangat mudah pelaksanaanya, namunkadang – kadang banyak diantara guru
yang tidak melakukan pemberian penguatan kepada muridnya yang melakukan
perbuatan baik.
Pemberian
penguatan dalam proses belajar mengajar mempunyai beberapa tujuan dan manfaat
apabila dapat dilakukan dengant epat, yaitu dapat meningkatkan perhatian dan
motivasi siswa terhadap materi, mendorong siswa untuk berbuat baik dan
produktif, menumbuhkan rasa kepercayaand iri siswa itu sendiri, meningkatkan
cara belajar siswa aktif, serta mendorong siswa untuk meningkatkan belajarnya seara
mandiri.walaupun pemberian penguatan sifatnya sederhana dalam pelaksanaanya,
namun dapat pula pemberian penguatan yang diberikan kepada siswa justru membuat
siswa enggan belajar karena penguatan yang diberikan tidak sesuai dengan
tidnakan yang dilakukan siswa tersebut, pemberian penguatan yang berlebihan
akan berakibat fatal. Hal ini yang perlu diperhatikan dalam keterampilan
memberi penguatan adalah.
1.
Hangat
dan antusias
Guru dalam
memberikan penguatan kepada siswa hendaknya menunjukkan sifat yang baik,
menarik dan juga sungguh – sungguh sehingga siswa merasa senang dengan sikap
guru diwaktu memberi penguatan. Dalam pemberian penguatan diharapkan guru
menunjukkan ekspresi wajah yang menarik, sinar mata yang sejuk, suara yang
jelas dan enakd idengar.
2.
Bermakna
Pemberian
penguatan hendaknya disesuaikan dengan tingkat pencapaian keberhasilan siswa
dan mempunyai arti bagi siswa yang melakukan perbuatan itu sehingga penguatan
dapat diterima siswa dengan senang hati.
3.
Hindari
Penggunaan Penguatan Negatif
Walaupun pemberian kritik atau hukuman
adalah efektif untuk dapat mengubah motivasi. Penampilan dan tingkah laku
siswa, namun pemberian itu memiliki akibat yang sangat kompleks, dan secara
psikologis agak kontraversial, karena itu sebaiknya dihindari banyak akibat
yang muncul yang tidak dikehendaki misalsiswa menjadi frustasi, Pemberani, hukuman
dianggap sebagai kebanggan dan peristiwa akan terulang kembali
4.
Penggunaan
Bervariasi
Pemberian penguatan seharusnya diberikan
secara bervariasi baik komponennya maupun cara dan jenis komponen yang sama
misalnya guru selalu menggunakan kata “Bagus” Akan mengurangi efektivitas
pemberian penguatan. Pemberian penguatan juga akan bermanfaat bila arah
pemberiannya bervariasi, mula – mula keseluruhan anggota kelas, kemudian
kelompok kecil, akhirnya keindividua tau sebaliknya tidak berurutan
D.
Komponen
Keterampilan Bertanya Dasar dan Memberi Penguatan
1.
Komponen
Keterampilan Bertanya Dasar
a.
Pengungkapan
pertanyaan yang jelas dan singkat
b.
Pemberian
acuan
c.
Pemusatan
d.
Pemindahan
giliran
e.
Penyebaran
(ada perbedaan)
-
Pemindahan
Giliran : Beberapa siswa bergilir diminta menjawab pertanyaan yang sama
-
Penyebaran
: beberapa pertanyaan yang berbeda disebarkan gilirannya kepada siswa yang
bertanda
f.
Pemberian
waktu berfikir
g.
Pemberian
tuntunan
-
Mengungkapkan
sekali lagi pertanyaan dengan cara lain yang lbeih ssederhana
-
Mengajukan
pertanyaan yang lebih sederhana
-
Mengulangi
penjelasan sebelumnya yang berhubungan pertanyaan
2.
Komponen
Keterampilan Memberi Penguatan
a.
Penguatan
Verbal
Penguatan ini dapat dinyatakan dalam 2
bentuk yaitu kita atau kalimat
b.
Penguatan
non Verbal
Berupa mimik atau gerakan badan,
mendekati, memberi sentuhan atau memberi kegiatan yang menyenangkan, atau
berupa symbol atau benda maupun pengautan tak penuh seperti “Ya, jawabanmu
sudah baik tetapi masih perlud isempurnakan”.
F.
Konsep Soal
Cerita Pada Matematika
Pengertian soal
cerita dalam mata pelajaran matematika adalah soal yang disajikan dalam bentuk
uraian atau cerita baik secara lisan maupun tulisan (Solichan, 2000). Soal
cerita wujudnya berupa kalimat verbal sehari – hari yang makna dari konsep dan
ungkapannya dapat dinyatakan dalam symbol dan relasi matematika. Memahami makna
konsep yang ungkapan dalam soal cerita serta mengubahnya dalam symbol dan
relasi matematika sehingga menjadi model matematika bukanlah hal yang sudah
bagi sebagian siswa.
Berdasarkan hal
tersebut maka masalah (soal cerita) bukan hanya diberikan setelah teori
matematikannya didapat siswa, sehingga para siswa hanya belajar untu
mengaplikasikan pengetahuan matematika yang didapat, tidak pernah atau sedikit
sekali mendapat kesempatan memecahkan masalah yang terkategori sebagai masalah
proses . Agar siswa tidak mengalami kesulitan dalam memahami symbol, operasi
dan relasi yang sesuai untuk memecahkan soal cerita, maka guru perlu
mendiskusikan “Kata – kata kucni” dalam soal cerita yang sesuai dengan proses
penanaman konsep – konsep matematika.
1.
Operasi
Penjumlahan
Simbolnya adalah (+) sedangkan kata
kucninya yaitu ditambah, digabung, diberi, dikumpulkan, jumlah dari
2.
Operasi
pengurangan
Simbolnya adalah (-) sedangkan kata
kuncinya yaitu dikurangi, diambil, diberikan, hinlang, rusak
3.
Operasi
perkalian
Simbolnya adalah (x) sedangkan kata
kuncinya yaitu kelipatan, digandakan, diperbesar, diperbanyak
4.
Operasi
pembagian
Simbolnya adalah (:) sedangkan kita
kuncinya yaitu dibagikan dikelompokkan, dipisahkan.
Berdasarkan
pendapat diatas dapat ditarik keismpulan bahwa dalam menyelesaikan soal cerita
siswa dituntut kemampuan memahami masalah baik dari segi bahasa maupun dari
segi matematika, termasuk dalam hal penalaran, komunikasi dan strategi
pemecahan masalahnya.
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
A.
Metode
Penelitian
Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan
kelas. Dengan penelitian tindakan kelas peneliti dapat mencermati suatu obyek
dalam hal ini siswa, menggunakan pendekatan atau model pembelajaran tertentu
untuk meningkatkan tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan oleh
guru. Melalui tindakan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu dalam
bentuk rangkaian siklus kegiatan maka perkembangan dalam setiap kegaitan dapat
terpantau
B.
Lokasi, Waktu
dan Sujek Penelitian
1.
Lokasi
Penelitian
Pelaksanaan
penelitian dilakukan di SD Negeri 1 Grogol Kecamatan Gunung Jati Kab. Cirebon
Propinsi Jawa Barat. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada kelas III SD Negeri
1 Grogol dasar tersebut merupakan salahs atu sekolah yang berada di Kec.Gunung
Jati tepatnya berada di Jalan Olah Raga Desa Grogol Kec.Gunungjati Kab.Cirebon
2.
Waktu
Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada hari
rabu tanggal 26 Juli 2010 dan pada hari Jum’at tanggal 30 Juli 2010. Adapun
rincian waktu pelaksanaan perbaikan pembelajaran untuk mata pelajaran
matematika sebagai berikut.
Tabel 3.1
Kegiatan
Perbaikan Pembelajaran Mata Pelajaran Matematika
No comments:
Post a Comment