Cerita lucu setelah liburan sekolah
Cerita
humor lucu ini dimulai ketika hari pertama masuk setelah libur panjang.
Ketika pelajaran dimulai,terjadi dialog antar ibu guru dan muridnya
Guru :Anak anak,gimana perasaan kalian saat ini?
Murid :senang bu!
Guru :pertama2 ibu akan menanyakan kata2 bijak apa yg sering dikatakan bapamu?
Murid 1:Hidup ini harus kita "LANJUTKAN"!
Guru : oooh,bapak kamu pasti anggota partai demokrat ya?
Murid 1: betul bu
Guru : oh pantes,sekarang kamu!
Murid 2: kata bapak saya hidup ini harus kuat seperti "BANTENG"!
Guru : ohhh ,pasti bapak kamu anggota partai PDIP
Murid 2: betul bu.
Guru : pantes,sekarang lanjutkan lagi
Murid 3: kata bapa saya "Lebih Baik Memberi Daripada Diberi"
Guru :wow,itu baru betul,bapak kamu pasti ustat/pendeta atau semacamnya ya?
Murid 3: bukan bu
Guru : ooh,pasti bapak kamu seorang yg taat ibadahnya kan?
Murid 3: bukan bu
Guru : pasti bapak kamu org yg baik dan suka bersosialisasi ya?
Murid 3:bukan juga bu
Guru (kesal!) :terus apa dong!
Murid 3: petinju bu
Ketika pelajaran dimulai,terjadi dialog antar ibu guru dan muridnya
Guru :Anak anak,gimana perasaan kalian saat ini?
Murid :senang bu!
Guru :pertama2 ibu akan menanyakan kata2 bijak apa yg sering dikatakan bapamu?
Murid 1:Hidup ini harus kita "LANJUTKAN"!
Guru : oooh,bapak kamu pasti anggota partai demokrat ya?
Murid 1: betul bu
Guru : oh pantes,sekarang kamu!
Murid 2: kata bapak saya hidup ini harus kuat seperti "BANTENG"!
Guru : ohhh ,pasti bapak kamu anggota partai PDIP
Murid 2: betul bu.
Guru : pantes,sekarang lanjutkan lagi
Murid 3: kata bapa saya "Lebih Baik Memberi Daripada Diberi"
Guru :wow,itu baru betul,bapak kamu pasti ustat/pendeta atau semacamnya ya?
Murid 3: bukan bu
Guru : ooh,pasti bapak kamu seorang yg taat ibadahnya kan?
Murid 3: bukan bu
Guru : pasti bapak kamu org yg baik dan suka bersosialisasi ya?
Murid 3:bukan juga bu
Guru (kesal!) :terus apa dong!
Murid 3: petinju bu
SAYA DATANG
Pada zaman dinasti Song, ada seorang pencuri yang terkenal
dengan panggilan ‘saya datang’ di Hangzhou. Setiap dia mencuri, dia tidak meninggalkan jejak apapun
kecuali nama julukannya di dinding rumah korbannya. Penduduk kota kesal karena
rumah mereka sering kali dimasukinya.
Pencarian dilaksanakan dan akhirnya orang
tersebut berhasil tertangkap dan dibawa menghadap hakim kota praja.
“Apakah anda
mempunyai bukti bahwa dia bersalah?” tanya hakim
kepada polisi.
“Tidak salah lagi
yang mulia,” jawab petugas. Tetapi orang itu menyangkap tuduhan tersebut.
“Yang mulia, Anda
menangkap orang yang salah”, protesnya.
“Polisi sudah putus asa dan menjadikan saya kambing hitamnya.
Mereka tidak punya bukti”
Polisi memperingatkan hakim : “Kami sudah bersusah payah
menangkapnya, Yang Mulia. Jika Yang Mulia melepaskannya, sangatlah sukar bagi
kami untuk menangkapnya kembali.”
Meskipun tidak ada bukti, hakim memerintahkan supaya
dia ditempatkan di tahanan sambil
menunggu pemeriksaan lebih lanjut.
Sesuai dengan adat yang berlaku, seorang tahanan harus memberi uang kepada
penjaga penjara pada waktu masuk penjara.
“Saya tidak mempunyai
apa-apa sekarang” kata orang tersebut
pada penjaga penjara. “Mereka menangkap saya dan mengambil beberapa miliku. Tapi saya mempunyai beberapa
perak di Gunung Than. Saya ingin memberikannya pada Anda. Saya menyembumyikannya di bawah bata yang pecah
dalam kuil. Pergilah kesana, berpura-puralah sembahyang dan ambil perak itu.
Penjaga penjara semula tidak yakin. Tapi ternyata dia benar-benar menemukan 20 ons perak. Dia
sangat senang dan mulai memperlakukan tahanan itu seperti temannya.
“Saya mempunyai
bungkusan yang saya sembunyikan dibawah
jembatan. Saya ingin memberikannya kepada Anda juga” kata tahanan itu
beberapa hari kemudian.
“Tapi jembatan sangat
ramai, bagaimana saya dapat membawa
sesuatu tanpa ketahuan” Jwab penjaga.
“Bawalah beberapa
pakaian, pura-puralah mencuci. Kemudian ambilah bungkusan tersebut dan
sembunyikan di keranjang cucian Anda” Penjaga penjara melakukan apa yang
diusulkan tahanan dan menemukan 300 ons perak dalam bungkusan itu.
Beberapa hari kemudian, tahanan memunta pertolongan pada
penjaga penjara, “Saya ingin meminta pertolongan Anda. Saya ingin pulang ke
rumah saya besok malam. Saya akan kembali sebelum Shubuh.”
Melihat keraguan penjaga itu, dia berkata lagi “Jangan kuatir, teman. Kenapa saya harus kabur?
Polisi sudah menangkap orang yang salah dan hakim tidak dapat menuntut saya.
Tidak ada bukti. Saya yakin akan dilepaskan dengan segera. Saya akan kembali
dalam waktu 4 jam” Janji tahanan itu pada penjaga. Kemudian penjaga itu
mengizinkan tahanan tersebut untuk pulang. Setelah beberapa jam,“Saya kembali”
“Bagus, kamu menepati
janjimu” “Saya tidak mau kamu terlibat masalah karena saya. Saya meninggalkan
sesuatu ditumahmu sebagai tanda penghargaan.
Saya berharap saya dapat segera dibebaskan” Penjaga kurang mengerti
ucapan orang itu, dan dia bergegas pulang ke rumahnya.
“Kamu kembali di saat
yang tepat,” kata istrinya dengan gembira. “Saya ingin memberitahumu bahwa
waktu shubuh tadi saya mendengar suara
dari atap. Seseorang menjatuhkan bungkusan ke dalam rumah. Ketika saya buka,
isinya emas dan perak. Surga sedang menurunkan rakhmatnya di atas kita!” Dia
kembali ke penjara untuk mengucapkan terima kasih. Pada hari itu juga beberapa keluarga melaporkan
pencurian pada malam sebelumnya. Di dinding tiap ruimah ada tulisan “Saya
Datang”.
No comments:
Post a Comment