Saturday, 10 October 2015

MAKALAH SMK

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LatarBelakang
Dalam rangka persiapan di pasar global, Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu kunci keberhasilan suatu NegaraKeunggulan kualitas  SDM adalah potensi dasar untuk menciptakan keunggulan produksi sesuai permintaan pasar. Pengembangan SDM merupakan salah satu sasaran utama pembangunan, dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional khususnya Pendidikan Menengah Kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan unsur dunia pendidikan yang secara khusus membidangi pendidikan kejuruan. Tujuan utama dari pendidikan kejuruan adalah mempersiapkan tenaga kerja tingkat menengah yang terampil dan sesuai dengan kualifikasi dunia kerja pengguna tamatan. Untuk dapat tetap menjaga kualitas pendidikan kejuruan, semua pihak yang terlibat dalam pengembangan sistem pendidikan ini, harus terus menerus melakukan pengembangan-pengembangan khususnya kesesuaian pendidikan dan kualifikasi tenaga kerja. SMK Muhammadiyah Kedawung sebagai salah satu SMK Elektronika Industri yang ada di Kabupaten Cirebon dalam upaya membantu pemerintah dalam menciptakan SDM yang berkualitas adalah melalui pengembangan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
Untuk memenuhi program diatas, penulis melakukan PRAKERIN pada PT Indocement.Saat melakukan PRAKERIN penulis banyak belajar tentang system operasi pada belt conveyor.Belt conveyor ini alat untuk mengangkut barang yang digerakan menggunakkan motor listrik AC 3pasha
Berdasarkan pemaparan diatas penulis tertarik untuk membahas prinsip kerja dari “system operasi belt conveyor” yang di miliki oleh PT. Indocement Tunggal Prakasa tbk.



1.2 Dasar Hukum
Dasar hokum penyelenggaraan Prakerin adalah :
·         Undang-Undang Dasar 1945
·         Undang-Undang Sisdiknas Tahun 2003
·         Kalender Pendidikan SMK tentang PSG/Prakerin berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 84 / MENPAN /1993 tanggal 24 Desember 1993.
·         Keputusan bersama Mendikbud dan Kepala BAKN No. 0433 / P / 1993 dan No. 25 Th. 1993, tanggal 24 Desember 1993.
·         Keputusan Mendikbud No. 025 / O / 1995, tanggal 8 tanggal 1995.

1.3Tujuan dan Saran
1.3.1 Tujuan Umum
Mengembangkan potensi siswa secara seimbang sehingga menghasilkan tamatan yang sesuai dengan kualifikasi dunia kerja. Mendorong dan merangsang pihak sekolah dalam peningkatan kualitas pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan, khususnya praktik kejuruan, sehingga kemampuan tamatannya sesuai tuntunan kemampuan profesi (tenisi tingkat menengah). Mendapat umpan balik kinerja sekolah dari dunia kerja. Mempromosikan potensi siswa kepada DU/DI sebagai pengguna tenaga kerja. Merangsangan DU/DI untuk memberikan perhatian yang lebih besar kepada pengembang sekolah. Mengembangkan kerjasama dengan DU/DI dalam hal pemanfaatan atau penggunaan peralatan, bahan, tenaga kerja dengan prinsip saling menguntungkan.



1.3.2 Tujuan Khusus
Agar siswa dapat mengetahui data-data dan gambaran umum instansi DU/DI. Agar siswa mengetahui Struktur Organisasi yang ada di DU/DI.AgarsiswamengetahuidanmemahamiStandarOperasionalPekerjaan yang ditentukan DU/DI. Agar siswa dapat mengenali dan memahami analisis tugas, kemampuan yang diperlukan, peralatan yang diperlukan dan tingkat kemahiran yang dipersyaratkan DU/DI. Siswa dapat mengetahui dan dapat memahami kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan DU/DI pada masa sekarang dan masa yang akan datang. Siswa terampil membuat Laporan Prakerin sesuai dengan Tata Cara Penyusunan Makalah/Karya Ilmiah.
1.3.3 Saran
Sasaran Prakerin adalah Siswa/i SMK Muhammadiyah Kedawung Tingkat III Semester 5 yang memenuhi criteria sebagai berikut :
·                     Siswa telah memenuhi persyaratan administrasi Prakerin.
·                     Siswa telah mengikuti pembekalan Prakerin.
·                     Siswa sanggup menaati Tata Tertib di DU/DI.
·                     Siswa sanggup menjaga nama baik dirinya sendiri dan nama baik sekolah asal.

1.4Waktu dan Tempat Pelaksanaan
1.4.1 Waktu Pelaksanaan
Praktik Kerja Industri (Prakerin) dilaksanakan selama satu bulan yang dimulai pada tanggal 1 Juli 2015 sampai 31 Juli 2015 di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk adalah :
Hari Senin s/d Kamis  : 08.00 - 17.00
Istirahat                       : 12.15 - 13.00
Hari Jum’at                 : 08.00 - 17.00
Istirahat                       : 11.00 - 13.00
Sabtu s/d Minggu        : Libur

1.4.2 Tempat Pelaksanaan
Praktik Kerja Industri (Prakerin) dilaksanakan di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Yang beralamat di Jalan Raya Cirebon-Bandung km, 20, Kec. Gempol, Kab. Cirebon.
1.5 Ruang Lingkup
Dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan kerja praktik di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. dilakukan pembatasan ruang lingkup dengan tujuan  agar laporan dapat tersusun dengan lebih sistematis dan sesuai dengan target yang akan di capai. Ruang lingkup pembahasan laporan kerja praktik ini adalah menjelaskan tentang cara pengoperasian Belt Conveyor, prinsip kerjanya, tidak membahas tentang perbaikannya.
1.6 Perumusan Masalah
·         Apa Fungsi dari Belt Conveyor
·         Bagaimana prinsip kerja atau cara kerja Belt Conveyor
·         Kekurangan dan kelebihan Belt Conveyor

 BAB II
URAIAN PERUSAHAAN


2.1 Sejarah PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (“Indocement” atau “Perseroan”) didirikan pada tanggal 16 Januari 1985, sebagai hasil penggabungan enam perusahaan semen yang pada saat itu memiliki delapan pabrik. Indocement memroduksi semen dan saat ini memiliki beberapa anak perusahaan yang memproduksi beton siap-pakai (ready-mix concrete/RMC) serta mengelola tambang agregat dan trass.
Selama 40 tahun beroperasi, Indocement terus menambah jumlah pabriknya, hingga saat ini mencapai 12 pabrik. Indocement juga terus meningkatkan kapasitas produksinya dan saat ini merupakan salah satu produsen semen terbesar di Indonesia. Sebagian besar pabrik Indocement berada di Jawa. Sembilan pabrik berlokasi di Citeureup, Bogor, Jawa Barat, dan saat ini merupakan salah satu kompleks pabrik semen terbesar di dunia. Dua pabrik berlokasi di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, serta satu pabrik berlokasi di Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan. Pada 9 Oktober 2013, Indocement memulai pembangunan Pabrik ke-14 di Citeureup, Bogor.
Pada 31 Desember 2013, Indocement memiliki kapasitas produksi terpasang per tahun sebesar 18,6 juta ton semen, 4,4 juta meter kubik RMC, dengan 40 batching plant dan 648 truk mixer, serta 2,5 juta ton cadangan agregat.
Indocement mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 5 Desember 1989 dengan kode saham “INTP”. Sejak 2001, mayoritassaham Perseroan dimiliki oleh perusahaan dalam Heidelberg Cement Group, Jerman Heidelberg Cement merupakan pemimpin pasar global agregat dan pelaku bisnis terkemuka di bidang semen, RMC dan aktivitas hilir lainnya, menjadikannya salah satu produsen bahan bangunan terbesar di dunia. Group mempekerjakan sekitar 52.600 personil di 2.500 lokasi di lebih dari 40 negara.
Dengan merek “Tiga Roda”, Indocement telah menjual 18,2 juta ton semen pada tahun 2013, yang merupakan penjualan semen terbesar oleh sebuah entitas tunggal di Indonesia. Produk semen Perseroan adalah Portland Composite Cement (PCC), Ordinary Portland Cement (OPC) Tipe I, Tipe II dan Tipe V, Oil Well Cement (OWC), Semen Putih dan TR-30 Acian Putih. Indocement adalah satu-satunya produsen Semen Putih di Indonesia.
Selain itu, penjualan RMC yang diproduksi oleh entitas anak Indocement, PT Pionirbeton Industri, meningkat sekitar 41,6% dibandingkan tahun sebelumnya, menjadikan Indocement pemimpin pasar bisnis RMC di Indonesia. Dalam menjalankan usahanya, Indocement berkomitmen untuk fokus pada pengembangan yang berkelanjutan melalui komitmen terus menerus untuk mengurangi emisi karbon dioksida dari proses produksi semen yang dihasilkannya. Indocement adalah perusahaan pertama di Asia Tenggara yang menerima Emisi Reduksi yang Disertifikasi (Certified Emission Reduction/CER) untuk proyek bahan bakar alternatif dalam kerangka Mekanisme Pembangunan Bersih (Clean Development Mechanism/CDM).
Indocement didirikan berdasarkan akta pendirian No.227 tanggal 16 Januaei 1985 oleh Notaris Ridwan Suselo, SH. Sesuai dengan anggara dasar Perseroan, aktivitas usaha Perseroan adalah sebagai berikut:
a.    Menjalankan usaha dalam bidang industri pada umumnya, termasuk tetapi tidak terbatas untuk mendirikan pabrik semen dan bahan bangunan.
b.    Menjalankan usaha dalam bidang penambangan pada umumnya.
c.    Menjalankan usaha dalam bidang perdagangan pada umumnya.
d.   Menjalankan usaha dalam bidang pengangkutan darat dan laut untuk pengangkutan hasil industri tersebut di atas.
e.    Menjalankan usaha dalam bidang penyediaan sarana dan prasarana listrik, termasuk mendirikan pembangkit tenaga listrik, dan penjualan energi listrik.







2.2  Visi , Misi dan Motto Perusahaan

2.2.1  Visi
Pemain utama dalam bisnis semen dan beton siap pakai, pemimpin pasar di Jawa, pemain kunci di luar Jawa, memasok agregat dan pasir untuk bisnis beton siap pakai secara mandiri.

2.2.2        Misi
Kami berkecimpung dalam bisnis penyediaan semen dan bahan bangunan berkualitas dengan harga kompetitif dan tetap memperhatikan pembangunan berkelanjututan.

2.2.3         Motto Perusahaan
Turut membangun kehidupan bermutu

2.3              Sejarah Perseroan

1985
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.  didirikan melalui penggabungan usaha enam perusahaan yang memiliki delapan pabrik semen.

1989
Indocement menjadi perusahaan public dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia.

1991
Penyelesaian pembangunan terminal semen Surabaya.
Memulai usaha beton siap pakai.

1996
Pabrik ke-10 di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, selesai dibangun dengan kapasitas produksi terpasang 1,3 juta ton semen per tahun.
1997
Pabrik ke-11 di Citeureup, Bogor, Jawa Barat, selesai dibangun dengan kapasitas produksi terpasang 2,6 juta ton semen per tahun.

1998
Pengambil alihan PT Indo Kodeco Cement (Pabrik ke-12) melalui penggabungan usaha dengan kapasitas produksi terpasang 2,6 juta ton semen per tahun.

1999
Indocement mengakuisisi Pabrik ke-9 di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, dengan kapasitas produksi terpasang 1,3 juta ton semen per tahun.

2001
Heidelberg Cement Group menjadi pemegang saham mayoritas melalui anak perusahaannya, Kimmeridge Enterprise Pte. Ltd.

2003
Kimmeridge Enterprise Pte. Ltd. mengalihkan kepemilikan sahamnya di Indocement kepada HC Indocement GmbH.

2005
Indocement meluncurkan produk PCC ke pasar Indonesia.
Penggabungan usaha antara HC Indocement GmbH dengan Heidelberg Cement South-East Asia GmbH, dimana yang disebutkan terakhir menjadi pemegang saham mayoritas langsung Indocement.

2006
Heidelberg Cement South-East Asia Gmbh. melakukan penggabungan usaha dengan HeidelbergCement AG. Dengan demikian HeidelbergCement AG. menguasai 65,14% saham Indocement.
2007
Indocement membeli 51% saham PT Gunung Tua Mandiri, sebuah perusahaan tambang agregat yang terletak di Rumpin, Bogor, Jawa Barat.
Indocement memodifikasi Pabrik ke-8 di Citeureup untuk menambah kapasitas produksi terpasang sebesar 600.000 ton semen per tahun.

2008
Indocement menerima Emisi Reduksi yang Disertifikasi (Certified Emission Reduction/CER) untuk pertama kalinya dalam kerangka Mekanisme Pembangunan Bersih untuk proyek penggunaan bahan bakar alternatif.
Indocement menerima Peringkat Hijau Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) untuk periode 2007-2008, untuk Pabrik Citeureup dan Peringkat Biru untuk Pabrik Palimanan. Dalam rangka restrukturisasi internal, Heidelberg Cement AG – pemegang saham utama Indocement – mengalihkan seluruh sahamnya di Indocement kepada Birchwood Omnia Limited (Inggris), yang dimiliki 100% oleh HeidelbergCement Group.

2009
Birchwood Omnia Limited (Heidelberg Cement Group), pemegang saham utama Indocement, menjual 14,1% sahamnya kepada publik.
Indocement meraih peringkat tertinggi, yaitu Peringkat Emas, pada program PROPER 2008- 2009. Peringkat tersebut diraih oleh Pabrik Citeureup, Bogor. Indocement merupakan perusahaan kedua di Indonesia yang meraih Peringkat Emas sejak program PROPER dimulai tahun 2002. Pabrik Palimanan, Cirebon, memperoleh Peringkat Hijau pada program PROPER 2008-2009.
Anak perusahaan Indocement, PT Mandiri Sejahtera Sentra (MSS), meningkatkan kepemilikannya menjadi 100% atas tambang agregat di Purwakarta, Jawa Barat, dengan estimasi cadangan sekitar 95 juta ton. Akuisisi ini memampukan Indocement menjadi pemimpin pasar untuk
pasokan agregat dengan total cadangan sebesar 115 juta ton. Melalui anak perusahaannya, PT Dian Abadi Perkasa dan PT Indomix Perkasa, Indocement menguasai 100% saham PT Bahana Indonor, sebuah perusahaan di bidang transportasi laut.

2010
Dua unit penggilingan-semen baru mulai beroperasi di Pabrik Palimanan, meningkatkan total kapasitas terpasang sebesar 1,5 juta ton semen menjadi 18,6 juta ton semen per tahun. Tambahan empat batching plant dan lebih dari 100 truk mixer baru memperkuat bidang usaha beton siap-pakai guna mengantisipasi peningkatan permintaan pasar.

2011
Dimulainya pembangunan penggilingan semen di Pabrik Citeureup untuk meningkatkan kapasitas produksi PCC sebesar 1,9 juta ton semen. Diharapkan akan selesai pada tahun 2013. Beroperasinya fasilitas bongkar-muat semen kantong dengan peti kemas di dermaga Pabrik Tarjun.  Dimulainya pembangunan terminal semen untuk menyediakan fasilitas bongkar-muat semen kantong dan curah di Samarinda, Kalimantan Timur, guna memenuhi permintaan serta meningkatkan pangsa pasar di  wilayah Kalimantan.

2012
Mulai digunakannya kereta api sebagai moda transportasi untuk pengiriman semen kantong dari Palimanan ke Purwokerto. United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) menerbitkan CER untuk Indocement atas keberhasilannya mengurangi emisi dari proyek blended cement untuk periode 2006-2007. Dimulainya pengoperasian Terminal Semen Banyuwangi, Jawa Timur guna memfasilitasi bongkar muat semen kantong dan curah.
Dimulainya pengoperasian Terminal Semen Samarinda, Kalimantan Timur guna memfasilitasi bongkar muat semen kantong dan curah.


2.4               Produk Indocement                                                                                      
Description: Description: http://intranet/userfiles/pcc.jpg
Portland Composite Cement (PCC)
PCC dibuat untuk penggunaan umum seperti rumah, banguna ntinggi, jembatan, jalan beton, beton pre-cast dan beton pre-stress. PCC mempunyai kekuatan yang sama dengan Portland Cement Tipe I.
 Description: Description: http://intranet/userfiles/opc.jpg

OrdinaryPortlandCement (OPC)
OPC juga dikenal sebagai semen abu-abu, terdiri dari lima tipe semen standar. Indocement memproduksi OPC Tipe I, II dan V. OPC Tipe I merupakan semen kualitas tinggi yang sesuai untuk berbagai penggunaan, seperti konstruksi rumah, gedung tinggi, jembatan, danjalan. OPC Tipe II dan V memberikan perlindungan tambahan terhadap kandungan sulfat di air dantanah.

Description: Description: http://intranet/userfiles/owc.jpg
Oil Well Cement (OWC)
OWC adalah tipe semen khusus untuk pengeboran minyak dan gas baik di darat maupun lepaspantai. OWC dicampur menjadi suatu adukan semen dan dimasukkan antara pipa, bordan cetakan sumur bordimana semen tersebut dapat mengeras dan kemudian mengikat pipa pada cetakannya.
Description: Description: http://intranet/userfiles/wc.jpg
White Cement
Semen putih digunakan untuk dekorasi eksterior dan interior gedung. Sebagaisatu-satunya produsen semen putih di Indonesia, saat ini Indocement dapat mencukupi kebutuhan semen putih pasar domestik.
Description: Description: http://intranet/userfiles/image/Update%202012/TR30%20new.gif

Acian Putih TR30
Acian Putih TR30 sangat sesuai untuk pekerjaan acian dan nat. Komposisi Acian Putih TR30 antara lain Semen Putih ”Tiga Roda”, kapur (Kalsium Karbonat) dan bahan aditif khusus lainnya. Keuntungan menggunakan Acian TR30 antara lain, permukaan acian lebih halus, mengurangi retak dan terkelupasnya permukaan, karena mempunyai sifat plastis dengan daya rekat tinggi, cepat dan mudah dalam pengerjaan, hemat karena acian lebih tipis, serta dapat digunakan pada permukaan beton dengan menambahkan lem putih.
Description: Description: http://intranet/userfiles/image/rmx.JPG



Ready - Mix Concrete (diproduksi anak  perusahaan)
Beton Siap Pakai diproduksi dengan mencampur OPC dengan bahan campuran yang tepat (pasir dan batu) serta air dan kemudian dikirimkan ketempat pelanggan menggunakan truk semen untuk dicurahkan. Sebagai nilai tambah produk, Beton Siap – Pakai mendatangkan keuntungan yang lebih tinggi dari produk semen lainnya. Mayoritas yang signifikan dari Beton Siap – Pakai Indocement adalah dijual di daerah Jakarta dimana industry pembangunannya sangat baik.

Description: Description: http://intranet/userfiles/agregat.gif
Agregat (diproduksianakperusahaan)
Tambang agregates (batuandesit) di Rumpin dan Purwakarta, Jawa Barat dengan total cadangan 130 juta ton andesit, melalui anak perusahaan Indocement akan memperkuat posisi Indocement sebagai pemasok bahan bangunan.


























2.5 Kapasitas Produksi
Tahun
Pabrik
Lokasi
Produk
Kapasitas Produksi Semen(Juta Ton/Tahun)
1975
Pabrik ke-1
Citeureup, Jawa Barat
PCC / OPC Tipe II
0,7
1976
Pabrik ke-2
Citeureup, Jawa Barat
PCC / OPC Tipe II
0,6
1979
Pabrik ke-3
Citeureup, Jawa Barat
PCC
1,1
1980
Pabrik ke-4
Citeureup, Jawa Barat
OPC
1,1
1981
Pabrik ke-5
Citeureup, Jawa Barat
OWC / WC / OPC Tipe V
0,2
1983
Pabrik ke-6
Citeureup, Jawa Barat
PCC
1,6
1984
Pabrik ke-7
Citeureup, Jawa Barat
PCC
1,9
1986
Pabrik ke-8
Citeureup, Jawa Barat
PCC
1,9
1991
Pabrik ke-9
Cirebon, Jawa Barat
PCC
2,05
1996
Pabrik ke-10
Cirebon, Jawa Barat
PCC
2,05
1999
Pabrik ke-11
Citeureup, Jawa Barat
PCC
2,6
2000
Pabrik ke-12
Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan
PCC
2,6
JumlahSeluruhnya
18,6
*)   Melalui Akuisisi tahun 1999
**)   Melalui merger dengan PT Indo Kodeco Cement ( IKC ) pada tanggal 29 Desember
2000

OPC          : Ordinary Portland Cement
OWC         :  Oil Well Cement
WC            : White Cement
PCC          : Portland Composite Cement


2.6       Proses Produksi
Produksi semen membutuhkan bahan baku yang bersifat kering, proporsional, dan homogeny sebelum ditransfer kedalam tanur pembakaran. Hasil pencampuran ini dikenal dengan nama klinker, yang kemudian dihaluskan dengan campuran gipsum di dalam penggilingan semen untuk menghasilkan OPC atau dicampur dengan bahan aditiflainnya untuk menghasilkan tipe semen yang lain. Rata-rata, sekitar 960 kg klinker menghasilkan satu ton OPC.

1.      Penambangan
Bahan baku utama yang digunakan dalam memproduksi semen adalah batu kapur, pasir silika, tanah liat, pasir besi dan gipsum. Batu kapur, tanah liat dan pasir silika di tambang dengan cara pengeboran dan peledakan dan kemudian dibawa kemesin penggiling yang berlokasi tidak jauh dari tambang. Bahan yang telah digiling kemudian dikirim melalui ban berjalan atau dengan menggunakan truk.
Dalam sistem proses basah, bahan baku dimasukkan kedalam tanur dengan wujud aslinya yang masih basah, sehingga membutuhkan konsumsi panas yang relative tinggi. Dalam sistem proses kering, bahan baku telah dikeringkan dan dimasukkan ketanur dalam bentuk bubuk. Ini memberikan keuntungan sehingga digunakan oleh produsen semen saat ini. Indocement menggunakan proses tanur kering, yang mengkonsumsi panas lebih sedikit dan lebih efisien dibandingkan proses tanur basah.

2.      Pengeringan dan Penggilingan
Semua bahan yang sudah dihancurkan dikeringkan di dalam pengering yang berputar untuk mencegah pemborosan panas. Kadar air dari material tersebut menjadi turun sesuai dengan control kualitas yang telah ditentukan sesuai standar yang telah ditetapkan. Setelah disimpan di Raw Mill Feed Bins, campuran material yang telah mengikuti standar dimasukkan kedalam penggilingan. Dalam proses penggilingan ini, pengambilan contoh dilakukan setiap satu jam untuk diperiksa agar komposisi masing-masing material tetap konstan dan sesuai dengan standar. Setelah itu tepung yang telah bercampur untuk dikirimkan ketempat penyimpanan.

3.      Pembakaran dan Pendinginan
Dari tempat penyimpanan hasil campuran yang telah digiling, material yang telah halus itu dikirim ketempat pembakaran yang berputar dan bertemperatur sangat tinggi sampai menjadi klinker. Setelah klinker ini didinginkan, dikirim ketempat penyimpanan. Selama proses ini berlangsung, peralatan yang canggih digunakan untuk memantau proses pembakaran yang diawasi secara terus-menerus dari Pusat Pengendalian. Bahan bakar yang dipergunakan adalah batu bara, kecuali untuk semen putih dan oil well cement digunakan gas alam.

4.      Penggilingan Akhir
Klinker yang sudah didinginkan kemudian dicampur dengan gips yang masih diimpor, kemudian digiling untuk menjadi semen. Penggilingan ini dilaksanakan dengan sistem close circuit untuk menjaga efisiensi serta mutu yang tinggi. Semen yang telah siap untuk di pasarkan ini kemudian dipompa kedalam tangki penyimpanan.

5.      Pengantongan
Dari silo tempat penampungan, semen dipindahkan ketempat pengantongan untuk kantong maupun curah. Pengepakan menjadi efisien dengan menggunakan mesin pembungkus dengan kecepatan tinggi. Kantong-kantong yang telah terisi dengan otomatis ditimbang dan dijahit untuk kemudian dimuat ketruk melalui ban berjalan. Sedangkan semen curah dimuat kelori khusus untuk diangkut ketempat penampungan di pabrik, atau langsung diangkut ke Tanjung Priok untuk disimpan atau langsung dikapalkan.



2.7 Struktur Organisasi PT Indocement Tunggal PrakasaTbk.

 





CSR SECTION
 
                                        

























2.8 StrukturOrganisasi Electrical Department




























BAB III
LANDASAN TEORI
                                                                                                                      
3.1 Pengertian Belt conveyor
Belt conveyor atau konveyor sabuk adalah pesawat pengangkut yang Digunakan untuk memindahkan muatan dalam bentuk satuan atau tumpahan, Dengan arah horizontal atau membentuk sudut dakian/inklinasi Dari suatu system operasi yang satu kesistem operasi yang lain dalam suatu line proses produksi, yang menggunakan sabuk sebagai penghantar muatannya. Belt Conveyor pada dasarnya merupakan peralatan yang cukup sederhana. Alat tersebut terdiri dari sabuk yang tahan terhadap pengangkutan benda padat. Sabuk yang digunakanpada belt conveyor ini dapat dibuat dari berbagai jenis bahan misalnya dari karet, plastik, kulit ataupun logam yang tergantung dari jenis dan sifat bahan yang akan diangkut.
Belt Conveyor (konveyor sabuk) memiliki komponen utama berupa sabuk yang berada diatas roller-roller penumpu. Sabuk digerakkan oleh motor penggerak melalui suatu pulley, sabuk bergerak secara translasi dengan melintas datar  miring tergantung kepada kebutuhan dan perencanaan. Material diletakkan diatas sabuk dan bersama sabuk bergerak kesatu arah. Pada pengoperasiannya konveyor sabuk menggunakan tenaga penggerak berupa motor listrik dengan perantara roda gigi yang dikopel langsung kepuli penggerak. Sabuk yang berada diatas roller-roller akan bergerak melintasi roller-roller dengan keceptan sesuai putaran dan puli penggerak.





Gambar 3.1 Belt Conveyor

3.2 Motor Listrik AC
Motor listrik adalah suatu alat yang mengubah energy listrik menjadi energy mekanik. Jika dilihat dari arus listrik, motor dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu motor listrik arus searah. Untuk bagian yang diam pada motor disebut stator, sedangkan yang berputar adalah rotor. Pada dasarnya prinsip kerja motor listrik terdapat pada dua medan magnet yang dibuat berinteraksi untuk menghasilkan gerakan. Motor dan generator dibuat dengan cara yang sama ,sehingga sebuah mesin yang bekerja sebagai motor dapat pula bekerja sebagai generator. Adapun perbedaannya hanya terletak pada susunan kontruksinya. Untuk rangka generator dapat terbuka akan tetapi untuk motor harus benar-benar tertutup.  Karena pada aplikasinya generator biasanya digunakan pada stasiun pembangkit tenaga listrik, dan telah ditangani oleh orang yang telah ahli. Sedangkan pada motor listrik penggunaannya bermacam-macam seperti pada mesin-mesin industri yang berhubungan langsung dengan gas, debu, korosi, dan api ,Sehingga motor listrik perlu diberi penutup.
Motor listrik bekerja dengan prinsip bahwa dua buah medan magnet dapat dibuat untuk berinteraksi menghasilkan gerakan. Interaksi pada medan magnet mengakibatkan pembengkokkan garis gaya. Pembengkokan garis yang cenderung lurus keluar menyebabkan arus atau loop mengalami gerak putaran. Putaran jangkar berlawanan dengan arah putaran jarum jam disebabkan karena penghantar sebelah kiri ditekan kebawah dan penghatar sebelah kanan ditekan keatas.
Description: http://www.republic-mfg.com/images/Motor-enclosed_n.jpg
Gambar 3.2.1 Prinsip Motor
Motor AC mempunyai karakteristik yang mengatur penggunaannya, berikut karakteristiknya :
Karakteriskik Motor AC
1. Pemeliharaan lebih mudah.
2. Harga lebih murah.
3. Biaya perbaikan lebih murah.

3.3 Geometri
Belt conveyor sudut kemiringan terhadap garis horizontal (β) tergantung pada factor gesekan antara material yang dibawa dengan belt yang bergerak, sudut kemiringan tetap dari tumpukan material dan bagaimana cara material dibebankan keatas belt. Kemiringan yang dapat diizinkan pada belt conveyor

3.4 Komponen-Komponen Utama Pada Belt Conveyor
Komponen-komponen utama konveyor sabuk sebagai berikut:
Konveyor sabuk yang sederhana terdiri dari :
1) Rangka (Frame)
2) Pulli penggerak (Drive pulley)
3) Pulli yang digerakkan (Tail pulley)
4) Pulli Pengencang (Snub pulley)
5) Sabuk (Belt)
6) Roll pembawa (Carrying roller idler)
7) Roll Kembali (Return roller idler)
8) Roll pemuat
9) Motor penggerak
10) Unit pemuat (Chutes)
11) Unit pengeluar (Discharge spout)
12) Pembersih sabuk (Belt cleaner)
13) Pengetat sabuk (Belt take-up)

3.5 Unit penggerak
Daya penggerak pada belt conveyor ditransmisikan kepada belt
Melalui gesekan yang terjadi antar belt puli penggerak yang digerakkan dengan motor listrik. Unit penggerak terdiri dari beberapa bagian, yaitu puli, motor serta roda gigi transmisi antara motor dan puli. Tipe-tipe susunan puli penggerak untuk belt conveyor menunjukkan pulli penggerak tunggal (single pulley drive) dengan sudut α= 180 dan α≈ 2100 s.d 2300 belt conveyor Sudut kemiringan terhadap garis horizontal (β) tergantung pada factor gesekan antara material yang dibawa dengan belt yang bergerak, sudut kemiringan tetap dari tumpukan material dan bagaimana cara material dibebankan keatas belt. Kemiringan yang dapat diizinkan pada belt conveyor

Salah satu transportasi yang  banyak digunakan di industry khususnya di industry semen adalah Belt Conveyor. Dipilihnya system ban berjalan sebagai sarana transportasi material adalah karena tuntutan untuk meningkatkan produktifitas, menurunkan biaya produksi dan juga kebutuhan otomatisasi dalam rangka mempertinggi efisiensi kerjaPada kesempatan kali ini, Kita akan membahas peralatan instrumentasi yang ada di Belt Conveyor.




3.6.1 Speed Sensor
Speed Sensor atau sensor kecepatan merupakan sensor yang digunakaahan untuk mengetahui perubahan kecepatan dari perputaran Belt Conveyor. Terdiri dari shaft encoder dan sensor photo detector. Prinsip kerjanya sederhana, yaitu menghitung frekuensi dari pulsa yang dihasilkan dari deteksi sinyal on/off photo detector dan dikonversikan kekecepatan berdasarkan waktunya.
Sensorini kita kombinasikan dengan Load Cell sehingga dapat difungsikan sebagai Weighing system untuk mengukur flow material diatas belt.
Speed Sensor pada Belt Conveyor

Gambar 3. Speed Sensor

3.6.2  Weighing Feeder

Weighing feeder adalah sebuah peralatan yang dapat menimbang material secara terus menerus dan terkontrol melalui sebuah belt yang didukung oleh beberapa komponen secara terpadu sehingga berat dari banyaknya material yang di butuhkan dalam suatu proses sesuai dengan yang diinginkan.
Dalam industri, weighing feeder memengang peranan yang penting dalam  menentukan kualitas produk yang di hasilkan. Pada prinsipnya weighing feeder dapat di anggap sebagai suatu timbangan elektris-mekanis berbentuk conveyor yang secara otomatis menentukan berat material penyusun yang akan diumpankan ke proses selanjutnya.
Gambar 3.3 Weighing Feeder
3.6.3  Drift Switch
Drift Switch atau Sway merupakan peralatan instrumentasi yang digunakan sebagai posisi belt dalam keadaan miring ketika sedang beroperasi sehingga sering juga disebut sebagai missalignment sensor. Prinsip kerjanya sederhana, sesederhana limit switch karena drift switch ini hanya mengirimkan sinyal on/off saja ke CCR sebagai indikasi dari posisi belt.Tuas silinder pada drift switch berfungsi sebagai saklar ketika belt menyentuhnya dia akan mengirim sinyal on ke CCR dan Sebaliknya.
.Drift Switch pada Belt Conveyor
Gambar 3.4 Drift Switch
3.6.4 Rope Switch
Rope switch merupakan salah satu peralatan safety yang digunakan pada belt conveyor. Selain Rope Switch ada juga yang menyebutnya Pull Cord Switch namun sebenarnya tetap menunjukan satu komponen instrumentasi yang sama. Cara kerja alat yang satu ini sebenarnya sederhana, hanya dengan menarik rope/tali yang menjuntai sepanjang belt conveyor maka switch akan aktif. Switch disini berfungsi sebagai hardwire interlock sehingga akan mematikan sistem yang terhubung dengan belt conveyor ( interlock ) jadi bukan hanya belt conveyor saja yang akan berhenti beroperasi.
Rope Switch || Pull Cord Switch pada Belt Conveyor
Gambar 3.5 Rope Switch
3.6.5 Speed Detector
1.      Rotary speed detector merupakan peralatan instrumentasi yang digunakan untuk mendeteksi suatu bagian peralatan sedang berputar atau tidak. Biasanya pada belt conveyor, sensor ini diletakan pada salah satu pulley. Cara kerjanya sama seperti speed sensor, yang membedakannya sensor ini digunakan hanya untuk indikator saja bukan untuk mengetahui kecepatan putaran. Namun meskipun demikian sensor ini juga berfungsi sebagai bagian dari interlock sistem.

Speed Monitor pada Belt Conveyor
Gambar 3.6 Speed Detektor


















BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Prinsip Kerja Belt Conveyer
Prinsip kerja belt conveyer mentransport material yang ada di atas belt, dimana umpan atau inlet pada sisi tail dengan menggunakan chute dan setelah sampai dihead material ditumpahkan akibat belt terbalik arah.Belt digerakkan oleh drive/head pulley dengan menggunakan motor penggerak.
Head pulley menarik belt dengan prinsip adanya gesekkan antara permukaan drum dengan belt, sehingga kapasitasnya tergantung gaya gesek tersebut. Belt conveyer pada dasarnya merupakan peralatan yang cukup sederhana.Alat tersebut terdiri dari sabuk yang tahan terhadap pengangkutan benda padat.
Sabuk yang digunakan pada belt conveyer ini dapat dibuat dari berbagai jenis bahan misalnya dari karet, plastik, kulit ataupun logamyang tergantung dari jenis dan sifat bahan yang akan diangkut. Untuk mengangkut bahan-bahan yang panas digunakan bahan yang terbuat dari logam yang tahan terhadap panas.
Belt Conveyer dapat digunakan untuk mengangkut material baik yang berupa unit load atau bulk material secara mendatar ataupun miring, yang dimaksud dengan unit load adalah bahan yang biasanya dapat dihitung jumlahnya satu persatu. Misalnya balok kantong dan lain sebagainya sedangkan bulk material adalah material yang berupa butir-butir bubuk atau serbuk misalnya: pasir, semen dan batu bara.









Oval: START

 






TIDAK






                    
Flowchart: Process: INPUT/OUTPUT (I/O) KIRIM SINYAL KE MCC                                                                 YA





TIDAK


Flowchart: Process: MOTOR ON                                                                                                                                       

                                                                                                                                                                                               
Flowchart: Decision: TOMBOL EMERGENCY ON
Oval: STOP
Left Arrow: YA




BAB V
PENUTUP

4.1  Kesimpulan
Di dalam belt conveyor terdapat sensor-sensor yang memiliki fungsi yang berbeda salah satu contoh sensor yang terdapat pada belt conveyor yaitu Rotation Detector, Rope Switch, dan masih banyak lagi. Belt Conveyor dapat di operasikan menggunakan motor listrik AC yang di gerakan oleh MCC.
Proses penggerakan motor listrik AC pada belt conveyor, pertama-tama dari OS ( Operating Sistem ) mengirimkan sinyal kedalam kontroler, kemudian kontroler mengirimkan sinyal kedalam I/O ( output/Input ), dari I/O (Input/Output) mengirimkan perintah pada MCC ( Motor Control Center ) untuk menggerakan motor listrik AC pada belt conveyor agar belt conveyor dapat bergerak.

4.2  Saran
Mengenai Pelaksanaan Praktek Kerja Industri Seharusnya sekolah memberikan waktu   yang lebih panjang agar siswa dapat lebih mendalami dunia industri, pelaksanaan Praktek Kerja Industri yang terbilang singkat sehingga membuat siswa kurang mendalami dunia industri.






DABAB I
PENDAHULUAN

1.1  LatarBelakang
Dalam rangka persiapan di pasar global, Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu kunci keberhasilan suatu NegaraKeunggulan kualitas  SDM adalah potensi dasar untuk menciptakan keunggulan produksi sesuai permintaan pasar. Pengembangan SDM merupakan salah satu sasaran utama pembangunan, dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional khususnya Pendidikan Menengah Kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan unsur dunia pendidikan yang secara khusus membidangi pendidikan kejuruan. Tujuan utama dari pendidikan kejuruan adalah mempersiapkan tenaga kerja tingkat menengah yang terampil dan sesuai dengan kualifikasi dunia kerja pengguna tamatan. Untuk dapat tetap menjaga kualitas pendidikan kejuruan, semua pihak yang terlibat dalam pengembangan sistem pendidikan ini, harus terus menerus melakukan pengembangan-pengembangan khususnya kesesuaian pendidikan dan kualifikasi tenaga kerja. SMK Muhammadiyah Kedawung sebagai salah satu SMK Elektronika Industri yang ada di Kabupaten Cirebon dalam upaya membantu pemerintah dalam menciptakan SDM yang berkualitas adalah melalui pengembangan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
Untuk memenuhi program diatas, penulis melakukan PRAKERIN pada PT Indocement.Saat melakukan PRAKERIN penulis banyak belajar tentang system operasi pada belt conveyor.Belt conveyor ini alat untuk mengangkut barang yang digerakan menggunakkan motor listrik AC 3pasha
Berdasarkan pemaparan diatas penulis tertarik untuk membahas prinsip kerja dari “system operasi belt conveyor” yang di miliki oleh PT. Indocement Tunggal Prakasa tbk.



1.2 Dasar Hukum
Dasar hokum penyelenggaraan Prakerin adalah :
·         Undang-Undang Dasar 1945
·         Undang-Undang Sisdiknas Tahun 2003
·         Kalender Pendidikan SMK tentang PSG/Prakerin berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 84 / MENPAN /1993 tanggal 24 Desember 1993.
·         Keputusan bersama Mendikbud dan Kepala BAKN No. 0433 / P / 1993 dan No. 25 Th. 1993, tanggal 24 Desember 1993.
·         Keputusan Mendikbud No. 025 / O / 1995, tanggal 8 tanggal 1995.

1.3Tujuan dan Saran
1.3.1 Tujuan Umum
Mengembangkan potensi siswa secara seimbang sehingga menghasilkan tamatan yang sesuai dengan kualifikasi dunia kerja. Mendorong dan merangsang pihak sekolah dalam peningkatan kualitas pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan, khususnya praktik kejuruan, sehingga kemampuan tamatannya sesuai tuntunan kemampuan profesi (tenisi tingkat menengah). Mendapat umpan balik kinerja sekolah dari dunia kerja. Mempromosikan potensi siswa kepada DU/DI sebagai pengguna tenaga kerja. Merangsangan DU/DI untuk memberikan perhatian yang lebih besar kepada pengembang sekolah. Mengembangkan kerjasama dengan DU/DI dalam hal pemanfaatan atau penggunaan peralatan, bahan, tenaga kerja dengan prinsip saling menguntungkan.



1.3.2 Tujuan Khusus
Agar siswa dapat mengetahui data-data dan gambaran umum instansi DU/DI. Agar siswa mengetahui Struktur Organisasi yang ada di DU/DI.AgarsiswamengetahuidanmemahamiStandarOperasionalPekerjaan yang ditentukan DU/DI. Agar siswa dapat mengenali dan memahami analisis tugas, kemampuan yang diperlukan, peralatan yang diperlukan dan tingkat kemahiran yang dipersyaratkan DU/DI. Siswa dapat mengetahui dan dapat memahami kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan DU/DI pada masa sekarang dan masa yang akan datang. Siswa terampil membuat Laporan Prakerin sesuai dengan Tata Cara Penyusunan Makalah/Karya Ilmiah.
1.3.3 Saran
Sasaran Prakerin adalah Siswa/i SMK Muhammadiyah Kedawung Tingkat III Semester 5 yang memenuhi criteria sebagai berikut :
·                     Siswa telah memenuhi persyaratan administrasi Prakerin.
·                     Siswa telah mengikuti pembekalan Prakerin.
·                     Siswa sanggup menaati Tata Tertib di DU/DI.
·                     Siswa sanggup menjaga nama baik dirinya sendiri dan nama baik sekolah asal.

1.4Waktu dan Tempat Pelaksanaan
1.4.1 Waktu Pelaksanaan
Praktik Kerja Industri (Prakerin) dilaksanakan selama satu bulan yang dimulai pada tanggal 1 Juli 2015 sampai 31 Juli 2015 di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk adalah :
Hari Senin s/d Kamis  : 08.00 - 17.00
Istirahat                       : 12.15 - 13.00
Hari Jum’at                 : 08.00 - 17.00
Istirahat                       : 11.00 - 13.00
Sabtu s/d Minggu        : Libur

1.4.2 Tempat Pelaksanaan
Praktik Kerja Industri (Prakerin) dilaksanakan di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Yang beralamat di Jalan Raya Cirebon-Bandung km, 20, Kec. Gempol, Kab. Cirebon.
1.5 Ruang Lingkup
Dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan kerja praktik di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. dilakukan pembatasan ruang lingkup dengan tujuan  agar laporan dapat tersusun dengan lebih sistematis dan sesuai dengan target yang akan di capai. Ruang lingkup pembahasan laporan kerja praktik ini adalah menjelaskan tentang cara pengoperasian Belt Conveyor, prinsip kerjanya, tidak membahas tentang perbaikannya.
1.6 Perumusan Masalah
·         Apa Fungsi dari Belt Conveyor
·         Bagaimana prinsip kerja atau cara kerja Belt Conveyor
·         Kekurangan dan kelebihan Belt Conveyor









BAB II
URAIAN PERUSAHAAN


2.1 Sejarah PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (“Indocement” atau “Perseroan”) didirikan pada tanggal 16 Januari 1985, sebagai hasil penggabungan enam perusahaan semen yang pada saat itu memiliki delapan pabrik. Indocement memroduksi semen dan saat ini memiliki beberapa anak perusahaan yang memproduksi beton siap-pakai (ready-mix concrete/RMC) serta mengelola tambang agregat dan trass.
Selama 40 tahun beroperasi, Indocement terus menambah jumlah pabriknya, hingga saat ini mencapai 12 pabrik. Indocement juga terus meningkatkan kapasitas produksinya dan saat ini merupakan salah satu produsen semen terbesar di Indonesia. Sebagian besar pabrik Indocement berada di Jawa. Sembilan pabrik berlokasi di Citeureup, Bogor, Jawa Barat, dan saat ini merupakan salah satu kompleks pabrik semen terbesar di dunia. Dua pabrik berlokasi di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, serta satu pabrik berlokasi di Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan. Pada 9 Oktober 2013, Indocement memulai pembangunan Pabrik ke-14 di Citeureup, Bogor.
Pada 31 Desember 2013, Indocement memiliki kapasitas produksi terpasang per tahun sebesar 18,6 juta ton semen, 4,4 juta meter kubik RMC, dengan 40 batching plant dan 648 truk mixer, serta 2,5 juta ton cadangan agregat.
Indocement mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 5 Desember 1989 dengan kode saham “INTP”. Sejak 2001, mayoritassaham Perseroan dimiliki oleh perusahaan dalam Heidelberg Cement Group, Jerman Heidelberg Cement merupakan pemimpin pasar global agregat dan pelaku bisnis terkemuka di bidang semen, RMC dan aktivitas hilir lainnya, menjadikannya salah satu produsen bahan bangunan terbesar di dunia. Group mempekerjakan sekitar 52.600 personil di 2.500 lokasi di lebih dari 40 negara.
Dengan merek “Tiga Roda”, Indocement telah menjual 18,2 juta ton semen pada tahun 2013, yang merupakan penjualan semen terbesar oleh sebuah entitas tunggal di Indonesia. Produk semen Perseroan adalah Portland Composite Cement (PCC), Ordinary Portland Cement (OPC) Tipe I, Tipe II dan Tipe V, Oil Well Cement (OWC), Semen Putih dan TR-30 Acian Putih. Indocement adalah satu-satunya produsen Semen Putih di Indonesia.
Selain itu, penjualan RMC yang diproduksi oleh entitas anak Indocement, PT Pionirbeton Industri, meningkat sekitar 41,6% dibandingkan tahun sebelumnya, menjadikan Indocement pemimpin pasar bisnis RMC di Indonesia. Dalam menjalankan usahanya, Indocement berkomitmen untuk fokus pada pengembangan yang berkelanjutan melalui komitmen terus menerus untuk mengurangi emisi karbon dioksida dari proses produksi semen yang dihasilkannya. Indocement adalah perusahaan pertama di Asia Tenggara yang menerima Emisi Reduksi yang Disertifikasi (Certified Emission Reduction/CER) untuk proyek bahan bakar alternatif dalam kerangka Mekanisme Pembangunan Bersih (Clean Development Mechanism/CDM).
Indocement didirikan berdasarkan akta pendirian No.227 tanggal 16 Januaei 1985 oleh Notaris Ridwan Suselo, SH. Sesuai dengan anggara dasar Perseroan, aktivitas usaha Perseroan adalah sebagai berikut:
a.    Menjalankan usaha dalam bidang industri pada umumnya, termasuk tetapi tidak terbatas untuk mendirikan pabrik semen dan bahan bangunan.
b.    Menjalankan usaha dalam bidang penambangan pada umumnya.
c.    Menjalankan usaha dalam bidang perdagangan pada umumnya.
d.   Menjalankan usaha dalam bidang pengangkutan darat dan laut untuk pengangkutan hasil industri tersebut di atas.
e.    Menjalankan usaha dalam bidang penyediaan sarana dan prasarana listrik, termasuk mendirikan pembangkit tenaga listrik, dan penjualan energi listrik.







2.2  Visi , Misi dan Motto Perusahaan

2.2.1  Visi
Pemain utama dalam bisnis semen dan beton siap pakai, pemimpin pasar di Jawa, pemain kunci di luar Jawa, memasok agregat dan pasir untuk bisnis beton siap pakai secara mandiri.

2.2.2        Misi
Kami berkecimpung dalam bisnis penyediaan semen dan bahan bangunan berkualitas dengan harga kompetitif dan tetap memperhatikan pembangunan berkelanjututan.

2.2.3         Motto Perusahaan
Turut membangun kehidupan bermutu

2.3              Sejarah Perseroan

1985
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.  didirikan melalui penggabungan usaha enam perusahaan yang memiliki delapan pabrik semen.

1989
Indocement menjadi perusahaan public dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia.

1991
Penyelesaian pembangunan terminal semen Surabaya.
Memulai usaha beton siap pakai.

1996
Pabrik ke-10 di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, selesai dibangun dengan kapasitas produksi terpasang 1,3 juta ton semen per tahun.
1997
Pabrik ke-11 di Citeureup, Bogor, Jawa Barat, selesai dibangun dengan kapasitas produksi terpasang 2,6 juta ton semen per tahun.

1998
Pengambil alihan PT Indo Kodeco Cement (Pabrik ke-12) melalui penggabungan usaha dengan kapasitas produksi terpasang 2,6 juta ton semen per tahun.

1999
Indocement mengakuisisi Pabrik ke-9 di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, dengan kapasitas produksi terpasang 1,3 juta ton semen per tahun.

2001
Heidelberg Cement Group menjadi pemegang saham mayoritas melalui anak perusahaannya, Kimmeridge Enterprise Pte. Ltd.

2003
Kimmeridge Enterprise Pte. Ltd. mengalihkan kepemilikan sahamnya di Indocement kepada HC Indocement GmbH.

2005
Indocement meluncurkan produk PCC ke pasar Indonesia.
Penggabungan usaha antara HC Indocement GmbH dengan Heidelberg Cement South-East Asia GmbH, dimana yang disebutkan terakhir menjadi pemegang saham mayoritas langsung Indocement.

2006
Heidelberg Cement South-East Asia Gmbh. melakukan penggabungan usaha dengan HeidelbergCement AG. Dengan demikian HeidelbergCement AG. menguasai 65,14% saham Indocement.
2007
Indocement membeli 51% saham PT Gunung Tua Mandiri, sebuah perusahaan tambang agregat yang terletak di Rumpin, Bogor, Jawa Barat.
Indocement memodifikasi Pabrik ke-8 di Citeureup untuk menambah kapasitas produksi terpasang sebesar 600.000 ton semen per tahun.

2008
Indocement menerima Emisi Reduksi yang Disertifikasi (Certified Emission Reduction/CER) untuk pertama kalinya dalam kerangka Mekanisme Pembangunan Bersih untuk proyek penggunaan bahan bakar alternatif.
Indocement menerima Peringkat Hijau Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) untuk periode 2007-2008, untuk Pabrik Citeureup dan Peringkat Biru untuk Pabrik Palimanan. Dalam rangka restrukturisasi internal, Heidelberg Cement AG – pemegang saham utama Indocement – mengalihkan seluruh sahamnya di Indocement kepada Birchwood Omnia Limited (Inggris), yang dimiliki 100% oleh HeidelbergCement Group.

2009
Birchwood Omnia Limited (Heidelberg Cement Group), pemegang saham utama Indocement, menjual 14,1% sahamnya kepada publik.
Indocement meraih peringkat tertinggi, yaitu Peringkat Emas, pada program PROPER 2008- 2009. Peringkat tersebut diraih oleh Pabrik Citeureup, Bogor. Indocement merupakan perusahaan kedua di Indonesia yang meraih Peringkat Emas sejak program PROPER dimulai tahun 2002. Pabrik Palimanan, Cirebon, memperoleh Peringkat Hijau pada program PROPER 2008-2009.
Anak perusahaan Indocement, PT Mandiri Sejahtera Sentra (MSS), meningkatkan kepemilikannya menjadi 100% atas tambang agregat di Purwakarta, Jawa Barat, dengan estimasi cadangan sekitar 95 juta ton. Akuisisi ini memampukan Indocement menjadi pemimpin pasar untuk
pasokan agregat dengan total cadangan sebesar 115 juta ton. Melalui anak perusahaannya, PT Dian Abadi Perkasa dan PT Indomix Perkasa, Indocement menguasai 100% saham PT Bahana Indonor, sebuah perusahaan di bidang transportasi laut.

2010
Dua unit penggilingan-semen baru mulai beroperasi di Pabrik Palimanan, meningkatkan total kapasitas terpasang sebesar 1,5 juta ton semen menjadi 18,6 juta ton semen per tahun. Tambahan empat batching plant dan lebih dari 100 truk mixer baru memperkuat bidang usaha beton siap-pakai guna mengantisipasi peningkatan permintaan pasar.

2011
Dimulainya pembangunan penggilingan semen di Pabrik Citeureup untuk meningkatkan kapasitas produksi PCC sebesar 1,9 juta ton semen. Diharapkan akan selesai pada tahun 2013. Beroperasinya fasilitas bongkar-muat semen kantong dengan peti kemas di dermaga Pabrik Tarjun.  Dimulainya pembangunan terminal semen untuk menyediakan fasilitas bongkar-muat semen kantong dan curah di Samarinda, Kalimantan Timur, guna memenuhi permintaan serta meningkatkan pangsa pasar di  wilayah Kalimantan.

2012
Mulai digunakannya kereta api sebagai moda transportasi untuk pengiriman semen kantong dari Palimanan ke Purwokerto. United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) menerbitkan CER untuk Indocement atas keberhasilannya mengurangi emisi dari proyek blended cement untuk periode 2006-2007. Dimulainya pengoperasian Terminal Semen Banyuwangi, Jawa Timur guna memfasilitasi bongkar muat semen kantong dan curah.
Dimulainya pengoperasian Terminal Semen Samarinda, Kalimantan Timur guna memfasilitasi bongkar muat semen kantong dan curah.


2.4               Produk Indocement                                                                                      
Description: Description: http://intranet/userfiles/pcc.jpg
Portland Composite Cement (PCC)
PCC dibuat untuk penggunaan umum seperti rumah, banguna ntinggi, jembatan, jalan beton, beton pre-cast dan beton pre-stress. PCC mempunyai kekuatan yang sama dengan Portland Cement Tipe I.
 Description: Description: http://intranet/userfiles/opc.jpg

OrdinaryPortlandCement (OPC)
OPC juga dikenal sebagai semen abu-abu, terdiri dari lima tipe semen standar. Indocement memproduksi OPC Tipe I, II dan V. OPC Tipe I merupakan semen kualitas tinggi yang sesuai untuk berbagai penggunaan, seperti konstruksi rumah, gedung tinggi, jembatan, danjalan. OPC Tipe II dan V memberikan perlindungan tambahan terhadap kandungan sulfat di air dantanah.

Description: Description: http://intranet/userfiles/owc.jpg
Oil Well Cement (OWC)
OWC adalah tipe semen khusus untuk pengeboran minyak dan gas baik di darat maupun lepaspantai. OWC dicampur menjadi suatu adukan semen dan dimasukkan antara pipa, bordan cetakan sumur bordimana semen tersebut dapat mengeras dan kemudian mengikat pipa pada cetakannya.
Description: Description: http://intranet/userfiles/wc.jpg
White Cement
Semen putih digunakan untuk dekorasi eksterior dan interior gedung. Sebagaisatu-satunya produsen semen putih di Indonesia, saat ini Indocement dapat mencukupi kebutuhan semen putih pasar domestik.
Description: Description: http://intranet/userfiles/image/Update%202012/TR30%20new.gif

Acian Putih TR30
Acian Putih TR30 sangat sesuai untuk pekerjaan acian dan nat. Komposisi Acian Putih TR30 antara lain Semen Putih ”Tiga Roda”, kapur (Kalsium Karbonat) dan bahan aditif khusus lainnya. Keuntungan menggunakan Acian TR30 antara lain, permukaan acian lebih halus, mengurangi retak dan terkelupasnya permukaan, karena mempunyai sifat plastis dengan daya rekat tinggi, cepat dan mudah dalam pengerjaan, hemat karena acian lebih tipis, serta dapat digunakan pada permukaan beton dengan menambahkan lem putih.
Description: Description: http://intranet/userfiles/image/rmx.JPG



Ready - Mix Concrete (diproduksi anak  perusahaan)
Beton Siap Pakai diproduksi dengan mencampur OPC dengan bahan campuran yang tepat (pasir dan batu) serta air dan kemudian dikirimkan ketempat pelanggan menggunakan truk semen untuk dicurahkan. Sebagai nilai tambah produk, Beton Siap – Pakai mendatangkan keuntungan yang lebih tinggi dari produk semen lainnya. Mayoritas yang signifikan dari Beton Siap – Pakai Indocement adalah dijual di daerah Jakarta dimana industry pembangunannya sangat baik.

Description: Description: http://intranet/userfiles/agregat.gif
Agregat (diproduksianakperusahaan)
Tambang agregates (batuandesit) di Rumpin dan Purwakarta, Jawa Barat dengan total cadangan 130 juta ton andesit, melalui anak perusahaan Indocement akan memperkuat posisi Indocement sebagai pemasok bahan bangunan.


























2.5 Kapasitas Produksi
Tahun
Pabrik
Lokasi
Produk
Kapasitas Produksi Semen(Juta Ton/Tahun)
1975
Pabrik ke-1
Citeureup, Jawa Barat
PCC / OPC Tipe II
0,7
1976
Pabrik ke-2
Citeureup, Jawa Barat
PCC / OPC Tipe II
0,6
1979
Pabrik ke-3
Citeureup, Jawa Barat
PCC
1,1
1980
Pabrik ke-4
Citeureup, Jawa Barat
OPC
1,1
1981
Pabrik ke-5
Citeureup, Jawa Barat
OWC / WC / OPC Tipe V
0,2
1983
Pabrik ke-6
Citeureup, Jawa Barat
PCC
1,6
1984
Pabrik ke-7
Citeureup, Jawa Barat
PCC
1,9
1986
Pabrik ke-8
Citeureup, Jawa Barat
PCC
1,9
1991
Pabrik ke-9
Cirebon, Jawa Barat
PCC
2,05
1996
Pabrik ke-10
Cirebon, Jawa Barat
PCC
2,05
1999
Pabrik ke-11
Citeureup, Jawa Barat
PCC
2,6
2000
Pabrik ke-12
Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan
PCC
2,6
JumlahSeluruhnya
18,6
*)   Melalui Akuisisi tahun 1999
**)   Melalui merger dengan PT Indo Kodeco Cement ( IKC ) pada tanggal 29 Desember
2000

OPC          : Ordinary Portland Cement
OWC         :  Oil Well Cement
WC            : White Cement
PCC          : Portland Composite Cement


2.6       Proses Produksi
Produksi semen membutuhkan bahan baku yang bersifat kering, proporsional, dan homogeny sebelum ditransfer kedalam tanur pembakaran. Hasil pencampuran ini dikenal dengan nama klinker, yang kemudian dihaluskan dengan campuran gipsum di dalam penggilingan semen untuk menghasilkan OPC atau dicampur dengan bahan aditiflainnya untuk menghasilkan tipe semen yang lain. Rata-rata, sekitar 960 kg klinker menghasilkan satu ton OPC.

1.      Penambangan
Bahan baku utama yang digunakan dalam memproduksi semen adalah batu kapur, pasir silika, tanah liat, pasir besi dan gipsum. Batu kapur, tanah liat dan pasir silika di tambang dengan cara pengeboran dan peledakan dan kemudian dibawa kemesin penggiling yang berlokasi tidak jauh dari tambang. Bahan yang telah digiling kemudian dikirim melalui ban berjalan atau dengan menggunakan truk.
Dalam sistem proses basah, bahan baku dimasukkan kedalam tanur dengan wujud aslinya yang masih basah, sehingga membutuhkan konsumsi panas yang relative tinggi. Dalam sistem proses kering, bahan baku telah dikeringkan dan dimasukkan ketanur dalam bentuk bubuk. Ini memberikan keuntungan sehingga digunakan oleh produsen semen saat ini. Indocement menggunakan proses tanur kering, yang mengkonsumsi panas lebih sedikit dan lebih efisien dibandingkan proses tanur basah.

2.      Pengeringan dan Penggilingan
Semua bahan yang sudah dihancurkan dikeringkan di dalam pengering yang berputar untuk mencegah pemborosan panas. Kadar air dari material tersebut menjadi turun sesuai dengan control kualitas yang telah ditentukan sesuai standar yang telah ditetapkan. Setelah disimpan di Raw Mill Feed Bins, campuran material yang telah mengikuti standar dimasukkan kedalam penggilingan. Dalam proses penggilingan ini, pengambilan contoh dilakukan setiap satu jam untuk diperiksa agar komposisi masing-masing material tetap konstan dan sesuai dengan standar. Setelah itu tepung yang telah bercampur untuk dikirimkan ketempat penyimpanan.

3.      Pembakaran dan Pendinginan
Dari tempat penyimpanan hasil campuran yang telah digiling, material yang telah halus itu dikirim ketempat pembakaran yang berputar dan bertemperatur sangat tinggi sampai menjadi klinker. Setelah klinker ini didinginkan, dikirim ketempat penyimpanan. Selama proses ini berlangsung, peralatan yang canggih digunakan untuk memantau proses pembakaran yang diawasi secara terus-menerus dari Pusat Pengendalian. Bahan bakar yang dipergunakan adalah batu bara, kecuali untuk semen putih dan oil well cement digunakan gas alam.

4.      Penggilingan Akhir
Klinker yang sudah didinginkan kemudian dicampur dengan gips yang masih diimpor, kemudian digiling untuk menjadi semen. Penggilingan ini dilaksanakan dengan sistem close circuit untuk menjaga efisiensi serta mutu yang tinggi. Semen yang telah siap untuk di pasarkan ini kemudian dipompa kedalam tangki penyimpanan.

5.      Pengantongan
Dari silo tempat penampungan, semen dipindahkan ketempat pengantongan untuk kantong maupun curah. Pengepakan menjadi efisien dengan menggunakan mesin pembungkus dengan kecepatan tinggi. Kantong-kantong yang telah terisi dengan otomatis ditimbang dan dijahit untuk kemudian dimuat ketruk melalui ban berjalan. Sedangkan semen curah dimuat kelori khusus untuk diangkut ketempat penampungan di pabrik, atau langsung diangkut ke Tanjung Priok untuk disimpan atau langsung dikapalkan.



2.7 Struktur Organisasi PT Indocement Tunggal PrakasaTbk.

 





CSR SECTION
 
                                        

























2.8 StrukturOrganisasi Electrical Department




























BAB III
LANDASAN TEORI
                                                                                                                      
3.1 Pengertian Belt conveyor
Belt conveyor atau konveyor sabuk adalah pesawat pengangkut yang Digunakan untuk memindahkan muatan dalam bentuk satuan atau tumpahan, Dengan arah horizontal atau membentuk sudut dakian/inklinasi Dari suatu system operasi yang satu kesistem operasi yang lain dalam suatu line proses produksi, yang menggunakan sabuk sebagai penghantar muatannya. Belt Conveyor pada dasarnya merupakan peralatan yang cukup sederhana. Alat tersebut terdiri dari sabuk yang tahan terhadap pengangkutan benda padat. Sabuk yang digunakanpada belt conveyor ini dapat dibuat dari berbagai jenis bahan misalnya dari karet, plastik, kulit ataupun logam yang tergantung dari jenis dan sifat bahan yang akan diangkut.
Belt Conveyor (konveyor sabuk) memiliki komponen utama berupa sabuk yang berada diatas roller-roller penumpu. Sabuk digerakkan oleh motor penggerak melalui suatu pulley, sabuk bergerak secara translasi dengan melintas datar  miring tergantung kepada kebutuhan dan perencanaan. Material diletakkan diatas sabuk dan bersama sabuk bergerak kesatu arah. Pada pengoperasiannya konveyor sabuk menggunakan tenaga penggerak berupa motor listrik dengan perantara roda gigi yang dikopel langsung kepuli penggerak. Sabuk yang berada diatas roller-roller akan bergerak melintasi roller-roller dengan keceptan sesuai putaran dan puli penggerak.





Gambar 3.1 Belt Conveyor

3.2 Motor Listrik AC
Motor listrik adalah suatu alat yang mengubah energy listrik menjadi energy mekanik. Jika dilihat dari arus listrik, motor dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu motor listrik arus searah. Untuk bagian yang diam pada motor disebut stator, sedangkan yang berputar adalah rotor. Pada dasarnya prinsip kerja motor listrik terdapat pada dua medan magnet yang dibuat berinteraksi untuk menghasilkan gerakan. Motor dan generator dibuat dengan cara yang sama ,sehingga sebuah mesin yang bekerja sebagai motor dapat pula bekerja sebagai generator. Adapun perbedaannya hanya terletak pada susunan kontruksinya. Untuk rangka generator dapat terbuka akan tetapi untuk motor harus benar-benar tertutup.  Karena pada aplikasinya generator biasanya digunakan pada stasiun pembangkit tenaga listrik, dan telah ditangani oleh orang yang telah ahli. Sedangkan pada motor listrik penggunaannya bermacam-macam seperti pada mesin-mesin industri yang berhubungan langsung dengan gas, debu, korosi, dan api ,Sehingga motor listrik perlu diberi penutup.
Motor listrik bekerja dengan prinsip bahwa dua buah medan magnet dapat dibuat untuk berinteraksi menghasilkan gerakan. Interaksi pada medan magnet mengakibatkan pembengkokkan garis gaya. Pembengkokan garis yang cenderung lurus keluar menyebabkan arus atau loop mengalami gerak putaran. Putaran jangkar berlawanan dengan arah putaran jarum jam disebabkan karena penghantar sebelah kiri ditekan kebawah dan penghatar sebelah kanan ditekan keatas.
Description: http://www.republic-mfg.com/images/Motor-enclosed_n.jpg
Gambar 3.2.1 Prinsip Motor
Motor AC mempunyai karakteristik yang mengatur penggunaannya, berikut karakteristiknya :
Karakteriskik Motor AC
1. Pemeliharaan lebih mudah.
2. Harga lebih murah.
3. Biaya perbaikan lebih murah.

3.3 Geometri
Belt conveyor sudut kemiringan terhadap garis horizontal (β) tergantung pada factor gesekan antara material yang dibawa dengan belt yang bergerak, sudut kemiringan tetap dari tumpukan material dan bagaimana cara material dibebankan keatas belt. Kemiringan yang dapat diizinkan pada belt conveyor

3.4 Komponen-Komponen Utama Pada Belt Conveyor
Komponen-komponen utama konveyor sabuk sebagai berikut:
Konveyor sabuk yang sederhana terdiri dari :
1) Rangka (Frame)
2) Pulli penggerak (Drive pulley)
3) Pulli yang digerakkan (Tail pulley)
4) Pulli Pengencang (Snub pulley)
5) Sabuk (Belt)
6) Roll pembawa (Carrying roller idler)
7) Roll Kembali (Return roller idler)
8) Roll pemuat
9) Motor penggerak
10) Unit pemuat (Chutes)
11) Unit pengeluar (Discharge spout)
12) Pembersih sabuk (Belt cleaner)
13) Pengetat sabuk (Belt take-up)

3.5 Unit penggerak
Daya penggerak pada belt conveyor ditransmisikan kepada belt
Melalui gesekan yang terjadi antar belt puli penggerak yang digerakkan dengan motor listrik. Unit penggerak terdiri dari beberapa bagian, yaitu puli, motor serta roda gigi transmisi antara motor dan puli. Tipe-tipe susunan puli penggerak untuk belt conveyor menunjukkan pulli penggerak tunggal (single pulley drive) dengan sudut α= 180 dan α≈ 2100 s.d 2300 belt conveyor Sudut kemiringan terhadap garis horizontal (β) tergantung pada factor gesekan antara material yang dibawa dengan belt yang bergerak, sudut kemiringan tetap dari tumpukan material dan bagaimana cara material dibebankan keatas belt. Kemiringan yang dapat diizinkan pada belt conveyor

Salah satu transportasi yang  banyak digunakan di industry khususnya di industry semen adalah Belt Conveyor. Dipilihnya system ban berjalan sebagai sarana transportasi material adalah karena tuntutan untuk meningkatkan produktifitas, menurunkan biaya produksi dan juga kebutuhan otomatisasi dalam rangka mempertinggi efisiensi kerjaPada kesempatan kali ini, Kita akan membahas peralatan instrumentasi yang ada di Belt Conveyor.




3.6.1 Speed Sensor
Speed Sensor atau sensor kecepatan merupakan sensor yang digunakaahan untuk mengetahui perubahan kecepatan dari perputaran Belt Conveyor. Terdiri dari shaft encoder dan sensor photo detector. Prinsip kerjanya sederhana, yaitu menghitung frekuensi dari pulsa yang dihasilkan dari deteksi sinyal on/off photo detector dan dikonversikan kekecepatan berdasarkan waktunya.
Sensorini kita kombinasikan dengan Load Cell sehingga dapat difungsikan sebagai Weighing system untuk mengukur flow material diatas belt.
Speed Sensor pada Belt Conveyor

Gambar 3. Speed Sensor

3.6.2  Weighing Feeder

Weighing feeder adalah sebuah peralatan yang dapat menimbang material secara terus menerus dan terkontrol melalui sebuah belt yang didukung oleh beberapa komponen secara terpadu sehingga berat dari banyaknya material yang di butuhkan dalam suatu proses sesuai dengan yang diinginkan.
Dalam industri, weighing feeder memengang peranan yang penting dalam  menentukan kualitas produk yang di hasilkan. Pada prinsipnya weighing feeder dapat di anggap sebagai suatu timbangan elektris-mekanis berbentuk conveyor yang secara otomatis menentukan berat material penyusun yang akan diumpankan ke proses selanjutnya.
Gambar 3.3 Weighing Feeder
3.6.3  Drift Switch
Drift Switch atau Sway merupakan peralatan instrumentasi yang digunakan sebagai posisi belt dalam keadaan miring ketika sedang beroperasi sehingga sering juga disebut sebagai missalignment sensor. Prinsip kerjanya sederhana, sesederhana limit switch karena drift switch ini hanya mengirimkan sinyal on/off saja ke CCR sebagai indikasi dari posisi belt.Tuas silinder pada drift switch berfungsi sebagai saklar ketika belt menyentuhnya dia akan mengirim sinyal on ke CCR dan Sebaliknya.
.Drift Switch pada Belt Conveyor
Gambar 3.4 Drift Switch
3.6.4 Rope Switch
Rope switch merupakan salah satu peralatan safety yang digunakan pada belt conveyor. Selain Rope Switch ada juga yang menyebutnya Pull Cord Switch namun sebenarnya tetap menunjukan satu komponen instrumentasi yang sama. Cara kerja alat yang satu ini sebenarnya sederhana, hanya dengan menarik rope/tali yang menjuntai sepanjang belt conveyor maka switch akan aktif. Switch disini berfungsi sebagai hardwire interlock sehingga akan mematikan sistem yang terhubung dengan belt conveyor ( interlock ) jadi bukan hanya belt conveyor saja yang akan berhenti beroperasi.
Rope Switch || Pull Cord Switch pada Belt Conveyor
Gambar 3.5 Rope Switch
3.6.5 Speed Detector
1.      Rotary speed detector merupakan peralatan instrumentasi yang digunakan untuk mendeteksi suatu bagian peralatan sedang berputar atau tidak. Biasanya pada belt conveyor, sensor ini diletakan pada salah satu pulley. Cara kerjanya sama seperti speed sensor, yang membedakannya sensor ini digunakan hanya untuk indikator saja bukan untuk mengetahui kecepatan putaran. Namun meskipun demikian sensor ini juga berfungsi sebagai bagian dari interlock sistem.

Speed Monitor pada Belt Conveyor
Gambar 3.6 Speed Detektor


















BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Prinsip Kerja Belt Conveyer
Prinsip kerja belt conveyer mentransport material yang ada di atas belt, dimana umpan atau inlet pada sisi tail dengan menggunakan chute dan setelah sampai dihead material ditumpahkan akibat belt terbalik arah.Belt digerakkan oleh drive/head pulley dengan menggunakan motor penggerak.
Head pulley menarik belt dengan prinsip adanya gesekkan antara permukaan drum dengan belt, sehingga kapasitasnya tergantung gaya gesek tersebut. Belt conveyer pada dasarnya merupakan peralatan yang cukup sederhana.Alat tersebut terdiri dari sabuk yang tahan terhadap pengangkutan benda padat.
Sabuk yang digunakan pada belt conveyer ini dapat dibuat dari berbagai jenis bahan misalnya dari karet, plastik, kulit ataupun logamyang tergantung dari jenis dan sifat bahan yang akan diangkut. Untuk mengangkut bahan-bahan yang panas digunakan bahan yang terbuat dari logam yang tahan terhadap panas.
Belt Conveyer dapat digunakan untuk mengangkut material baik yang berupa unit load atau bulk material secara mendatar ataupun miring, yang dimaksud dengan unit load adalah bahan yang biasanya dapat dihitung jumlahnya satu persatu. Misalnya balok kantong dan lain sebagainya sedangkan bulk material adalah material yang berupa butir-butir bubuk atau serbuk misalnya: pasir, semen dan batu bara.









Oval: START

 






TIDAK






                    
Flowchart: Process: INPUT/OUTPUT (I/O) KIRIM SINYAL KE MCC                                                                 YA





TIDAK


Flowchart: Process: MOTOR ON                                                                                                                                       

                                                                                                                                                                                               
Flowchart: Decision: TOMBOL EMERGENCY ON
Oval: STOP
Left Arrow: YA




BAB V
PENUTUP

4.1  Kesimpulan
Di dalam belt conveyor terdapat sensor-sensor yang memiliki fungsi yang berbeda salah satu contoh sensor yang terdapat pada belt conveyor yaitu Rotation Detector, Rope Switch, dan masih banyak lagi. Belt Conveyor dapat di operasikan menggunakan motor listrik AC yang di gerakan oleh MCC.
Proses penggerakan motor listrik AC pada belt conveyor, pertama-tama dari OS ( Operating Sistem ) mengirimkan sinyal kedalam kontroler, kemudian kontroler mengirimkan sinyal kedalam I/O ( output/Input ), dari I/O (Input/Output) mengirimkan perintah pada MCC ( Motor Control Center ) untuk menggerakan motor listrik AC pada belt conveyor agar belt conveyor dapat bergerak.

4.2  Saran
Mengenai Pelaksanaan Praktek Kerja Industri Seharusnya sekolah memberikan waktu   yang lebih panjang agar siswa dapat lebih mendalami dunia industri, pelaksanaan Praktek Kerja Industri yang terbilang singkat sehingga membuat siswa kurang mendalami dunia industri.













No comments:

Post a Comment