MAKALAH
Pergaulan Bebas
Makalah ini diajukan untuk
memenuhi tugas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
Guru : Saprudin, S.Pd
Disusun Oleh :
1. Anayu
2. Eka Ayu.S
3. Fani.E
4. Iga.R
5. Meti
6. Nuryani
Kelas : X
DPKT 1
SMK NEGERI 1 GUNUNG JATI
Jl.Ki Gede Mayung Kec.Gunung Jati
Kab.Cirebon
TAHUN 2015
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................... 2
1.3 Tujuan..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Pergaulan.............................................................. 3
2.2 Pengertian
Remaja.................................................................. 3
2.3 Pengertian
Pergaulan Bebas................................................... 5
2.4 Faktor Penyebab
Pergaulan Bebas......................................... 6
2.5 Pengaruh dari
dalam............................................................... 6
2.6 Pengaruh dari
luar................................................................... 7
2.7 Pengaruh perkembangan
teknologi......................................... 9
2.8 Narkoba dalam
pergaulan pergaulan remaja........................... 10
2.9 Solusi (Pencegahan)
pergaulan bebas..................................... 11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.............................................................................. 12
3.2 Saran........................................................................................ ........ 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh
individu dengan individu,dapat juga oleh individu dengan kelompok.
Pergaulan mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian seorang
individu. Pergaulan yang ia lakukan itu akan mencerminkan kepribadiannya, baik
pergaulan yang positif maupun pergaulan yang negatif. Pergaulan yang positif
itu dapat berupa kerjasama antar individu atau kelompok guna melakukan hal –
hal yang positif. Sedangkan pergaulan yang negatif itu lebih mengarah ke
pergaulan bebas, hal itulah yang harus dihindari, terutama bagi remaja yang
masih mencari jati dirinya.Pergaulan ini kebanyakan terjadi pada seorang
remaja.
Remaja berasal dari kata latin
adolensence
yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Remaja sebenarnya tidak
mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak
juga golongan dewasa atau tua. Remaja diamana merupakan calon penerus bangsa
yang diharapkan dapat membangun dan memajukan bangsa dengan menerapkan
nilai-nilai yang ada dalam Pendidikan. Namun, pada kenyataanya arus globalisasi
yang masuk ke Indonesia berdampak pada pola pikir dan gaya hidup remaja, yang
mengakibatkan terjadinya perubahan pada remaja di Indonesia saat ini.Karena
seorang individu atau remaja sukanya bergaul maka muncullah yang namanya
pergaulan bebaspada diri remaja.
Pergaulan bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari
makhluk manusia sebab manusia adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya
membutuhkan orang lain, dan hubungan antar manusia dibina melalui suatu
pergaulan (interpersonal relationship). bebas diidentikan sebagai bentuk dari
pergaulan luar batas atau bisa juga disebut pergaulan liar. Pergaulan bebas
juga dapat didefinisikan sebagai melencengnya pergaulan seseorang dari
pergaulan yang benar , pergaulan liar.
Cara mengatasi masalah pergaulan bebas
1.
Pentingnya kasih sayang dan perhatian yang cukup
dari orang tua dalam hal dan keadaan apapun.
2.
Pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang.
Pengekangan terhadap seorang anak akan berpengaruh terhadap kondisi
psikologisnya. Di hadapan orang tuannya dia akan bersikap baik dan patuh,
tetapi setelah dia keluar dari lingkungan keluarga, dia akan menggunakannya
sebagai pelampiasan dari pengekangan itu, sehingga dia dapat melakukan sesuatu
yang tidak diajarkan orang tuannya.
3.
Seorang anak hendaknya bergaul dengan teman yang
sebaya, yang hanya beda 2 atau 3 tahun baik lebih tua darinya. Hal tersebut
dikarenakan apabila seorang anak bergaul dengan teman yang tidak sebaya yang
hidupnya berbeda, sehingga dia pun bisa terpengaruh gaya hidupnya yang mungkin
belum saatnya untuk dia jalani.
1.2 Rumusan Masalah
·
Apakah
Pengartian Pergaulan ?
·
Apa
Pengertian Remaja?
·
Apa
Pengertian Pergaulan bebas?
·
Apa
Faktor Penyebab Pergaulan Bebas?
·
Apa
Akibat yang di timbulkan?
·
Bagaimanakah
Solusi mencegah Pergaulan Bebas?
1.3 Tujuan
- Untuk mengetahui
pengertian pergaulan
- Untuk mengetahui
pengertian Remaja
- Untuk mengetahui
pengertian pergaulan bebas
- Untuk mengetahui Faktor
Penyebab Pergaulan bebas
- Untuk Mengetahui Akibat yang
Ditimbulkan Dari Pergaulan bebas
- Untuk Mengetahui Solusi
Mencegah Pergaulan Bebas
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pergaulan
Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh
individu dengan individu,dapat juga oleh individu dengan kelompok.Seperti
yang dikemukakan oleh Aristoteles bahwa manusia sebagai makhluk sosial
(zoon-politicon), yang artinya manusia sebagai makhluk sosial yang tak lepas
dari kebersamaan dengan manusia lain.Pergaulan mempunyai pengaruh yang besar
dalam pembentukan kepribadian seorang individu.
Pergaulan yang ia lakukan itu akan mencerminkan
kepribadiannya, baik pergaulan yang positif maupun pergaulan yang negatif.
Pergaulan yang positif itu dapat berupa kerjasama antar individu atau kelompok
guna melakukan hal – hal yang positif. Sedangkan pergaulan yang negatif itu
lebih mengarah ke pergaulan bebas, hal itulah yang harus dihindari, terutama
bagi remaja yang masih mencari jati dirinya. Dalam usia remaja ini biasanya
seorang sangat labil, mudah terpengaruh terhadap bujukan dan bahkan dia ingin
mencoba sesuatu yang baru yang mungkin dia belum tahu apakah itu baik atau
tidak.
2.2 Pengertian Remaja
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti
tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang
lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik
(Hurlock, 1992). Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena
tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua.
Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja
menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum
memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak Menurut Sri Rumini
& Siti Sundari (2004: 53) masa remaja adalah peralihan dari masa anak
dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/ fungsi untuk
memasuki masa dewasa.
Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan
21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Sedangkan
menurut Zakiah Darajat (1990: 23) remaja adalah: masa peralihan diantara masa
kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa
perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak
baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang
dewasa yang telah matang Hal senada diungkapkan oleh Santrock (2003: 26) bahwa
remaja (adolescene) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa
anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan
biologis,kognitif,dansosial-emosional.
Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli
adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya
dibedakan atas tiga, yaitu 12 – 15 tahun = masa remaja awal, 15 – 18 tahun =
masa remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun = masa remaja akhir. Tetapi Monks,
Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu masa
pra-remaja 10 – 12 tahun, masa remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja
pertengahan 15 – 18 tahun, dan masa remaja akhir 18–21 (Deswita,2006:192).
Definisi yang dipaparkan oleh Sri Rumini & Siti Sundari,
Zakiah Darajat, dan Santrock tersebut menggambarkan bahwa masa remaja adalah
masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa dengan rentang usia
antara 12-22 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi proses pematangan baik
itu pematangan fisik,maupun psikologis.Masa remaja merupakan masa yang sangat
penting, sangat kritis dan sangat rentan, karena bila manusia melewati masa
remajanya dengan kegagalannya, dimungkinkan akan menemukan kegagalan dalam
perjalanan kehidupan pada masa berikutnya. Sebaliknya bila masa remaja itu
diisi dengan penuh kesuksesan, kegiatan yang sangat produktif dan berhasil guna
dalam rangka menyiapkan diri untuk memasuki tahapan kehidupan selanjutnya,
dimungkinkan manusia itu akan mendapatkan kesuksesan dalam perjalanan
hidupnya.Dengan demikian, masa remaja menjadi kunci sukses dalam memasuki
tahapan kehidupan selanjutnya.
Masa remaja dimulai dari saat sebelum baligh dan berakhir
pada usia baligh. Oleh sebagian ahli psikologi, masa remaja berada dalam
kisaran usia antara 11-19 tahun. Adapula yang mengatakan antara usia 11-24
tahun. Selain itu, masa remaja merupakan masa transisi (masa peralihan) dari
masa anak-anak menuju masa dewasa, yaitu saat manusia tidak mau lagi
diperlakukan oleh lingkungan keluarga dan masyarakat sebagian anak-anak, tetapi
dilihat dari pertumbuhan fisik, perkembangan psikis (kejiwaan), dan mentalnya
belum menjukkan tanda-tanda dewasa. Pada masa ini (masa remaja), manusia banyak
mengalami perubahan yang sangat fundamental dalam kehidupan baik perubahan
fisik dan psikis (kejiwaan dan mental). (Menurut Abdul, hal : 2, 2009).
2.3 Pengertian Pergaulan Bebas
Pergaulan bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari
makhluk manusia sebab manusia adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya
membutuhkan orang lain, dan hubungan antar manusia dibina melalui suatu
pergaulan (interpersonal relationship).Pergaulan juga adalah HAM setiap
individu dan itu harus dibebaskan, sehingga setiap manusia tidak boleh dibatasi
dalam pergaulan, apalagi dengan melakukan diskriminasi, sebab hal itu melanggar
HAM.
Jadi pergaulan antar manusia harusnya bebas, tetapi tetap
mematuhi norma hukum, norma agama, norma budaya, serta norma bermasyarakat.
Jadi, kalau secara medis kalau pergaulan bebas namun teratur atau terbatasi
aturan-aturan dan norma-norma hidup manusia tentunya tidak akan menimbulkan
ekses-ekses seperti saat ini. Pergaulan bebas juga dapat didefinisikan sebagai
melencengnya pergaulan seseorang dari pergaulan yang benar , pergaulan bebas
diidentikan sebagai bentuk dari pergaulan luar batas atau bisa juga disebut
pergaulan liar.
2.4 Faktor Penyebab Pergaulan Bebas
Ada beberapa faktor – dan masih ada juga faktor yg lain –
yang banyak mempengaruhi terjadinya pergaulan buruk dari kalangan anak-anak
muda, yakni:
Faktor Orang Tua
Para orang tua perlu menyadari bahwa jaman telah
berubah.System komunikasi, pengaruh media masa, kebebasan pergaulan dan
modernisasi di berbagai bidang dengan cepat memepengaruhi anak-anak kita.Budaya
hidup kaum muda masa kini, berbeda dengan jamanpara orang tua masih remaja
dulu. Pengaruh pergaulan yang datang dari orang tuadalam era ini.
dapat kita sebutkan antara lain:
1. Seks di mata remaja
Seks merupakan suatu hal yang tidak
lagi tabu untuk dibicarakan pada jaman kini dari anak kecil hingga orang tua
tahu apa itu seks. Begitu juga remaja masa kini, mereka tahu apa itu seks. Tapi
saying para remaja hanya sebatas tahu tentang seks, namun tidak memahami apa
seks tersebut sebenarnya. Mereka tidak mengerti akan dampak seks tersebut.
Apa beda antara aktivitas seks dan
hubungan seks mungkin mereka juga tidak mengerti. Perlu diketahui berpelukan
dan berciuman dengan pasangan kita pun itu sudah termasuk aktivitas seks. Untuk
itu alangkah pentingnya pendidikan tentang seks dari dini agar kita memahami
sisi positif dan negatif yang ditimbulkan oleh seks tersebut.
2. Pengaruh – pengaruh terjadinya seks
bebas
2.5 Pengaruh
dari dalam
Yang dimaksud pengaruh dari dalam adalah pengaruh yang
timbul dari dalam jiwa remaja tersebut dalam mencari jati dirinya. Sifat remaja
antara lain adalah selalu ingin mencoba hal – hal baru yang belum mereka
rasakan, selain itu mereka selalu bereksperimen dengan hal – hal beru yang
mereka temukan tersebut. Ditambah lagi jiwa muda mereka yang selalu meledak –
ledak membuat mereka selalu memutuskan sesuatu hal tanpa memikirkan dengan matang
mana yang baik dan mana yang buruk bagi mereka, begitu juga halnya dengan seks.
Mereka selalu ingin mencoba dan tertantang untuk melakukan apa yang dimaksud
dengan seks tersebut tanpa memikirkan dampaknya bagi mereka.
2.6 Pengaruh
dari luar
2.6.1
Pengaruh
budaya asing
Kita sebagai orang timur dahulunya sangat menjaga tata krama
dalam bergaul namun dengan masuknya budaya yang tanpa batas tata krama dan
kesopanan membuat masyarakat dan remaja kita terpengaruh sehingga tanpa kita
sadari tidak ada lagi batas antara kesopanan dan kebebasan. Hal tersebutlah
yang mendorong kita untuk berbuat dan bertingkah laku layaknya kebudayaan –
kebudayaan asing khususnya kebudayaan barat. Alangkah menyedihkan saat kita
tahu bahwa banyak remaja – remaja kita yang terpengaruh oleh dari budaya orang
tersebut.
2.6.2
Pengaruh
lingkungan
-
Keluarga
Sebagai ruang lingkup terkecil, keluarga mempunyai peranan
yang sangat mendasar dalam kehidupan kita termasuk remaja, seorang remaja yang
kurang perhatian dari keluarga akan berbuat seenaknya tanpa takut dilarang,
dimarah maupun dinasehati sehingga budaya – budaya atau apa saja yang mereka
dapatkan di luar akan langsung mereka telan tanpa harus menyaring dan memilah –
milah mana yang baik dan mana yang buruk bagi mereka dan sebaliknya remaja yang
mendapatkan perhatian dari keluarga akan melangkah hati – hati dalam segala hal
karena segala gerak – geriknya dinilai oleh orang tua, diawasi dan diperhatikan
oleh orang tua remaja yang terlalu dikekang kebebasannya oleh orang tua jiwa
mereka akan memberontak. Jika hal tersebut terjadi maka mereka (remaja) akan
melakukan hal yang lebih dari yang kita (orang tua) takutkan.
Untuk itu perlunya kita tekankan kedisiplinan dan peraturan
pada remaja tersebut dalam kehidupan keluarga dengan batasan – batasan yang
terlalu mengekang mereka secara garis besar bisa kita katakan perhatian dan
kasih sayanglah yang merupakan aspek terpenting dalam keluarga demi masa depan
remaja tersebut.
-
Teman
Terkadang remaja lebih mempercayai teman dibanding
kelarganya sendiri. Teman dianggap tempat yang paling mengerti dengan hati
mereka (remaja), karena sesama teman mereka beranggapan akan lebih mudah
berbicara, bergaul dan berinteraksi karena mereka merasa sejiwa, seusia dan
berperasaan serta berpenilaian sama. Namun tidak semua teman yang bisa membawa
kita ke jalan yang baik. Tidak sedikit teman yang malah menjerumuskan kita ke
jalan yang buruk.
Seorang remaja yang memiliki temamn seorang penjahat akan
mudah untuk menjadi penjahat juga. Seorang remaja yang memiliki teman yang
pergaulannya bebas akan mudah terpengaruh bergaul bebas juga namun seorang
remaja yang memiliki teman berakhlak serta berbudi luhur untuk berperilaku sama
dengan temannya. Karena itu perlunya kita pandai – pandai dalam memilih teman.
-
Sekolah
Di sekolah para guru merupakan contoh atau tauladan bagi
muridnya untuk itu perlunya sosok seorang guru yang bisa dijadikan contoh bagi
mereka, seorang guru yang berpenampilan penuh kebebasan, berperilaku buruk,
bertutur kata yang seenaknya dalam mengajar atau mempunyai pergaulan bebas di
luar sekolah akan mudah di contoh oleh murid – muridnya dan begitu juga
sebaliknya.
Berbicara soal disiplin di sekolah perlu sekali ditekankan
kedisiplinan di sekolah tersebut. Contohnya dengan larangan berbaju dan
bercelana ketat di sekolah, larangan penggunaan rok di atas lutut maupun
larangan penggunaan make – up ke sekolah atau di sekolah. Larangan – larangn
tersebut akan memperkecil dampak dari pengaruh pergaulan dan seks bebas. Remaja
wanita merupakan subjek utama dalam pelanggaran – pelanggran seks, dari riset
yang dilakukan para ahli di dunia 62% terjadinya seks bebas karena mudahnya
wanita dirayu oleh pria (suka sama suka), 17% karena dipaksa oleh pasangan
prianya, 10% karena tuntutan biaya hidupnya, 8% karena kriminalitas dan 3%
karena disebabkan oleh narkotika.
Untuk itu seorang remaja wanita perlunya memiliki keimanan
yang kuat agar tidak mudah dirayu oleh pasangan prianya atau jika perlu remaja
wanita hendaknya memiliki keahlian bela diri untuk menanggulangi terjadinya
pemaksaan dan memperkecil angka kejahatan seksual terhadap wanita. Perlu
diketahui wanita adalah tiang negara apabila runtuh akhlak wanita di negara
tersebut runtuh pulalah negara tersebut. Dan 75% penghuni neraka adalah wanita.
2.7 Pengaruh
perkembangan teknologi
a. Media Massa
Pada masa kini banyak sekali beredar majalah – majalah,
tabloid maupun surat kabar yang dengan bebas menampilkan gambar – gambar
seronok, porno atau semi porno contohnya majalah play boy, ekstravaganza,
tabloid hot, buah bibir, MOM Plus dan lain – lain. Dengan bebasnya majalah –
majalah dan tabloid – tabloid tersebut memasang gambar atau cover yang semi
porno atau setengah bugil khususnya gambar – gambar tubuh wanita berbikini,
bergaun transparan, atau tubuh polos tanpa sehelai benangpun. Gambar – gambar
atau artikel tersebut akan merangsang para remaja untuk dapat mencoba bagaimana
jika itu nyata dan dapat mereka rasakan.
Majalah – majalah dan tabloid – tabloid yang berunsur
ponografi tersebut tidak sulit untuk didapatkan oleh remaja – remaja karena
dijual dengan bebas di pasaran. Entah apakah tidak ada larangan dari pemerintah
tentang hal itu atau memang pemerintah menutup matanya. Hanya mereka yang tahu.
-
Media
Elektronik
Dengan berkembangnya teknologi
elektronik yang pesat, berkembang pulalah pengetahuan remaja dalam segala hal
termasuk pornografi yang mempengaruhi pergaulan dan kehidupan seks para remaja.
VCD porno dengan mudah kita dapatkan di pasaran. Film – film yang
mempertontonkan hubungan seks tersebut mempengaruhi otak remaja untuk mencoba
hal – hal yang mereka lihat. Ditambah lagi film – film yang disiarkan televisi
– televisi yang mengandung unsur pornografi walapun kecil dan sanga mudah
mempengaruhi para remaja. Plus perkembangan teknologi internet di komputer. Banyak
sekali website – website porno yang dengan mudah bisa kita buka di internet.
Hal – hal tersebut sangat berpengaruh sekali dalam kehidupan remaja khususnya
dalam terjadinya pergaulan dan seks bebas di kalangan remaja.
2.8 Narkoba dalam pergaulan pergaulan
remaja
Bahaya narkoba kini sedang mencengkeram kehidupan remaja.
Seperti halnya seks bebas, remaja yang mempunyai sifat ingin tahu dan jiwa yang
labil membuat mereka terjerembab dalam lembah narkoba. Mereka selalu ingin
merasakan hal baru termasuk narkoba. Remaja yang tertekan pun akan sangat mudah
terjerumus dalam bahaya narkoba. Karena itu sekali lagi perhatian dan kasih
sayang sangat berperan dalam hal ini.
2.5 Solusi (Pencegahan) Pergaulan Bebas
Pergaulan bebas memang sangat
meresahkan, tidak hanya orang tua saja, tetapi masyarakat pun juga dibuatnya
resah. Hal ini dapat dikurangi bahkan dapat dicegah dengan cara – cara berikut
:
1.
Pentingnya
kasih saying dan perhatian yang cukup dari orang tua dalam hal dan keadaan
apapun.
2.
Pengawasan
dari orang tua yang tidak mengekang. Pengekangan terhadap seorang anak akan
berpengaruh terhadap kondisi psikologisnya. Di hadapan orang tuannya dia akan
bersikap baik dan patuh, tetapi setelah dia keluar dari lingkungan keluarga,
dia akan menggunakannya sebagai pelampiasan dari pengekangan itu, sehingga dia
dapat melakukan sesuatu yang tidak diajarkan orang tuannya.
3.
Seorang
anak hendaknya bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda 2 atau 3 tahun
baik lebih tua darinya. Hal tersebut dikarenakan apabila seorang anak bergaul
dengan teman yang tidak sebaya yang hidupnya berbeda, sehingga dia pun bisa
terpengaruh gaya hidupnya yang mungkin belum saatnya untuk dia jalani.
4.
Pengawasan
yang lebih terhadap media komunikasi, seperti internet, handphone, dan
lain-lain.
5.
Perlunya
bimbingan kepribadian bagi seorang anak agar dia mampu memilih dan membedakan
manayang baik untuk dia maupun yang tidak baik.
6.
Perlunya
pembelajaran agama yang diberikan sejak dini, seperti beribadah dan mengunjungi
tempat ibadah sesuai agamanya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pergaulan remaja yang bebas sebenarnya dikarenakan oleh
segala macam perkembangan yang di salah artikan oleh remaja itu sendiri maupun
lingkungannya.
Pergaulan mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan
kepribadian seorang individu. Pergaulan yang ia lakukan itu akan mencerminkan
kepribadiannya, baik pergaulan yang positif maupun pergaulan yang negatif.
Pergaulan yang positif itu dapat berupa kerjasama antar individu atau kelompok
guna melakukan hal – hal yang positif. Sedangkan pergaulan yang negatif itu
lebih mengarah ke pergaulan bebas, hal itulah yang harus dihindari, terutama
bagi remaja yang masih mencari jati dirinya.
Dalam usia remaja ini biasanya seorang sangat labil, mudah
terpengaruh terhadap bujukan dan bahkan dia ingin mencoba sesuatu yang baru
yang mungkin dia belum tahu apakah itu baik atau tidak. Remaja sebenarnya tidak
mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak
juga golongan dewasa atau tua. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh
para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini
biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12 – 15 tahun = masa remaja awal, 15 – 18
tahun = masa remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun = masa remaja akhir. Tetapi
Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu
masa pra-remaja 10 – 12 tahun, masa remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja
pertengahan 15 – 18 tahun, dan masa remaja akhir 18–21.
3.2 Saran
Untuk para remaja, tinggalkanlah pengetahuan tentang segala
perkembangan dengan tetap meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan untuk para orang tua, berikanlah yang terbaik pada anak remaja
dengan tetap menjaga dan mengawasi tingkah lakunya.
DAFTAR PUSTAKA
Enterprise,Quantum.2010.Etika
pergaulan remaja dalam pandangan.
http://dunia remaja
gg.blogspot.com/2010/10/etika-pergaulan-remaja-dalam-pandangan.html.Akses.November
2012
Gunarso,singgih D.1988.Psikologi
perkembangan.Jakarta:PT Gramedia
Islamsinia,Sabila.2010.psikologi
remaja dan krakteristik
http://dunia remaja
gg.blogspot.com/2010/10/psikologi-remaja-karakteristik-dan html.Akses:Desember
2010.
Kartono,Kartini.1988. psikologi
remaja.Bandung:PT.Rosda Karya
No comments:
Post a Comment