Friday, 18 September 2015

MAKALAH - SIKAP ROJAK



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Pendahuluan
Agama Islam adalah agama yang paling sempurna, Agama islam sangat menganjurkan umatnya untuk melakukan hal-hal yang terpuji. Segala tingkah laku Rasullullah SAW. patut dijadikan teladan atau Uswatun Hasanah bagi seluruh umatnya. Beliau mempunyai sifat yang terpuji, sifat itu selalu diterapan dalam tingkah laku sehari-hari baik dalam keluarga, masyarakat, bahkan dalam pemerintahannya sehingga beliau patut di beri gelar Al Amin.Sebagai umatnya, kita wajib mencontoh prilaku prilaku beliau baik dirumah, sekolah maupun di lingkungan masyarakat.
Sifat-sifat terpuji tersebut adalah antara lain, menempati janji, berterima kasih , tanggung jawab, ramah, rajin, dermawan, hemat, rendah hati dan lain-lain.Namun di makalah ini sifat terpuji yang akan kita bahas ialah Raja.

1.2  Latar Belakang.
Latar belakang di buatnya makalah ini karena tugas yang telah di berikan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.


1.3  Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ni antara lain :
1. Menjelaskan pengertian Raja’
2. Memberikan contoh-contoh perilaku Raja’
3. Memaparkan mengenai hikmah perilaku Raja’



BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Raja’
Kata raja’ berasal dari bahasa arab yang artinya harapan. Maksudnya, mengharap keridhaan Allah SWT dan rahmat-Nya. Rahmat adalah segala karunia Allah SWT yang mendatangkan manfaat dan nikmat.
Raja’ termasuk akhlakul karimah terhadap Allah SWT yang manfaatnya dapat mempertebal iman dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Seorang muslim atau muslimat yang melimpahkan ampunan Allah, berarti ia mengakui bahwa Allah itu Maha Pengampun. Muslim dan muslimat yang mengharapkan agar Allah melimpahkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat, berarti ia telah meyakini bahwa Alla Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Kebalikan dari sifat Raja’ adalah berputus asa terhadap ridha dan rahmat Allah SWT. Orang yang berputus asa terhadap Allah berarti ia berprasangka buruk kepada Allah SWT, yang hukumnya haram dan merupakan ciri-ciri orang kafir.
Muslim dan muslimat yang bersifat Raja’ tentu dalam hidupnya akan bersikap:
1.            Optimis
Setiap manusia akan selalu diuji keimanan dan kepribadiannya. Dengan segala kekurangan dan kelebihannya, manusia senantiasa menghadapi peluang dan tantangan. Tidak jarang, kegagalan dijumpai dalam usaha keras yang telah dilakukan. Bila peluang dan kesempatan telah tersedia, kemudian ditambah dengan modal, potensi, kekuatan atau kelebihan dirinya, seringkali menimbulkan rasa optimis. Sebaliknya, apabila kemampuan yang dimiliki kurang memadai, biasanya seseorang mudah merasa pesimis.
Optimis ialah keyakinan diri dan salah satu sifat baik yang dianjurkan dalam islam. Dengan sikap optimis, seseorang akan bersemangat dalam menjalani kehidupan, baik demi kehidupan di dunia maupun dalam menghadapi kehidupan di akhirat kelak.
Sikap optimis merupakan sikap yang harus dimiliki oleh setiap manusia, khususnya seorang muslim. Karena dengan optimis, seorang muslim akan selalu berusaha semaksimal mungkin mencapai cita-citanya dengan penuh keikhlasan karena Allah tanpa sedikitpun rasa takut dan khawatir akan mengalami kegagalan.
Optimis sangat diperlukan dalam untuk mencapai kesuksesan. Dengan adanya sikap optimis dalam diri setiap muslim, kinerja untuk amal akan meningkat dan persoalan yag dihadapi dapat diselesaikan dengan baik.
2.            Perilaku Dinamis
Dinamis dapat diartikan sebagai satu keadaan yang selalu bergerak, tidak pernah diam, tidak statis. Seseorang yang dinamis adalah seseorang yang tidak kenal putus asa dalam mencapai tujuannya. Sikap dinamis ini memacu pada kemajuan dan perkembangan.
Manusia yang baik adalah manusia yang berprestasi lebih baik dari hari kemarin. Dan manusia yang buruk adalah manusia yang sama, bahkan lebih buruk dari hari kemarin. Maka berusahalah utuk menjadi manusia yang senantiasa berusaha ke arah kebaikan.
3.            Berfikir Kritis
Beberapa ciri orang yang memiliki sifat berfikir kritis antara lain:
·         Menanggapi atau memberikan komentar terhadap sesuatu dengan penuh pertimbangan.
·         Bersedia memperbaiki kesalahan
·         Dapat menganalisa sesuatu yang datang kepadanya secara sistematis
·         Bersikap cermat, jujur dan ikhlas
·         Adil dalam memberikan kesaksian tanpa melihat siapa orangnya walaupun merugikan
·         Keadilan ditegakkan dalam segala hal
4.            Mengendalikan Diri
Manusia diberi akal dan hawa nafsu oleh Allah SWT. Dua hal inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya sehingga manusia disebut sebagai makhluk yang paling sempurna. Seringkali hawa nafsu membawa seseorang cenderung ke arah keburukan sehingga setiap orang harus mampu mengendalikannya. Hawa nafsu dapat membawa kebaikan selama ia mampu diarahkan, tetapi akan menjerumuskan kepada kejahatan bila dibiarkan tanpa arah yang jelas.



2.2  Hikmah
A.    Hikmah perilaku Raja’:
·         Memperoleh keridhoan Allah SWT
·         Terhindar dari perbuatan dosa
·         Mendapat kepuasan hidup
·         Mendekatkan diri pada Allah SWT
·         Sarana penyelesaian masalah hidup
·         Memperoleh kebahagiaan hidup dunia dan akhirat
·         Menciptakan prasangka baik dan membuang prasangka buruk
·         Tidak mudah berputus asa
·         Menjadikan dirinya tenang, aman, dan tidak merasa takut pada siapapun kecuali Allah SWT
·         Dapat meningkatkan rasa syukur atas nikmat yang telah Allah berikan padanya
·         Menghilangkan rasa hasud, dengki dan sombong
B.     Contoh perilaku raja’
Contoh Perilaku Raja'
-          Selalu memohon ampun kepada Allah atas segala dosa yang telah dilakukan
-          Tidak mudah putus asa dalam menghadapi masalah
-          Bersikap optimis,dinamis dan selalu berfikir kritis.
Pembiasaan Roja' dalam Kehidupan Sehari-hari
-          Biasakan agar selalu berstighfar sehabis sholat lima waktu
-          Meminta maaf apabila punyai kesalahan kepada orang lain
-          Bersikap optimis, dinamis,  selalu berpikir kritis,bekerja keras dan tidak mudah menyerah
C.     Problem Solving
Pada suatu ketika, ada seorang anak SMA yang sebentar lagi akan melaksanakan Ujian Nasional. Di sekolah, ia termasuk anak kemampuan akademiknya standar atau bahkan dibawah rata-rata. Di kelas dia pasif, jarang mendengarkan bila guru menjelaskan, jarang menyelesaikan tugas yang diberi bapak ibu guru di sekolah, bahkan ia sering membolos sekolah karena bermain PS bersama teman-temannya.
Waktu terus berjalan dan Ujian Nasional sudah tinggal menghitung bulan lagi. Iya terpikir nasibnya dan nasib orang tuanya bila ia gagal menempuh Ujian Nasional. Dengan segala upaya, ia berusaha meminjam buku catatan teman-temannya dan menyalinnya pada buku catatannya. Ia berusaha memahami materi-materi itu. Tapi rasanya sangat berat, karena ia sudah tertinggal sangat jauh. Ia berputus asa melihat kemampuannya yang hanya sebatas itu.
Suatu saat di sekolah, ia sedang berusaha belajar dengan serius, tetapi tetap saja materi itu tidak dapat ia pahami. Lalu ia benar-benar menyerah dan terlihat sangat stres. Guru agamanya tidak sengaja lewat dan melihatnya dalam keadaan kacau itu, lalu mendekati dan duduk disampingnya. Beliau bertanya ada masalah apa dengannya hingga dia terlihat sangat bimbang. Dia menceritakan masalahnya dalam belajar pada gurunya itu. Lalu guru itu menjelaskan padanya tentang Raja’ beserta hikmah Raja’. Gurunya menyarankannya untuk menerapkan perilaku Raja’ dengan tak mudah berputus asa karena sesungguhnya Allah akan membantunya bila ia berpengharapan pada-Nya.
Ujian Nasioal semakin dekat, ia sudah menerapkan perilaku Raja’ seperti apa yang dikatakan gurunya serta dibarengi dengan usaha dan tawakal. Sekarang ia belajar terasa tidak berat karena Allah ada untuk membantunya. Hingga pada saatnya Ujian Nasional, iya mengerjakannya dengan bekal materi yang telah dimilikinya dan berpengharapan positif bahwa Allah akan membantunya. Akhirnya ia berhasil menjalani Ujian Nasional dengan sukses dan dengan hasil yang memuaskan.

BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa optimis berarti kita meyakini adanya kehidupan yang lebih baik atau pengharapan baik dan cara berfikir yang positif dan realistis seseorang dalam menghadapi kehidupan untuk mencapai hasil yang lebih baik dalam kehidupannya.
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan bergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung  pada usaha orang yang mempunyai harapan. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan yang maha esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Bila dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi. Antara harapan dan cita-cita terdapat persamaan yaitu : keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud, pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.
Komponen yang sangat penting dalam optimisme berupa permanent, pervasive, dan personalization. Bila kita termasuk orang yang selalu berfikir negatif dan ingin merubah pola pikir menjadi positif adapun cara untuk membangkitkan optimisme dapat dilakukan dengan beberapa cara : periksa diri anda, ikuti gaya hidup sehat, nikmati Pekerjaan, cari teman yang positif, hadapi dan terima, miliki rasa humor, catat hal baik, dan aturan sederhana.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi optimisme yaitu : fokus, selektif, dan memiliki sasaran yang jelas; bisa menerima kanyataan hidup dengan kesadaran, tanpa banyak mengeluh; memiliki keyakinan untuk bangkit; punya perasaan diberkati rahmat Tuhan; punya kemampuan untuk menikmati kehidupan; punya kemampuan menggunakan akal sehat dalam menghadapi tantangan hidup; punya kemampuan untuk memperbaiki diri secara terus menerus; punya penghayatan yang baik terhadap kehidupan yang dijalani sehingga bisa membedakan yang salah dan yang benar, yang tepat dan yang menyimpang; percaya pada kemampuannya; serta memiliki perasaan yang baik terhadap dirinya.
 DAFTAR PUSTAKA
  
Widagdho, Djoko. dkk. 1994. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta : Bumi Aksara.
Ghufron, M. Nur dan Rini Risnawati S. 2010. Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta: Ar- Ruaa Media.
Sujarwa. 2010. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Yogyakarta : Purtaka Pelajar.
Karno Raditya, Optimis Boleh, Tapi Jangan Takabur, (Online), Tersedia: http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=20&jd=Optimis+Boleh,+Tapi+Jangan+Takabur!&dn=20090626164543. (diakses jam 11.00 hari sabtu, 5 maret 2012)
Kumpulan Info Artikel Kesehatan, Sikap Optimisme Dapat Meningkatkan Kesehatan,  (Online), Tersedia : http://Kumpulan.Info/Sehat/Artikel-Kesehatan/48-Artikel-Kesehatan/226-Berpikir-Positif-Dapat-Meningkatkan-Kesehatan. (diakses jam 11.15 hari sabtu,05 Maret 2012)
Hepcore, Optimis Kunci Meraih Sukses, (Online), Tersedia: http://id.shvoong.com/books/guidance-self-improvement/1958526-optimis-kunci-meraih-sukses/. (Diakses jam 11.30 hari Sabtu, 05 Maret 2012).

No comments:

Post a Comment