OBSERVASI
Batik
Trusmi
Disusun
Oleh :
1. Nilam
Cahaya
2. Aan
Antona
3. Adinda
Silipra Noni
4. Firda
Amelia
SMK
NEGERI 1 MUNDU
1. Apa
saja cara pembuatan Batik ?
2. Alat
apa sajakah yang dibutuhkan untuk membatik?
3. Bagaimana
cara pembuatan batik canting / batik tulis?
4. Harga
Batik yang paling mahal berapa?
5. Batik
apa sajakah yang paling mahal ?
1.
Dalam
pembuatan batik, kita mengenal ada empat cara pembuatannya, yaitu dengan cara
ditulis dengan canting yang biasa di sebut dengan batik tulis, dengan cara di
cetak dengan cap disebut batik cap, dengan cara diikat dengan tali/benang
dinamakan batik ikat atau jumputan dan dengan cara dicetak dengan screen yang
kemudian kita namakan batik cetak atau batik printing.
Pembuatan motif pada batik tulis,
dibuat dengan cara memberikan malam dengan alat canting/kuas ke atas permukaan
kain yang telah digambar sebelumnya. Sedang pemberian motif pada batik cap
dibuat dengan menggunakan cap atau stempel logam yang permukaannya telah diberi
malam lalu dicetakkan pada permukaan kain. Pemberian motif pada batik printing
dibuat dengan cara mencetakkan larutan napthol yang telah dikentalkan ke atas
permukaan kain dengan menggunakan alat rakel. Sedangkan pemberian motif pada
batik ikat, motifnya diikat-ikat dengan tali plastic atau benang hingga menjadi
motif yang diinginkan. Proses berikut adalah pencelupan kain ke larutan naptol,
garam warna dan air pembilas. Khusus untuk batik printing langsung dicelupkan
ke larutan garam warna. Untuk menghasilkan warna batik yang baik proses
pencelupannya harus diakukan berulang-ulang.
Proses selanjutnya disebut proses
pelorotan malam. Caranya kain yang telah selesai pada proses pencelupan,
dicelupkan kembali ke dalam air panas yang telah diberi bubuk soda abu atau
soda ASH. Benda-benda pakai yang dihasilkan dari kerajinan ini adalah kain,
selendang, taplak meja, sprei, sarung bantal, hiasan dinding, gorden dan
lain-lain. Bahasan berikut adalah penjelasan tentang bahan, peralatan dan
tahap-tahap dalam pembuatan karya batik tulis. Untuk lebih jelasnya silahkan
Anda perhatikan dengan saksama.
1)
Tahap pembuatan gambar motif
Bahan dan peralatan yang digunakan pada tahap ini adalah
kain katun, pola gambar atau mall, pensil 4B-5B, dan meja
kaca. Pembuatan gambar motif pada kain, dapat dicapai dengan menjiplak pola
/ mall yang telah disiapkan atau bias juga dengan cara
menuliskan langsung di atas kain.
Untuk menghasilkan gambar motif yang baik penulisannya
dilakukan di atas meja kaca. Bila kain yang hendak digambari banyak lilin /
kotor maka kain harus dicuci terlebih dahulu dengan sabun. Hal ini dimaksud
agar dalam proses pencelupan nanti warna mudah menyerap.
2)
Tahap pemberian malam
Dalam tahap ini bahan dan peralatan yang digunakan, yaitu :
·
Kain, jenis kain yang digunakan
untuk membatik adalah jenis kain yang bahan bakunya terbuat dari kapas (katun)
atau sutera, misalnya kain blacu, poplin, birkolin, santung, prima, premisima,
vealisima, linen, dan sutera.
·
Malam, malam untuk membatik terdiri
atas malam lowong (warnanya kuning dan lebih liat), malam cetak (warnanya
coklat, sifatnya kurang kuning dan lebih liat), malam cetak (warnanya coklat,
sifatnya kurang liat), dan malam putih / paraffin (sifatnya rapuh, dan mudah
retak).
·
Canting, canting yang digunakan
untuk membatik terdiri dari canting cecek (lubangnya kecil), canting klowong
(lubangnya sedang) dan canting nembok (lubangnya besar).
·
Peralatan penunjang, alat penunjang
yang digunakan dalam tahap ini adalah kompor kecil, kenceng, panci, dan
lainnya.
Sebelum proses pemberian malam dimulai, malam harus
dipanaskan terlebih dahulu pada kenceng di atas kompor hingga mencair. Proses
pemberian malam dilakukan dengan cara menuliskan cairan malam ke atas permukaan
kain dengan menggunakan alat canting. Cara menuliskannya mengikuti gambar motif
yang telah dibuat, dilakukan dari kiri ke kanan dan dari bawah ke atas. Untuk
pemberian malam pada gambar motif berupa bidang yang luas digunakan kuas.
3)
Tahap pemberian warna
Bahan dan peralatan yang digunakan pada tahap ini adalah
pewarna batik yang terdiri dari :
·
Naptol berfungsi sebagai warna dasar yang nantinya dibangkitkan
oleh garam warna (garam diazo). Naptol terdiri atas naptol AS, naptol ASLB,
naptol ASGR, naptol ASG, naptol ASD, naptol ASBO, dan naptol ASOL.
Warna
lain yang bersifat alami adalah daun soga. Naptol AS berfungsi untuk membuat
warna merah, biru, violet, orange, dan hitam, naptol ASLB untuk membuat warna
cokelat, naptol ASGR untuk membuat warna hijau dan naptol ASG untuk membuat
warna kuning.
·
Garam
warna (garam diazo), berfungsi
untuk membangkitkan warna. Garam terdiri atas garam biru B, garam biru BB,
garam violet B, hitam B, merah bordo GP, garam orange GC, dan garam biru hijau
B.
·
Rapidogin, berfungsi untuk memberi variasi warna. Rapid terdiri atas
rapid merah RH, rapid orange RH, rapid biru BN, rapid cokelat BN, rapid kuning
GCH, dan rapid hitam G.
·
Bahan
Pelengkap, untuk membuat larutan pewarna batik
tulis bahan pelengkap yang diperlukan terdiri atas TRO (Turkish Red Oil)
dan soda api (Loog 380 BE). TRO cairan berbentuk minyak sedang soda api (Loog
380 BE), disebut juga costik soda berbentuk seperti kristal.
Adapun tahapan dalam pemberian warna
pada batik tulis adalah :
a.
Pemberian warna rapid
Pemberian warna rapid dilakukan
dengan cara menyapukan warna rapid ke bagian-bagian gambar yang diinginkan.
Fungsi warna ini hanya sebagai variasi agar batik lebih menarik. Larutan rapid
dibuat dengan cara mengaduk rapid dengan minyak TRO hingga kental, kemudian
diberi air dingin dan diaduk kembali hingga merata. Perbandingannya adalah 1
sendok makan rapid : 2 sendok minyak TRO : 1 gelas besar air dingin.
b.
Proses pencelupan
Proses pencelupan dalam membuat
batik dilakukan dalam tiga langkah. Pertama pencelupan pada larutan naptol (bak
I), kedua pencelupan pada larutan garam warna (bak II), dan ketiga pencelupan
pada air pembilas (bak III). Untuk menghasilkan warna yang memuaskan, proses
pencelupan dilakukan berulang-ulang.
c.
Tahap melunturkan malam
Untuk melunturkan atau melorotkan
malam pada kain batik yang telah selesai pada proses pencelupan, dilakukan
dengan cara memasukkan kain ke dalam bak yang berisi air panas yang telah
dicampur soda abu (Soda ASH) dan soda api (costik soda). Proses melunturkannya
kain dimasukkan ke dalam bak, diangkat-angkat dengan menggunakan jepitan hingga
malamnya lepas dan selanjutnya dibilas dengan air bersih, diperas, dan
dianginanginkan.
2. - Canting
-
Malam
-
Jemuran
-
Wajan
-
Kain
3. Bahan pembuatan batik tulis
1)
Canting, adalah alat tulis lilin
yang digunakan untuk menutupi pola dan motif batik. Jadi fungsinya seperti
pensil untuk lilin
2)
Pensil pola
3)
Kain mori putih yang biasanya kain
sutera atau kain katun
4)
Lilin malam (wax)
5)
Kompor atau alat pemanas lilin malam
(wax)
6)
Bahan pewarna kain
Gambar diatas adalah canting. Canting merupakan Alat
untuk menulis/ menggambar diatas kain dalam proses membatik. Canting
terbuat dari tembaga dengan gagang dari bambu. Ujung dari canting atau
biasa disebut cucuk, mempunyai lubang yang bervariasi, sehingga bisa menentukan
besar kecilnya motif.
Gambar diatas ini adalah wajan/nyamplung. Tempat ini
sebagai tempat menampung canting disebut sebagai nyamplung. Nyamplung
sebagai tempat cairan malam/ lilin.
Teknik batik tulis dilakukan dengan
menorehkan cairan malam/ lilin melalui media canting tulis. Proses
pembuatan batik tulis malam/ lilin hamper serupa dengan proses pembuatan batik
cap. Cairan malam / lilin harus tetap terjaga pada kondisi suhu 70
derajat celcius. Dengan menggunakan canting tulis cairan malam diambil
dari nyamplung. Cucuk canting harus berlubang, sehingga perlu ditiup agar
membran cairan terbuka. Setelah itu cairan malam baru dioleskan sesuai
motif yang telah digambar di kain mori dengan pensil.
Gambar proses membatik dengan menggunakan canting.
Dalam proses pembuatan batik
tulis kita harus menyiapkan terlebih dahulu kain mori terbentang, mengambar
sketsa motif batik yang akan dibuat dengan menggunakan pensil, kemudian
menorehkan cairan malam/ lilin dengan warna dengan menggunakan canting tulis
secara teliti dan hati-hati. Apabila kain mori telah selesai digambar
dengan cairan malam/ lilin, selanjutnya dilakukan proses pewarnaan, lorot
malam, membilas soda, dijemur, dan disetrika.
Proses Detail Pembuatan Batik
Tulis
1.
Siapkan kain mori/ sutra, kemudian
dibuat motif diatas kain tersebut dengan menggunakan pensil.
2.
Setelah motif selesai dibuat,
sampirkan atau letakkan kain pada gawangan
3.
Nyalakan kompor/ anglo, letakkan
malam/ lilin ke dalam wajan/ nyamplung, dan panaskan wajan dengan api kecil
sampai malam/ lilin mencair sempurna. Untuk menjaga agar suhu
kompor/ anglo stabil biarkan api tetap menyala kecil.
4.
Tahap selanjutnya, menutupi kain
dengan malam/ lilin pada bagian-bagian yang akan tetap berwarna putih (sama
dengan warna dasar kain). Canting untuk bagian halus, atau kuas untuk
bagian berukuran besar. Proses ini bertujuan agar pada saat pencelupan
bahan/ kain kedalam larutan pewarna bagian yang diberi lapisan malam/ lilin
tidak terkena pewarna.
5.
Pada proses membatik dimulai dengan
mengambil sedikit malam cair dengan menggunakan canting, tiup-tiup sebentar
biar tidak terlalu panas kemudian torehkan/ goreskan canting dengan mengikuti
motif. Dalam proses ini harus dilakukan dengan hati-hati agar jangan
sampai malam yang cair menetes diatas permukaan kain, karena akan mempengaruhi
hasil motif batik.
6.
Setelah semua motif yang tidak ingin
diwarna atau diberi warna yang lain tertutup oleh malam/lilin, selanjutnya
dilakukan proses pewarnaan. Siapkan bahan pewarna di dalam ember,
kemudian celupkan kainnya ke dalam larutan pewarna. Proses pewarnaan
pertama pada bagian yang tidak tertutup oleh malam/ lilin. Pewarnaan
dilakukan dengan cara mencelupkan kain tersebut pada warna tertentu. Kain
dicelup dengan warna yang dimulai dengan warna-warna muda, dilanjutkan dengan
warna lebih tua atau gelap pada tahap berikutnya.
7.
Setelah dicelupkan dalam pewarna,
kain tersebut di jemur dan dikeringkan.
8.
Setelah kering dilakukan proses
pelorodan, proses tehnik “pelorodan” dilakukan dengan cara lilin dikerik dengan
pisau, kemudian kain di rebus bersama-sama dengan air yang telah diberi soda
abu, atau menggunakan tehnik pelepasan lilin dengan dilumuri bensin, kemudian
Kain disetrika sehingga lilin menjadi meleh. Dari keempat jenis pelepasan
lilin di atas, tehnik perebusan kain dengan soda abu dan tehnik setrika adalah
yang lazim digunakan oleh pembatik tradisional.
9.
Kain yg telah berubah warna tadi
direbus dalam air panas. Proses ini bertujuan untuk menghilangkan lapisan
malam/ lilin sehingga motif yg telah digambar menjadi terlihat jelas.
Apabila diinginkan beberapa warna pada batik yg kita buat, maka proses dapat
diulang beberapa kali tergantung pada jumlah warna yg kita inginkan.
10.
Setelah kain bersih dari malam/
lilin dan dikeringkan, dapat dilakukan kembali proses pembatikan dengan
penutupan malam/ lilin menggunakan alat canting untuk menahan warna berikutnya.
11.
selanjutnya proses pencelupan warna
yang kedua, dengan memberikan malam/ lilin lagi, pencelupan ketiga dst.
Misalkan dalam satu kain diinginkan ada 5 warna maka proses diatas tadi diulang
sebanyak jumlah warna yg diinginkan berada dalam kain tsb satu persatu
lengkap dengan proses membuka/nglorot dan menutup malam/ lilin dilakukan
berulang kali sesuai dengan banyaknya warna dan kompleksitas motif yang
diinginkan.
12.
Setelah beberapa kali proses
pewarnaan, kain yang telah dibatik dicelupkan ke campuran air dan soda ash
untuk mematikan warna yang menempel pada batik, dan menghindari kelunturan.
13.
Proses terakhir adalah mencuci
/direndam air dingin dan dijemur sebelum dapat digunakan dan dipakai.
4. Batik
sutra berharga sekitar 2,5 juta, batik yang paling murah Rp. 65.000 sampai Rp.
80.000
5.
Batik
yang paling mahal batik yang dipakai Sultan atau anggota kerajaan lainnya.
Kemudian dilihat dari kain dan siapa pembuatnya. Misalnya batik Iwan Tirta.
Kalau kain dan corak motif yang dibuat Iwan Tirta, yang pernah membuat batik
untuk pertemuan APEC, pasti bisa mencapai sekitar 50 juta rupiah ke atas.
Usianya berapa lama? Yang penting asli atau cetakan pertama, bukan replika.
Kalau sudah asli dan usianya sudah lebih dari 100 tahun, pasti mahal".
No comments:
Post a Comment