DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................ 2
A. Persaudaraan Dalam Islam................................................. 2
B. Pengertian Ukhuwah.......................................................... 2
C. Perintah Silaturrahmi.......................................................... 3
D. Larangan Memutuskan Hubungan SIlaturrahmi................ 7
E. Manffat Silaturrahmi.......................................................... 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................ 12
B. Saran.................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 13
BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia adalah mahluk sosial yang selalu
membutuhkan perhatian, teman dan kasih sayang dari sesamanya. Setiap diri
terikat dengan berbagai bentuk ikatan dan hubungan, diantaranya hubungan
emosional, sosial, ekonomi dan hubungan kemanusiaan lainnya. Maka demi mencapai
kebutuhan tersebut adalah fitrah untuk selalu berusaha berbuat baik terhadap
sesamanya. Islam sangat memahami hal tersebut, oleh sebab itu hubungan
persaudaraan harus dilaksanakan dengan baik.
Hubungan persaudaraan sesama muslim mempunyai
kewajiban untuk saling membantu, saling menghormati, menjenguk ketika sakit,
mengantarkan sampai ke kuburan ketika meninggal dunia, saling mendoakan,
larangan saling mencela, larangan saling menghasud dan lain sebagainya.
Semangat persaudaraan di antara sesama Muslim
hendaknya didasari karena Allah semata, karena ia akan menjadi barometer yang
baik untuk mengukur baik-buruknya suatu hubungan.
Dalam hadits Rasulullah bersabda, “Barangsiapa
yang bersaudara dengan seseorang karena Allah, niscaya Allah akan mengangkatnya
ke suatu derajat di surga yang tidak bisa diperolehnya dengan sesuatu
dariamalnya.” ( HR. Muslim).
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERSAUDARAAN DALAM ISLAM
Islam
adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, sebagai Nabi penutup bagi para
Nabi yang lain atau dikenal dengan Khotamul Anbiya. Nabi Muhammad
membawakan Islam dengan syari’at dan kesempurnaan dalam ajarannya. Salah satu
bentuk ajarannya adalah bahwa setiap Muslim wajib mengetahui dan mengamalkan
hal – hal yang menjadi kewajibannya sesuai dengan sumber Al-Qur’an dan
As-Sunnah. Tidak lain, bahwa hal tersebut pada hakikatnya adalah untuk mengukur
tingkat ketaqwaan manusia terhadap Allah SWT.
Ketika
manusia ingin mendapatkan predikat bahwa mereka telah bertaqwa kepada Allah
SWT, tentunya tidak hanya cukup dengan diucapkan saja, namun perlu adanya
tindakan dan amal perbuatan yang mencerminkan hal tersebut. Dalam hal ini,
banyak yang menjadi perantara, cara, atau tindakan yang dapat dilakukan. Salah
satunya adalah menjalankan Ibadah.
Bentuk
Ibadah, tentunya tidak hanya ibadah yang langsung berhubungan dengan Allah SWT,
namun bagaimana sesuatu itu dapat bernilai sebagai Ibadah sehingga kita bisa
mendapatkan pahala, ridla dan barokah dari Allah SWT. Salah satu bentuk ibadah
itu adalah ibadah yang kita jalin diantara sesama hamba Allah, yaitu ibadah
kepada setiap manusia.
Tentunya
ketika kita tahu, bahwa setiap manusia di muka bumi ini adalah sauadara, maka
kita akan mempunyai rasa dan naluri bagaimana kita akan merawat, menjaga, dan
menyayangi diantara sesamanya. Sehingga banyak manfaat yang bisa didapatkan dan
perpecahan dapat disingkirkan. Dan perlu diketahui pula bahwa Allah SWT juga
sangat menyukai setiap kaumnya yang saling menjaga dan menyayangi karena Dia
semata.
Dari
hal tersebut, pada kesempatan kali ini sebagai pemakalah, saya akan memberikan
batasan terkait dengan materi yang disampaikan yaitu tentang Menyambung Tali
Ukhuwah dan Hadits yang menerangkannya.
B.
PENGERTIAN
UKHUWAH
Ukhuwah
berasal dari kata خ ا( bahasa arab) yang artinya adalah saudara.
Ukhuwah berarti persaudaraan. Dalam hal ini, yang dimaksudkan dengan saudara
itu sendiri adalah bukan hanya dan tidak hanya terbatas kepada saudara yang
masih ada hubungan kekeluargaan, akan tetapi saudara seiman, sehingga tidak
dibatasi oleh sekat dan pembatas keturunan, kebangsaan, kedaerahan, dan
sebagainya.[1]
Hal
tersebut, dapat kita ketahui bahwa Allah SWT juga telah berfirman dalam
alqur’an: setiap mukmin adalah saudara yang diperintahkan Allah SWT untuk
saling mengikrarkan perdamaian dan berbuat kebajikan diantara satu dengan yang
lainnya, dalam rangka untuk taat dan bertaqwa kepada-Nya. Firman Allah SWT:
$yJ¯RÎ) tbqãZÏB÷sßJø9$# ×ouq÷zÎ) (#qßsÎ=ô¹r'sù tû÷üt/ ö/ä3÷uqyzr& 4 (#qà)¨?$#ur ©!$# ÷/ä3ª=yès9 tbqçHxqöè? ÇÊÉÈ
Yang
artinya:
Setiap
mukmin adalah saudara, maka demikian lah antara dua saudaramu itu dan takutlah
kepada Allah SWT semoga engkau mendapat rahmat.[2]
C.
PERINTAH
SILATURRAHMI
Silaturrahmi
adalah istilah yang sangat akrab dan populer didalam pergaulan kehidupan umat
manusia. Istilah itu sesungguhnya berasal dari kata bahasa arab yang artinya
menyambung tali kasing sayang, yang tidak lain hal itu merupakan kebutuhan
setiap makhluk kidup termasuk di dalamnya binatang.[3]
Makna
perintah Allah kepada para muslim semua, agar mereka menjadi orang – orang yang
berukhuwah adalah hendaknya mereka konsisten dalam melaksanakan apa yang diperintahkan-Nya
dan menjauhi apa yang menjadi larangan-Nya, serta menjaga diri dari segala
sifat tercela, sehingga mereka dengan demikian menjadi orang – orang yang
berukhuwah dalam Islam.[4]
Kasih
sayang merupakan salah satu sifat yang dimiliki oleh Allah SWT, yang sangat
banyak disebutkan dalam Al Qur’an. Sebagai kaum yang percaya kepada-Nya tentu
harus berupaya untuk meneladani sifat keutamaan Allah SWT tersebut dalam
menjalani kehidupannya. Karena sesuai dengan janjinya Allah akan menjadikan
kasih sayang ada dalam hati orang – orang beriman dan beramal saleh.
Sebagaimana firman-Nya:
¨bÎ) úïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qè=ÏJtãur ÏM»ysÎ=»¢Á9$# ã@yèôfuy ãNßgs9 ß`»oH÷q§9$# #tãr ÇÒÏÈ
Yang
artinya:
Sesungguhnya
orang – orang yang beriman dan beramal shaleh, yang Maha Rahman (Allah) akan
mengadakan bagi mereka perasaan kasih sayang bagi sesamanya. [5]
Berangkat
dari ayat tersebut, secara logika setiap mukmin hendaknya hidup
berdampingandengan penuh kasih sayang. Namun, dalam kenyataannya dapat kita
ketahui bahwa kehidupan dimasa kini penuh dengan adanya permusuhan,
perselisihan, pertikaian, perselisihan, pertengkaran, adu domba, dan sifat –
sifat tidak terpuji lainnya yang semuanya menunjukkan kering dan munimnya sifat
kasih sayang terhadap sesamanya.
Sedangkan
Islam dalam berbagai ayat Al Qur’an maupun hadits Nabi sebagai sumber ajarannya
telah banyak menganjurkan pentingnya akan pengaplikasian dari sifat kasih
sayang terhadap sesamanya, serta melarang setiap sifat yang berbau permusuhan
dan pertikaian.
Hadits
Nabi Muhammad SAW, berbunyi:
ان الله تعا لى كتب في ام الكتا ب قبل ان يخلق السموات والارض انني
انا الرحمن خلقت الرحم وشقفت لها اسما من اسمى فمن و صلها وصله ومن قطعها قطعته
(راواهو الطبرنى عن جرير)
Yang
artinya:
“Sesungguhnya
Allah ta’ala telah menuliskan dalam pokok kitab, sebelum menciptakan langit dan
bumi, Aku Maha Penyayang. Aku ciptakan kasih sayang dan Aku ambil kalimat itu
dari salah satu nama-Ku. Sebab itu siapa yang memperhubungkan kasih sayang
(Silaturrahmi), Aku akan menghubungi orang itu. Sebaliknya siapa yang
memutuskan kasih sayang, Aku memutuskan pula hubungan dengan orang itu”.[6]
Kandungan
Tajwid pada hadits diatas:
No.
|
Kosa
Kata
|
Bacaan
|
Sebab
|
1.
|
ان
الله
|
Ghunnah
|
Ada ن bertasydid
|
2.
|
تعا
لى
|
Mad Tabi’i
|
Ada ا jatuh setalah harakat fathah
|
3.
|
في
|
Mad Tabi’i
|
Ada ي jatuh
setelah harakat Kasrah
|
4.
|
ام
الكتا ب
|
Ghunnah
|
Ada م bertasydid
|
5.
|
الكتا
ب
|
Idzhar
Qamriyah
|
Ada ال bertemu ك
|
6.
|
الكتا
ب
|
Mad Tabi’i
|
Ada ا jatuh setalah harakat fathah
|
6.
|
ان
يخلق
|
Idzgham
Bighunnah
|
Ada ن bertemu ي
|
7.
|
السموات
|
Idzgham
Syamsiyah
|
Ada ال bertemu س
|
8.
|
والارض
|
Idzhar
Qamriyah
|
Ada ال bertemu ا
|
9.
|
انني
|
Ghunnah &
Mad Tabi’i
|
Ada ن bertasydid & Ada ي jatuh
setelah harakat Kasrah
|
10.
|
انا
الرحمن
|
Idzgham
Syamsiyah
|
Ada ال bertemuر
|
11.
|
خلقت
|
Qalqalah
Sughra
|
Ada ق sukun didalam kalimat
|
12.
|
الرحم
|
Idzgham
Syamsiyah
|
Ada ال bertemuر
|
13.
|
لها
|
Mad Tabi’i
|
Ada ا jatuh setalah harakat fathah
|
14.
|
من
اسمى
|
Idzhar
|
Ada ن sukun bertemu ا
|
15.
|
فمن
و صلها
|
Idzghom
Bilaghunnah
|
Ada ن sukun bertemu و
|
16.
|
و
صلها
|
Mad Tabi’i
|
Ada ا jatuh setalah harakat fathah
|
17.
|
ومن
قطعها
|
Ikhfa
|
Ada ن sukun bertemu ق
|
18.
|
قطعها
|
Mad tabi’i
|
Ada ا jatuh setalah harakat fathah
|
Telah
diungkapkan juga oleh Juwariyah yang diambil dari sumber Al-Jami’ ash-shaghir
Jilid II karya Abdurrahman Jalaluddin, dimana perintah untuk saling mengasihi
itu ditunjukkan Nabi SAW melalui sabdanya:
عن سهل بن سعد ر ضي الله عنه, عن النبي صلى الله عليه و سلم قال: ار
حم من في الارض يرحمك من في السماء (حديث حسن رواه الطبرنى)
Yang
artinya:
Dari
Sahal bin Sa’ad r.a. berkata: Nabi SAW, Sayangilah penduduk bumi niscaya akan
menyayangimu yang ada di langit.
Hadits
diatas memerintahkan kepada kita untuk menyayangi semua yang hidup di bumi
termasuk di dalamnya, binatang dan tumbuh – tumbuhan. Perlu diketahui, jika
kita manusia dapat melakukan hal itu maka Allah SWT dan para Malaikat akan
menyayangi kita. Namun sebaliknya, jika manusia hidup dengan saling benci
diantara sesama dan makhluk hidup, dan
tidak menyayangi lingkungan maka tidak menutup kemungkinan Allah juga tidak
akan menyayangi mereka.
Sedangkan
Allah SWT, apabila telah menyayangi dan mencintai hamba-Nya akan menaruh
cinta-Nya itu dihati para malaikat, dan demikian pula apabila Dia membenci
hambanya maka akan menaruh kebencian-Nya dihati semua anak Adam. Seperti sabda
Nabi yang diambil dalam kitab Al-Jami’ash-Shaghir, jilid II, oleh Abdurrahman
Jalaluddin, yang berbunyi:
عن انس رضي الله عنه قال: قال النبي صلى الله عليه و سلم: اذا احب
الله عبدا قذف حبه في قلوب الملا ئكة, واذا ابغض الله عبدا قذف بغضه في قلوب الملا
ئكةثم يقذفه في القلوب الادميين (رواه ابن نعيم في الحليه)
Yang
artinya:
Dari
Anas r.a. berkata: Nabi SAW bersabda: apabila Allah SWT telah mencintai seorang
hamba Dia menaruh cinta-Nya di hati para Malaikat dan apabila Allah membenci
seorang hamba Dia menaruh kebencian-Nya di hati para Malaikat kemudian
menaruhnya di hati anak Adam. (H.R. Ibnu Na’im dalam kitabnya Al-Hilyah).
Karena
jika itu seseorang memiliki sifat kasih sayang terhadap sesama maka Allah SWT
akan mengasihinya dan kasih Allah SWT tersebut diletakkan di hati para Malaikat
dan semua anak Adam, sehingga para Malikat dan semua manusia akan mengasihi
orang yang memberikan kasihnya kepada orang lain, dan demikian sebaliknya.
Kasih
sayang akan sanggup menjadi perekat tali persaudaraan antar sesama, dan
sebaliknya permusuhan dan kebencian akan menjadi penyebab terputusnya tali
persaudaraan dan persahabatan yang dilarang oleh agama.
Oleh
karena itu, menyambung tali persaudaraan akan dapat menjadi sarana kelapangan
rizki dan panjang umurnya. Hal ini telah disebutkan dalam hadits Nabi, yang
berbunyi:
عن انس رضي الله عنه النبي صلى الله عليه و سلم قال: من احب ان يبسط
له في رزقه وينسا له في اثره فاليصل رحمه (متفق عليه)
Yang
artinya:
Dari
r.a dia berkata: Barang siapa ingin dilapangkan rizkinya dan ditangguhkan atau
dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali kasih dengan
keluarganya. (H. R. Bukhari Muslim).[7]
Dalam
hadits riwayat Bukhari dikatakan bahwa menyambung tali persaudaraan atau
kekeluargaan bukanlah sekedar mengimbangi kebajikan yang telah dilakukan sanak
keluarga akan tetapi penyambung tali kekeluargaan adalah orang yang ketika ada
keluarga – yang karena sebab – memutuskan hubungan kekeluargaan dengannya, dia
sanggup dan bersedia untuk memperbaiki dan menyambungtali yang telah diputuskan
tersebut.[8]
Dalam
hadits riwayat Bukhari dikatakan bahwa Rahim/ kasih sayang atau kekeluargaan
itu tergantung di Arsy, siapa yang menyambungkannya dan memutuskannya Allah
akan memutuskannya. Hadits tersebut dikutip oleh Juwariyah dari Kitab
Riyadhushalihin, Jus I karangan Imam Nawawi, yang berbunyi sebagai berikut:
عن عائشة رضي الله عنها عن النبي صلى الله عليه و سلم قال: الر حم
معلقة با لعرش تقول: من وصلني و صله الله, و من قطعنى قطعه الله (متفق عليه)
Yang
artinya: dari ‘Aisyah r.a dari Nabi SAW bersabda: rahim/ kekeluargaan itu
tergantung di ‘Arsy. Rahim itu berkata: Barang siapa menyambungku Allah akan
menyambungnya dan barangsiapa memutuskanku maka Allah akan memutuskan hubungan
dengannya. (H. R. Bukhari Muslim).
Manusia
hanya akan jadi seperti apa yang dia usahakan, demikian pula dengan jalinan
tali kasih dalam pergaulan, ketika seseorang mempererat tali kekeluargaan maka
tali itu akan menjadi lekat dan kuat, akan tetapi sebaliknya ketika dia
mengupayakan untuk memutuskan tali tersebut maka akan hilanglah keharmonisan
sebuah persahabatan atau persaudaraan, sehingga yang tinggal hanyalah kagalauan
dalam hidup karena ketika dia putuskan hubungan dengan keluarga maka Allah akan
memutuskan hubungan dengannya.[9]
Ketika
Allah telah memutuskan hubungan dengan hamba-Nya maka tidak ada lain yang
terjadi dalam diri hamba itu kecuali penderitaan, dan jika seorang hamba
memiliki hubungan yang harmonis dengan Allah sebagai pencipta dan pemiliknya
maka hanya kebahagiaan dan ketentraman yang dia rasakan. Karena itu, ketika
seorang sahabat meminta kepada Nabi untuk ditunjukkan terhadap amal yang dapat
memasukannya ke surga, Nabi mengatakan bahwa salah satunya adalah adalah
menyambung tali persaudaraan. Tentang hal ini sabda Nabi dari kitab Riyadhus
Shalihin karangan Imam Nawawi Jus I, berbunyi:
عن ابى ايوب خا لد بن زيد الانصا رى رضى الله عنه: ان رجلا قال: يا
رسول الله اخبرني بعمل يدخلني الجنة فقال النبي صلى الله عليه و سلم: تعبد الله
ولا تشرك به شيئا, و تقيم الصلاة وتؤتى الزكاة وتصل الرحم (متفق عليه)
Yang
artinya:
Dari
Abu Ayub Khalid bin Zaid r.a bahwa seseorang telah berkata: Wahai Rasulullah
kabarkanlah kepadaku tentang amalan yang dapat masukkanku ke surga! Maka Nabi
bersabda: Engkau sembah Allah SWT dan jangan engkau sekutukan dia dengan
sesuatupun, engkau dirikan shalat, engkau bayarkan zakat, dan engkau sambung
tali persaudaraan (H.R. Bukhari Muslim)
Dalam
hadits diatas secara tegas Nabi menyampaikan bahwa sillaturrahmi termasuk
amalan yang dapat memasukkan orang ke dalam surga Allah, apabila orang itu
beriman, mendirikan shalat, memberikan hak fakir miskin dengan mengeluarkan
zakat.[10]
D.
LARANGAN
MEMUTUSKAN HUBUNGAN SILATURRAHMI
Nabi
SAW bersabda:
عن جا بر بن مطعم قال: قال النبي صلى الله عليه و سلم: لا يدخل الجنة
قا طع ويعنى قا طع الرحم (متفق عليه)[11]
Yang
artinya:
Dari
Jabir bin Muth’im berkata: Rasulullah SAW bersabda: Tidak masuk surga orang
yang memutuskan, yaitu memutuskan hubungan persaudaraan. (H.R. Bukhari Muslim).
Orang
yang memutuskan hubungan persaudaraan berarti dia telah berbuat maksiat karena
telah melanggar perintah Allah dan Rasul-Nya tentang kewajiban umat Islam untuk
menyambung tali persaudaraan. Bahkan sekedar menjauhi dan meninggalkan
saudaranya lebih dari tiga malam dengan niat memutuskan hubungan persaudaraan
pun tidak dibenarkan. Sebagaimana sabda Nabi yang diambil dari kitab At-Tajriid
ash-Shariih oleh Juwariyah, yang berbunyi:
عن ابى ايوب الانصارى رضى الله عنه ان رسو ل الله صلى الله عليه وسلم
قال: لا يحل لرجل ن يهجر اخا ه فوق ثلا ث ليا ل يلتقيا نفيعرض هذا ويعرض هذا
وخيرهما الذى يبدا بالسلام.
Yang
artinya:
Dari
Abu Ayub al-anshari r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda: tidak dihalalkan bagi
seseorang meninggalkan saudaranya sampai lebih dari tiga malam, keduanya
bertemu dan saling berpaling, sedangkan yang terbaik diantara keduanya adalah
yang memulai dengan salam.
Dalam
sabdanya yang lain Nabi mengatakan:
عن ابى هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه و سلم :
هن اعمل امتى تعرض عشية الخميس ليلة الجمعة, فلا يقبل عمل قا طع الرحم (رواه البخا
ر)
Yang
artinya:
Dari
Abu Hurairah r.a berkata Rasulullah saw bersabda: sesungguhnya amal umatku
dilaporkan (kepada Allah) pada hari kamis malam jum’at, maka tidaklah diterima
amal orang yang memutuskan hubungan persaudaraan (H. R. Bukhari).[12]
Kemudian
sabda Nabi yang diambil dari kitab Subulussalam Jus IV oleh Juwariyah,
berbunyi:
وعن ابن مسعود قال: قال النبي صلى الله عليه وسلم : ان ابواب السماء
مغلقة دون قا طع الرحم (رواه الطبرني)
Yang
artinya;
Dari
Ibnu Mas’ud r.a berkata: sesungguhnya pintu – pintu langit itu tertutup untuk
orang yang memutuskan hubungan persaudaraan. (H. R. Thabrani).
Dua
hadits diatas memperjelas betapa Nabi telah mengutuk perbuatan dari orang –
orang yang memutusan tali silaturrahmi atau hubungan persaudaraan, yang secara
tegas diperintahkan Allah SWT untuk senantiasa menyambungnya, sehingga
dikatakan bahwa amal seseorang yang dalam keadaan memutuskan hubungan
persaudaraan tidak diterima oleh Allah, dan oleh karenanya dikatakan pula bahwa
pintu – pintu langit yang disana penuh dengan berkah juga tertutup untuk orang
– orang yang memutuskan hubungan tali persaudaraan.[13]
Hal
itu dapat dipahami karena kecintaan seseorang terhadap saudaranya merupakan
bukti dari keimnan seseorang, sehingga ketika seseorang telah memutuskan
hubungan kasih sayang terhadap sesama sebagai bentuk persaudaraan maka dia
telah kehilangan sebagian dari keimannya, karena keimanan yang sempurna
menuntut kecintaan terhadap sesama muslim sebagaimana cintanya terhadap diri
sendiri. Sabda Nabi SAW:
عن انس رضى الله عنه عن النبي صلى الله عليه و سلم انه قال: والذى
نفسي بيده لا يؤمن عبد حتى يحب لاخيه ما يحب لنفسه (متفق
عليه)
Yang
artinya:
Dari
Anas r.a dari Nabi SAW berkata: Demi dzat yang jiwaku ada di tangan – Nya,
tidaklah sempurna keimanan seorang hamba sehingga dia menyintai saudaranya
sebagaimana menyintai dirinya sendiri. (H. R. Bukhari Muslim).[14]
Cinta
akan selalu melahirkan perhatian dan kepedulian, cinta juga akan membuat
seseoang rela berkorban, karena itu untuk mewujudkan rasa cinta terhadap sesama
Nabi memerintahkan kepada umatnya agar menolong saudaranya baik dalam keadaan
dhalim atau madhlum. Sebagaimana hadits Nabi yang diambil dari Jawahirul Bukhari
karangan Musthofa Muhammad ‘Imaroh oleh Juwariyah, yang berbunyi:
عن انس رضى الله عنه عن النبي صلى الله عليه و سلم انه قال: انصر اخاك
ظا لما او مظلوما قال يا رسول الله هذا ننصره مظلوم فكيف ننصره ظالما ؟ قال:تاء خذ
فوق يدي (تمنعه عن الظلم بالفعل ان لم يمتنع با لقول)
Yang
artinya:
Dari
Anas r.a berkata: tolonglah saudaramu dalam keadaan menganiaya atau teraniaya.
Mereka berkata: Wahai rosul Allah SWT ini kami tolong karena teraniaya,
bagaimana kami menolong orang aniaya? Nabi bersabda: Engkau cegah dari
kedhaliman dengan tangan kalau tidak bisa dengan lisan.
Pepatah
mengatakn bahwa teman sejati adalah orang yang bisa membantu menangis bukan
yang membuatmu tertawa. Nasehat atau peringatan adalah sesuatu yang terkadang
menyakitkan, akan tetapi sebenarnya dia merupakan bentuk dari kasih sayang,
karena membiarkan orang yang melakukan kesalahan sama dengan menjerumuskan.
Karena itu, jagalah persaudaraan dan pertemanan dengan bersedia sling tolong
menolong dalam kebaikan agar selamat dalam menjalani kehidupan.
E.
MANFAAT
SILATURRAHMI
Silaturahmi merupakan ibadah yang sangat agung, mudah dan
membawa berkah. Kaum muslimin hendaknya tidak melalaikan dan melupakannya.
Sehingga perlu meluangkan waktu untuk melaksanakan amal shalih ini. Demikian
banyak dan mudahnya alat transportasi dan komunikasi, seharusnya menambah
semangat kaum muslimin bersilaturahmi. Bukankah silaturahmi merupakan satu
kebutuhan yang dituntut fitrah manusia? Karena dapat menyempurnakan rasa cinta
dan interaksi sosial antar umat manusia. Silaturahmi juga merupakan dalil dan
tanda kedermawanan serta ketinggian akhlak seseorang.
Silaturahim termasuk akhlak yang mulia. Dianjurkan dan
diseru oleh Islam. Diperingatkan untuk tidak memutuskannya. Allah Ta’ala telah
menyeru hambanya berkaitan dengan menyambung tali silaturahmi dalam sembilan
belas ayat di kitab-Nya yang mulia. Allah Ta’ala memperingatkan orang yang
memutuskannya dengan laknat dan adzab, diantara firmanNya,
ö@ygsù óOçFø|¡tã bÎ) ÷Läêø©9uqs? br& (#rßÅ¡øÿè? Îû ÇÚöF{$# (#þqãèÏeÜs)è?ur öNä3tB$ymör& ÇËËÈ y7Í´¯»s9'ré& tûïÏ%©!$# ãNßgoYyès9 ª!$# ö/àS£J|¹r'sù #yJôãr&ur öNèdt»|Áö/r& ÇËÌÈ
Yang
artinya: “Maka apakah kiranya jika kamu
berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan
kekeluargaan ? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikanNya
telinga mereka, dan dibutakanNya penglihatan mereka.”[15]
$pkr'¯»t â¨$¨Z9$# (#qà)®?$# ãNä3/u Ï%©!$# /ä3s)n=s{ `ÏiB <§øÿ¯R ;oyÏnºur t,n=yzur $pk÷]ÏB $ygy_÷ry £]t/ur $uKåk÷]ÏB Zw%y`Í #ZÏWx. [ä!$|¡ÎSur 4 (#qà)¨?$#ur ©!$# Ï%©!$# tbqä9uä!$|¡s? ¾ÏmÎ/ tP%tnöF{$#ur 4 ¨bÎ) ©!$# tb%x. öNä3øn=tæ $Y6Ï%u ÇÊÈ
Artinya : “Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan
(mempergunakan) namaNya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah)
hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.”[16]
Kini dapat kita mengerti, betapa pentingnya silaturahmi dalam Islam. Maka melihat pentingnya silaturahmi tersebut, berikut merupakan 10 manfaat Silaturahmi, yaitu:[17]
1. Mendapatkan
ridho dari Allah SWT.
2. Membuat orang
yang kita dikunjungi berbahagia. Hal ini amat sesuai dengan sabda Rasulullah
SAW, yaitu “Amal yang paling utama adalah membuat seseorang berbahagia.”
3. Menyenangkan
malaikat, karena malaikat juga sangat senang bersilaturahmi.
4. Disenangi oleh
manusia.
5. Membuat iblis
dan setan marah.
6. Memanjangkan
usia.
7. Menambah banyak
dan berkah rejekinya.
8. Membuat senang
orang yang telah wafat. Sebenarnya mereka itu tahu keadaan kita yang masih
hidup, namun mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Mereka merasa bahagia jika
keluarga yang ditinggalkannya tetap menjalin hubungan baik.
9. Memupuk rasa
cinta kasih terhadap sesama, meningkatkan rasa kebersamaan dan rasa
kekeluargaan, mempererat dan memperkuat tali persaudaraan dan persahabatan.
10. Menambah pahala
setelah kematiannya, karena kebaikannya (dalam hal ini, suka bersilaturahmi)
akan selalu dikenang sehingga membuat orang lain selalu mendoakannya.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Salah satu lanadsan utama yang mampu menjadikan
umat bersatu atau bersaudara ialah persamaan kepercayaan atau akidah. Ini telah
dibuktikan oleh bangsa Arab yang sebelum Islam selalu berperang dan bercerai-berai
tetapi setelah mereka menganut agama Islam dan memiliki pandangan yang sama
baik lahir maupun batin, merka dapat bersatu.
Betapa penting silaturahmi dalam kehidupan umat
islam terutama dalam pendidikan. Hal ini karena menyambung silaturahmi berpengaruh
terhadap pendidikan karena bekal hidup di dunia dan akhirat, orang yang selalu
menyambung silaturhami akan dipanjangkan usianya dalam arti akan dikenang
selalu.
B.
SARAN
Tentunya penyusun menyadari bahwa apa yang ada
dalam makalah ini masih sangatlah jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu
penyusun berharap kepada para pembaca dan penyimak makalah ini untuk bersedia
memberikan kritik ataupun saran yang sifatnya konstruktif untuk kemudian bisa
lebih memperbaiki lagi dalam penysunan makalah serupa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Fahruddin H.S dan Irfan Fahruddin
SH. 2001. Pilihan Sabda Rasul, Jakarta: Bumi Aksara.
Juwariyah. 2010. Hadis
Tarbawi, Yogyakarta: Teras.
Mahfud,
Abdul Halim. 2000. Fiqh Ukhuwah (Merajut Benang Ukhuwah Islamiyah).
Solo. Era Internedia.
Zakariya , Imam Abi. -. Riyadhu
Ash-Shalihin,Terj. Ahmad Sunarto, Jus I, Jakarta: Pustaka.
Al Qur’an Terjemah
http://tawbat.com/keutamaan-silaturahmi/, diakses pada tanggal 28 Maret 2013, pukul 16.43 WIB.
[2] Q.S. Al –
Hujurat, 49: 10.
[3] Juwariyah, Hadis
Tarbawi, Yogyakarta: Teras, Hal. 48.
[4] Abdul Halim
Mahmud, Fiqh Ukhuwah (Merajut Benang Ukhuwah Islamiyah), Solo: Era Intermedia,
Hal. 47.
[5] Q.S. Maryam,
19: 36.
[6] Fahruddin H.S
dan Irfan Fahruddin SH, Pilihan Sabda Rasul, Jakarta: Bumi Aksara, Hal.
98.
[7] Imam Abi
Zakariya, Riyadhu Ash-Shalihin, Terj. Ahmad Sunarto, Jus I, Jakarta: Pustaka,
Hal. 329.
[8] Juwariyah, Hadis
Tarbawi, Yogyakarta: Teras, Hal. 51.
[9] Ibid., Hal.
52.
[10] Ibid., Hal.
53.
[11] Ibid., Hal. 53
[12] Ibid., Hal.
53.
[13] Ibid., Hal.
53.
[14] Ibid., Hal.
54.
[15] Q.S. Muhammad,
(42): 22-23.
[16] Q.S. Annisa,
(4): 1.
No comments:
Post a Comment